Sasuke ngambek?

1.2K 52 6
                                    

How to marry Sakura

SASUKE POV

     Hari ini adalah hari ketujuh dimana Itachi datang dari alam baka untuk membantunya. Itachi pernah menjanjikan kado terindah jika nantinya aku benar-benar menikah.
     Aku memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Konoha. Hal yang biasa ku lakukan ketika pagi hari. Anggap saja itu olahraga.
     Namun kini aku sendirian, tidak ada lagi aniki aneh yang menemani perjalananku. Jadi aku sedikit merasa kesepian. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengan kehadirannya.

FLASHBACK ON

"Sasuke." Panggil Itachi.
"Apa Nii-san?"
"Nii-san pergi sebentar ya?"
"Kemana?"
"Ke tempat Tou-san, Kaa-san, paman Obito, dan kakek Madara."
"Untuk apa?"
"Meminta saran."
"..."
"Otouto?"
"Hn.. Cepatlah kembali."

FLASHBACK OFF

     Sejujurnya aku tidak ingin aniki pergi, aku tidak ingin kehilangan seseorang yang ku sayang lagi.
     Saat sedang asik berjalan, aku melihat sepasang manusia bersurai blonde jabrik dan merah jambu yang sangat ku kenal. Oh kalian pasti sudah tau kan itu siapa? Yap, Naruto-baka dan Sakura. 'Eh tapi tunggu, sedang apa mereka berduaan di kedai dango? Bukankah seharusnya Naruto sedang sibuk mengurus pernikahannya yang akan dilaksanakan seminggu lagi?' Batinku tak tenang.
     Tentu saja aku merasa gelisah. Bayangkan saja jika kau melihat seseorang yang sedang kau perjuangkan sedang berduaan dengan sahabatmu? Ya walaupun dunia juga tahu mereka berdua tidak mungkin bersatu.

-oOo-

     Rupanya kehadiranku di rasakan oleh Sakura. Secara tiba-tiba ia menghentikan pembicaraannya kebelakang dan menoleh ke arahku. Aku yang belum sempat menyiapkan ekspresi pun hanya bisa terkejut. Terlebih lagi si Dobe itu ikut-ikutan menoleh ke arahku.
     Sakura diam tanpa kata yang padahal aku tahu dirinya sangat terkejut seperti diriku. Sedangkan Naruto, kalian pasti tahu dia akan bicara.
"Yoo Teme! Bergabunglah!"

     Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan, apakah menuruti ajakan Naruto, atau melenggang pergi dan pura-pura tidak peduli.
     Andaikan saja Itachi masih disini, pasti dia akan menyuruhku bergabung dan mengambil tempat persis di tengah-tengah mereka. Namun jika aku seperti itu, Naruto yang lumayan peka itu pasti menyadari sisi posesifku. Dan dalam sehari pasti akan tersebar berita bahwa,'Sasuke cemburu!' Atau 'Ternyata Sasuke suka Sakura!'.
     'Tch ini merepotkan!' Gerutuku di dalam hati.

SAKURA POV

     Aku tidak percaya kini aku melihatnya kembali. Yah jujur saja aku tahu akan kepulangannya dari perjalanan panjang itu berkat Naruto. Tapi aku bahkan tidak sempat menemui nya karena kesibukanku di rumah sakit itu. Oh betapa buruknya aku sebagai seorang sahabat dan mantan rekan satu tim.
     Ku lihat Sasuke hanya terdiam tanpa menjawab ajakan Naruto. Dan memandang penuh arti kepada kami berdua. Yang pastinya Naruto tidak akan mengerti.
"Sasuke ayo." Ajakku secara tiba-tiba. Oh ayolah apakah diriku tidak bisa diajak berkompromi sementara dengan jiwaku? Aku tidak ingin terlihat seperti fangirl yang masih mengharapkannya.
     Naruto mulai menatap Sasuke tidak sabar. Dan dapat ku pastikan naruto sedang mengambil ancang-ancang untuk menyeret paksa Sasuke.
     Dan dugaanku benar. Seketika Naruto sudah menarik Sasuke untuk mendekat. Lalu Sasuke memilih untuk duduk di sebelah Naruto.
'Apakah aku masih terlihat seperti pengganggu?' Batinku sedih. Yah mungkin saja dia duduk di sebelah Naruto untuk mengantisipasi kalau-kalau nanti aku cerewet dan terus bertanya.
     Selama kegiatan makan aku berusaha menjadi diriku yang biasanya. Yang selalu ceria. Namun aku sama sekali tidak berbicara dengan Sasuke, melainkan hanya bercanda dengan Naruto.

NORMAL POV

     Naruto yang asik mengajak Sakura bercanda sedari awal terus curi pandang ke arah Sasuke. Tentu saja pemuda blonde itu ingin tahu apa sahabat es nya itu benar-benar tidak menyukai gadis tercantik di Konoha ini.
     Ia yang dapat membaca pikiran orang lain dengan tatapan mata pun terkejut mendapati Sasuke sepertinya  kesal setengah mati.
'Sial. Kalau ku lanjutkan adegan ini dipastikan ketika pulang aku akan terkena amaterasu.!' Batin Naruto ketakutan. Seketika ia berdiam diri dan melanjutkan makan dengan tenang.
     Sakura yang tidak terbiasa dengan keheningan pun menyikut Naruto,"Hei mengapa kau diam, hm? Kehabisan bahan?" Ledek Sakura.
"Aku takut jadi abu nanti kalau terlalu banyak berbicara denganmu." Jelas Naruto pelan sambil menekankan kata abu yang sontak membuat Sasuke mendelik tak suka dan lalu lanjut memakan potongan dango nya.
"Eeh?" Tanya Sakura bingung.
"Ano..." Naruto berusaha buka suara sembari melirik ke arah Sasuke yang sudah memicingkan matanya.
"Jadi sebena-" Ucapan Naruto terpotong ketika Sasuke membayar dan lalu pamit,"Aku pulang, silahkan lanjut bercandanya. Kebetulan aku sudah kenyang."
     Sakura yang merasa tak enak hati pun berteriak memanggil Sasuke yang mulai berjalan menjauh.
"Eh Sasuke!! Kita kan bisa pulang bersama!! Rumah kita searah!!"
     Sebenarnya Sasuke mendengar perkataan Sakura dan sangat ingin sekali kembali kesana untuk menarik paksa Sakura dari candaannya bersama Naruto. Yah tapi Sasuke terlanjur kesal dengan sikap Naruto. Ia tahu betul pasti Naruto sudah sadar akan perasaannya. Dan ia pergi bukan karena itu. Sasuke belum siap menanggung malu terlalu cepat jika Naruto ember bahwa sebenarnya di hati kecil Sasuke yang sangat egois dan arogan itu dari awal memang sudah memiliki tempat khusus untuk gadis merah jambu.
"Tch sial! Dia ngambek!" Ucap Naruto frustasi yang tanpa sadar turut mendengar.
"Eh Sasuke ngambek kenapa, Naruto?" Tanya Sakura heran.
"Ano.." "Itu..." "Ano.." "Tch..."
"Berhenti bergumam tidak jelas!"
"Karena.. Dia kita abaikan sedari tadi." Ucap Naruto berusaha berbohong dan berharap Sakura percaya.
"Eh benarkah? Aku jadi tidak enak hati. Sebaiknya nanti sore aku mampir kerumahnya. Aku pulang duluan yaa, Jaa ne baka!" Pamit Sakura sembari melambaikan tangan.
     Selepas kepergian Sakura, Naruto pun melengos lega. "Syukurlah dia percaya.. Maafkan aku Sasuke, tapi salah kau juga kan? Mengapa kau terlalu meninggikan ke-Uchiha-an mu itu?" Gumam Naruto pelan.

Di alam baka..

"Kaa-san!" Sapa Itachi riang.
"Hei Itachi! Lama tak berjumpa! Bagaimana adikmu?" Tanya Mikoto penasaran.
"Buruk Kaa-san." Jawab Itachi sembari menundukkan kepala.
"Mengapa? Jangan bilang adikmu jadi buronan tingkat S lagi dengan menculik kage? Atau menghancurkan monumen Hokage?" Tanya Mikoto polos. Itachi pun sweetdrop sesaat.
"Bukan Kaa-san!"
"Lalu?"
"Ternyata Sasuke kita menjadi bodoh ketika jatuh cinta!" Itachi senang bisa menyampaikan apa yang ia ketahui tentang adiknya.
"Eeh? Sasuke bisa jatuh cinta juga?" Tanya Mikoto heran.
"Iya Kaa-san, tapi karena darah turun menurun klan kita inilah yang membuat dia sampai sekarang belum bergeming sedikitpun tentang perasaannya." Jelas Itachi sedih.
"Tapi setidaknya dia sudah jatuh cinta. Tidak seperti dirimu yang bahkan sudah mati duluan sebelum merasakan cinta." Ledek Mikoto. Itachi yang kesal pun hanya cemberut ke arah Mikoto.
"Tapi setidaknya semua orang tahu bahwa aku keren, Kaa-san." Bangga Itachi.
"Tidak." Bantah Mikoto.
"Hn?"
"Lebih keren juga ayahmu, oh Fugaku sayang!! Love you!!" Teriak Mikoto histeris.

Madara yang lagi asik curcol sama Hashirama terdiam.
Obito yang sedang berusaha melamar Rin cengo.
Asuma yang asik main Shougi sama bapaknya Shikamaru melempar salah satu pion andalannya tepat di atas kepala Mikoto.
"Heh apa maksudmu jenggot?" Sinis Mikoto.
"Kau berisik, nona Uchiha." Tegur ayahnya Shikamaru.
"Heh nak, sebaiknya hilangkan sifat histeris gila mu itu. Tindakanmu mencoreng nama klan kita di alam baka." Ingat Madara.
"Sayang, bicaranya yang halus ya.." Tambah Fugaku yang tiba-tiba merangkul Mikoto. Mikoto yang terkejut pun blushing dan pingsan seketika.
     Sekitar 1 jam kemudian Mikoto pun akhirnya bangun. Terlihat disekelilingnya para keluarga Uchiha, serta penghuni alam baka yang lain memandang khawatir. 'Halah Kaa-san paling modus biar bisa tidur.' Cibir Itachi di dalam hati.
"Nee Itachi, jangan terlalu lama disini pasti Sasuke kesepian disana." Ucap Obito.
"Tenanglah paman, memang aku berencana kembali kesana, namun aku ingin meminta permohonan kepada kalian.." Jawab Itachi
"Apa itu?" Jawab Madara mewakilkan semua jiwa yang sedang kebingungan disana.

*Hayoo kira-kira apa?? Ada yang bisa jawab ga? :D *
Bersambung~
Ditunggu review nya yaa, minna-san😍

How to marry SakuraWhere stories live. Discover now