Permulaan

1.1K 55 8
                                    

How to marry Sakura

CICITT
CICITT
*sejujurnya author gatau cara mendeskripsikan suara burung*

     Terdengar sayup-sayup suara burung berkicauan di telinga sang sulung Uchiha yang sedang bermuram durja karena cinta.
     Perlahan ia menampakkan manik onyx nya ke arah jendela kamarnya, memandang indahnya pemandangan dan merasakan hangat sinar mentari yang membuat nyaman seluruh tubuhnya. Ya, pada akhirnya ia benar-benar merasakan suatu fajar, hangatnya sinar mentari yang baru datang. Setelah bertahun-tahun ia berada di bawah kendali sang kegelapan.

"Sudah bangun, Sasuke?" Tegur seseorang yang menatapnya dari sudut kamarnya. Ia menolehkan pandangannya ke sudut yang memanggilnya. Itachi berdiri disana, melihatnya sambil tersenyum.
      Seketika ia mengingat kejadian yang semalam menimpanya. Kembalinya sang kakak untuk membantu dirinya meraih kebahagiaannya secara tidak langsung menyentuh titik sensitif di dalam hatinya, menyita sedikit perhatiannya, dan menimbulkan rasa haru.
     Ia menunduk. Menikmati sebuah rasa hangat yang mulai mengambil tempat dalam hatinya, perlahan mengusir kegelapan dalam jiwanya. Dan menitikkan air mata. Akhirnya, dia merasakan permulaan dari bahagia.
"Sasuke, bersiaplah." Ucap Itachi membuyarkan lamunannya.
"Hn?" Tanya Sasuke bingung.
"Mulai hari ini aku akan menemani mu menguntit Sakura." Jelas Itachi yang pastinya membuat Sasuke kaget.
"Siapa yang merencanakan untuk menguntit Sakura?" Jawab Sasuke datar namun dengan tatapan tajam kearah kakaknya itu.
"Aku." Jawabnya santai.
     Sasuke yang mendengar omongan Nii-san nya itu pun memutar bola matanya malas, dan berniat untuk kembali berleha-leha di pulau kapuk kesayangannya. Ya, karna tidurnya tak nyenyak semenjak Itachi mengejutkannya jam 2 pagi tadi.
     Itachi yang sadar akan apa yang ingin dilakukan Sasuke pun segera berpindah tepat di belakang punggung Sasuke yang sudah mulai merebahkan diri, dan lalu menyeretnya dengan watados ke arah kamar mandi.
"Apa-apaan kau Nii-san!!" Protes Sasuke disaat kakak kesayangannya sedang menyeret nya dengan indahnya.
"Hanya melakukan kewajibanku." Jawab Itachi santai.
"Tapi kau tidak harus mengubah cara hidupku, Nii-san!" Rajuk Sasuke.
"Ini baru permulaan! Bahkan kau belum melakukan pendekatan sedikitpun kan?!" Ejek Itachi.
"Hn."
"Oh ayolah Ototou sayang, hilangkan kebiasaan dinginmu itu."
"Akan ku usahakan."
"Baiklah, sekarang cepat mandi dan bersiap."
"Tap-"
"Tidak usah pakai protes, baka!" Bentak Itachi.
     Dan lalu Itachi memilih menunggu di ruang tamu sembari bernostalgia tentang keluarga kecilnya yang bahagia.

-oOo-

TAP
TAP
TAP

     Terdengar suara langkah kaki berat yang bersentuhan dengan lantai kayu rumah sang Uchiha terakhir itu.
"Kau sudah selesai?"
"Hn."
"Ayo!" Semangat Itachi yang lagi-lagi mengharuskan Sasuke untuk berlapang dada karena di seret kakaknya.
     Sasuke terdiam di perjalanan. Sedangkan Nii-san nya terlihat memandang Konoha yang penuh hiruk pikuk kegiatan pagi itu dengan sebuah cengiran bahagia.
     Mau tak mau Sasuke ikut bahagia. Kakaknya datang jauh-jauh dari alam baka sana untuk membantu nasib percintaan dirinya, walaupun Sasuke tak yakin tentang segala sesuatu yang di lakukan kakaknya.
     Memang kecerdasan Itachi sebagai mantan ketua ANBU tidak dapat di pungkiri lagi. Namun siapa yang akan mengelak jika ada yang mengatakan bahwa Itachi tak berpengalaman soal perasaan? Lalu dari mana ide yang di dapatkan Itachi untuk membantu nya?
     Saat di pusat keramaian Konoha, terlihat segerombolan gadis yang berusaha sambil berdesak-desakan dengan penduduk lain yan berlalu lalang, demi menghampiri Sasuke.
     Sasuke yang sudah tidak terbiasa menghadapi situasi seperti itu pun panik, dan menatap kakaknya dengan tatapan mengemis iba seolah mengatakan bantu-aku-keluar-dari-hal-menyebalkan-ini.
     Jangan ditanya, Itachi pasti peka dengan keadaan. Ia pun segera menampakan wujud aslinya dan mengisyaratkan Sasuke untuk pergi. Setelah Sasuke pergi ia pun mengeluarkan Susanoo nya yang sontak membuat para fangirl Sasuke itu memekik memuja.
"AHH ITACHI SENPAI!!"
"BUKANNYA KAU SUDAH MATI?"
"TAK DAPAT SASUKE, ARWAH ITACHI PUN JADI!!"
"RELAKAN AKU UNTUK MENJADI PENDAMPING HIDUPMU!!"
  
     Berbagai suara kericuhan berdatangan, apalagi saat Itachi mulai menyeringai senang sambil membatin,'Ternyata aku jadi populer sekarang.'

SASUKE POV

     'Cih dasar Aniki bodoh. Untuk apa dia memilih melayani para gadis menyebalkan itu? Apa dia ingin mencari popularitas baru untuk mengalahkanku?' Batinku kepedean.
     Setelah lama berjalan tak tentu arah, aku memutuskan untuk pergi ke kedai Yakiniku. Tempat tongkrongan favorit tim nya Shikamaru.
     Seperti yang ku duga, ternyata kini aku menemui mereka sedang menikmati daging sembari bercanda ria. Ups mata ku tak luput melihat seseorang yang duduk di sebelah gadis feminim berambut pirang panjang itu. Si kulit pucat yang kabarnya popularitasnya di Konoha hampir menyerupai diriku, karena di duga-duga mirip denganku. Oke kuralat, 'mirip apanya? Gayanya yang kikuk serta senyum palsu yang selalu menghiasi wajah pucatnya saja sudah menandakan perbedaan drastis dariku yang selalu cool dan hemat bicara.' Batinku dan lalu memilih tempat duduk yang jauh dari mereka agar terhindar dari basa-basi yang membosankan.
     Namun saat aku hendak berjalan ke arah tempat pilihanku, Chouji melihatku.
"Hei Sasuke bergabunglah!" Tawar Chouji
"Tidak terimakasih." Jawabku singkat sembari berusaha menghindari mereka dengan terus berjalan.
"Ayo bergabung saja Sasuke-kun!" Seru Ino.
     Akupun melirik Sai yang sepertinya sedang mendelik ke arahku dengan tatapan kalau-kau-mendekat-akan-ku-bunuh-kau.
"Tidak, lebih baik kau perhatikan saja si kulit pucat itu." Jawabku sembari berjalan menuju tempat duduk pilihanku sembari mengabaikan omongan mereka. Namun tetap saja ada beberapa perkataan yang tertangkap oleh pendengaran tajamku dan merasuk di otakku.
"Eh Sai, kau sudah dengar kabar belum kalau Sakura-forehead akan di beri misi untuk tinggal di Suna sementara waktu?" Tanya Ino kepada sang kekasih tercinta.
"Ya, pasti selama disana dia akan ditemani oleh Temari, itupun jika ia tidak sibuk kencan dengan Shikamaru." Jawab Sai polos.
     Shikamaru yang merasa jiwanya terpanggil pun bangun dari tidurnya dan menampakkan wajah malasnya yang sedikit bersemu merah.
     Aku yang tertarik dengan arah pembicaraan mereka pun mulai menguping dengan khidmat.
"Iya betul Sai, namun jika Temari tidak ada pasti satu-satu nya jalan adalah dia akan terus bersama Kazekage tampan itu, atau Kankurou." Tambah Chouji.
"Huh aku kesal kenapa Hokage ke enam tidak mengizinkanku untuk menemani Sakura?" Cibir Ino.
"Mungkin ia sudah menyiapkan teman yang baik untuk Sakura dari desa Konoha ini. Tak mungkin Kakashi membiarkan satu-satunya Kunoichi hebat Konoha menjalani misi sendirian." Jelas Shikamaru. Yang lainnya pun hanya mengangguk setuju.

     Tiba-tiba telingaku merasa panas ketika mereka menyebutkan soal orang-orang yang berkemungkinan menemani Sakura di Suna. 'Oh ayolah Kakashi, kapan kau peka dengan perasaanku? Aku sama sekali tidak rela jika Sakura jauh dari sisiku. Dan bukannya kau adalah satu-satunya orang yang tau bahwa aku ingin melamar Sakura?' Batin ku kesal. Dengan cekatan ku balik daging yang berada di panggangan dan lalu ku makan beberapa daging yang sudah selesai di panggang secara bersamaan.
"Hei sejak kapan seorang Uchiha makan dengan tidak elit?"
"Ah mungkin dia kelaparan."
"Atau sedang patah hati?"
     Terdengar suara bisikan gosip dari ibu-ibu yang berada di sebelahku. Sejujurnya aku sempat mencibirkan mulutku beberapa waktu, namun aku memilih untuk mengacuhkan hal tidak penting tersebut dan lalu melanjutkan makan. 'Mumpung tak ada Aniki, aku bisa makan dan bernafas dengan tenang sementara waktu.' Seringaiku yang sedang membatin.

Bersambung~
Ditunggu yaa reviewnyaa minna-san😍

How to marry SakuraWhere stories live. Discover now