Chapter 5

20.4K 801 9
                                    

Prilly POV

Sore hari

Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku melihat ke arah jam dindingnya. Jam 3 sore. Aku ingin tidur lagi karena masih ngantuk. Namun, tiba-tiba seseorang masuk ke kamarku. Ternyata, itu adalah mama.

"Nak, kamu udah bangun?" tanya mama.

"Iya ma" ujarku dengan malas.

"Kamu siap-siap gih, hari ini kita mau ketemuan sama sahabat papa dan keluarganya. Jangan ada alasan buat menghindar" kata mama, dan sukses membuatku tersentak kaget.

'Aduh! Ketahuan aku mau akting sakit di depan mama. Kenapa mama jadi ikutan kaya papa? Nyebelin!' umpatku dalam hati. Mama menatapnya heran.

"Prilly kenapa? Mau coba-coba menghindar dari mama dan papa ya?" tanya mama curiga.

"Eee...em...ee...eng,..enggak kok. Prilly hanya lupa saja. Efek bangun tidur kali ya. Hehehehe" ucapku gugup sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Padahal, itu hanya alibi belaka. Mama mengkerutkan keningnya, namun sesaat kemudian senyum mengembang dibibirnya.

"Yaudah, mama tinggal ya. Pril, jam 4 kita beramgkat ya" ucap mama sekali lagi. Aku hanya mengangguk pasrah.

'Kenapa masalah ini mama papa jadi ngatur gini? Aku juga bisa nentuin pilihan sendiri tau!' gerutuku dalam hati.

'Ah, lebih baik siap-siap aja. Daripada papa datang ke kamarku' lanjutnya seraya mengambil handuk bergambar Doraemon kesayanganku. Lebih baik aku berendam sebentar di bath up. Ide yang bagus, bukan?

30 menit kemudian....

Aku selesai berendam di bath up kamar mandi. Mengambil dress yang aku pakai sesuai pilihan mama. Aku memakai dress berwarna merah tua 5 cm diatas lutut tanpa lengan. Membuatku terlihat lebih langsing. Lalu, aku memoleskan make up ke wajahku. Aku terbiasa memoles sendiri tanpa bantuan orang lain. Kali ini, aku hanya memoles wajahku dengan make up yang simpel, namun menampilkan kesan tegas. Rambutku aku curly sedikit dibagian bawahnya, dan dibiarkan tergerai dengan indah. Mengambil tas yang biasa kupakai saat menghadiri acara formal. Dan langsung memakai high heels setinggi 9 cm dengan warna senasa senada dengan dressku, kemudian aku turun ke bawah karena sudah ditunggu oleh keluargaku.

"Bagaimana? Siap?" tanya papa. Aku hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Iya pa"

"Sebelumnya papa mau minta maaf sama kamu, Pril. Papa tau kamu masih marah sama papa. Tapi, papa harap kamu bisa menerima keputusan papa ini" ucap papa. Aku hanya diam menanggapi perkataan papa.

"Yaudah, yuk berangkat" ajak papa. Dan langsung meninggalkan rumah menuju kawasan Yos Sudarso.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ayo turun"

"Iya pa" jawab mama dan Raja. Aku hanya mengangguk dan langsung turun dari mobil. Lalu, kami menuju restoran es krim Zangrandi. Dan disambut oleh seorang laki-laki. Sepertinya, itu sahabat papaku.

"Hei Rizal, gimana kabarnya?"

"Baik saja, dirimu Syarief?" tanya papa.

"Baik kok" jawab om Syarief senang.

"Oh ya, perkenalkan. Ini kedua anakku. Prilly Latuconsina dan Raja Latuconsina. Nak, perkenalkan dirimu masing-masing"

"Nama saya Prilly om" ucapku sopan.

"Cantik sekali. Seperti bidadari khayangan" puji om Syarief. Aku hanya tersenyum saja.

"Kamu anak keberapa?"

Heart You Until Dead (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang