Chapter 17

9.9K 443 22
                                    


Author POV

"Ali?"

"Iya ini aku, kenapa? Kamu kaget aku sudah ada disini? Terus cowok tadi itu siapa?" tanya Ali sinis, membuat Prilly sekuat tenaga menahan tawa karena melihat kecemburuan Ali kepadanya. Menurutnya, muka Ali saat cemburu menjadi tambah cute dan lucu.

"Tidak kaget sih, cuma tumben tiba-tiba langsung disini. Biasanya kalau sudah sampai chat aku dulu. Cowok tadi? Dia teman satu jurusan aku. Aku mengembalikan kartu mahasiswanya, soalnya jatuh. Kasian kalau sampai kehilangan" jawab Prilly santai.

"Kasian? Lama-lama, dari rasa kasian itu berubah jadi cinta loh, Pril. Aku tidak suka kamu dekat-dekat sama cowok selain aku, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan aku. Aku saja lebih ganteng dari mereka" ucap Ali asal.

"Jadi kamu nuduh aku? Oke, tidak apa-apa kalau kamu tidak percaya. TERSERAH!" pekik Prilly kesal, dan langsung masuk ke dalam mobil Ali. Prilly tersenyum licik.

"Rasain kamu Li. Aku kerjain kamu. Aku mau tahu, seberapa paniknya dirimu waktu aku marah ke kamu" kata Prilly dalam hati. Ia tetap berakting layaknya wanita PMS, kerjaannya marah terus.

Ali pun kaget dan langsung menyusul Prilly ke dalam mobil.

"Baby, kamu ngambek sama aku?" tanya Ali sambil memegang tangan kanan Prilly, namun langsung ditepis kasar oleh gadis itu.

"ATEK TAKOK! (PAKE NANYA!)" ucap Prilly (pura-pura) jengkel.

"Babyyy, maafin aku dong" kata Ali memelas. Namun Prilly hanya diam tak merespon maaf dari Ali.

"Baby baby baby" Ali langsung memeluk Prilly dengan erat, lalu diciumnya pelipis pacarnya itu berkali-kali dengan gemas, membuat Prilly mau tak mau ia tertawa bahagia karena kelakuan Ali.

"Sudah tak ngambek lagi kah wahai tuan putri?" tanya Ali dengan wajah lucunya.

"Tidak sih, tapi ada syaratnya..."

"Apa itu?" potong Ali cepat.

"Syaratnya adalah....."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ali POV

Memalukan! Gue dipermalukan sama pacar kesayangan gue sendiri. Bagaimana tidak? Demi bisa mendapat maaf dari Prilly, gue harus memakai kostum Doraemon, dan menghibur anak-anak kecil yang berada di Taman Bungkul. Gue takut jika kedatangan gue di sana jadi bahan lelucon sama anak-anak kecil itu.

Tapi ternyata, mereka justru terhibur dengan kedatangan gue disini. Gue melihat Prilly sedang foto-foto gue dan anak-anak kecil dengan kamera SLR-nya. Dia tersenyum bahagia, bahkan ia sempat menggendong balita yang berumur 1,5 tahun. Membawanya kehadapan gue, lalu diajak mainan bersama gue. Layaknya keluarga bahagia saja gue. Boleh berharap kan?

"Adik-adik, om Doraemon-nya mau pulang dulu ya. Kapan-kapan kesini lagi. Sampai jumpa semua!!!" pamit Prilly.

"Dada om Dolaemon. Apan-apan ain cini agi yakkk" ucap salah satu anak kecil dengan cadel.

"Iya sayangku" kata Prilly sambil mencium puncak kepala anak kecil itu, lalu melambaikan tangan ke kanan dan kiri. Gue hanya diam karena gue masih mengenakan kostum Doraemon dan rasanya berat sekali.

"HAH AKHIRNYA BEBAS JUGA. GERAH BANGET YA ALLAH" keluh gue setelah melepaskan kostum Doraemon.

"Capek ya?" tanya Prilly sambil menghapus keringat di dahi dengan telapak tangannya. Gue mengambil tangannya, lalu mencium tangannya penuh kasih sayang.

Heart You Until Dead (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang