Chapter 3

23.4K 811 8
                                    

Sorry ya kalo chapter sebelumnya ada yang typo. Baru nyadar ey wkwkwk. Tetap setia sama storyku ya. Mwa:*

------------------------------------------------------------

Author POV

Prilly sedang mengendarai mobil Jazz birunya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya kawasan Rungkut dari Gramedia Expo. Ia tidak langsung pulang ke rumahnya setelah nongkrong, melainkan ke toko buku dulu. Dia teringat kalo minggu depan kampusnya mau UTS sekalian cari referensi untuk belajarnya. Prilly menyetir sambil mendengarkan radio, yang kebetulan sedang memutar lagu Brave milik Sara Bareilles. Ia sangat hafal dengan lagu itu, karena  merupakan salah satu lagu favoritnya. Dia bersenandung menyanyikan lagu itu.

"Yah, macet banget. Untung Raja udah sms kalo mama papa ngizinin aku pulang telat. Huh!" keluhnya dalam hati. Prilly pun mencari cara agar dirinya terbebas dari kemacetan. Tiba-tiba, dia melihat ke sisi kiri jalan, ada jalan, bisa dilalui 3 mobil sekaligus, yang langsung mengarah ke kawasan lain.

"Nah, ini ada jalan pintas. Lewat sini ah" gumamnya dalam hati. Lalu, dia segera membelokkan mobilnya ke jalan pintas yang sepi dan agak gelap.

"Aduh, nyeremin banget sih. Tapi, gpplah. Daripada tambah malam nyampe rumah" ujar Prilly dalam hati.  Mulutnya berkomat kamit membaca doa agar setan tak mengganggunya. Karena Prilly seorang gadis sixth sense (memiliki indra keenam). Dan... DUG! Tiba-tiba, Prilly tak sengaja menabrak mobil di depannya yang sedang berhenti. Ily kaget, namun menampakkan wajah kesalnya.

"Siapa sih parkir mobil disini? Menghalangi jalan aja! Udah tau jalannya gak seberapa lebar. Malah parkir sembarangan. Huh!" gerutunya dalam hati. Lalu, dia keluar dari mobilnya dan hendak menemui pemilik mobil di depannya. Saat sudah sampai di mobil itu, tiba-tiba terdengar suara desahan seorang wanita dari dalam mobil. Prilly bergidik sendiri.

"Astaga?! Ngapain mereka malam-malam beginian? Deket rumah kosong lagi! Gila!" pekiknya kaget. Dilihatnya, cewek itu sedang bercumbu mesra dengan seorang cowok di jok tengah mobil.

"Wah, gak bisa dibiarin ini. Aku harus melakukan sesuatu. Sembarangan aja nyosor di tempat sepi gini!" ujarnya pelan, agar gak ketahuan. Setelah dia berpikir, tiba-tiba...

"WOYYY!!! MINGGIRIN MOBILNYA!" teriak Prilly. Seketika, yang di dalam mobil itu kaget. Lalu, cepat-cepat cewek itu memakai bajunya kembali. Lalu, si cowok keluar dari mobilnya.

"HEH?! BISA GAK SIH LO SOPAN DIKIT?! GUE KEGANGGU TIDURNYA!" pekik cowok itu. Seketika Prilly ngakak sambil geleng-geleng kepala.

"Ngapain lo ketawa ha?!" tanya cowok itu kasar.

"Ye suka-sukaku dong. Mulutku kok, ngapain situ repot?!" jawab Prilly, masih berupaya menghentikan tawanya. Sebenarnya, Prilly ketawa karena si cowok gak mau ngakuin perbuatannya. Namun, Prilly tak mau memperpanjang masalah dengan cowok itu. Dia ingat tujuan awalnya, menyuruh cowok itu meminggirkan mobil itu.

"Yaudah lo gak usah ketawa!" bentak cowok itu. Prilly melihat cowok itu dengan heran.

"Kok ngomongnya lo gue? Apa bukan orang sini ya?" batin Prilly dalam hati.

"Eh, ngapain lo bengong?! Oh gue tau, lo terpesona kan sama gue?!" ujar cowok itu dengan senyum jahilnya.

"Dih sapa yang naksir sama kamu? Amit-amit ya ampun! Aku cuma mau minta tolong sama kamu!" balas Prilly kesal.

"Oh, syukur deh HAHAHA. Emangnya mau minta tolong apa ha?!" tanya cowok itu sambil berkacak pinggang.

"Tolong MINGGIRIN mobilnya. Aku gak bisa lewat" kata Prilly terhadap cowok itu, menekankan kata 'minggirin'.

Heart You Until Dead (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang