Donatella Elizabeth Estelle membuka matanya dan membiarkan cahaya matahari memasuki iris matanya. Donatella sangatlah gadis yang cantik, amat, sangat, sangat, cantik. Ia memiliki kekasih yang sangat menyayanginya. Nathan Barker. Barker, sangatlah lelaki yang sangat baik dan tampan. Begitu indah hidup Dona. Dibalik semua keindahan hidupnya, ia memiliki penyakit yang ada pada tubuhnya sejak ia kecil, kelainan jantung. Karena itu, ia harus melakukan pencangkokkan setiap bulannya sampai nanti jika ia mendapatkan jantung baru. Namun, sampai sekarang hasilnya masih nihil, belum ada jantung yang cocok untuk Dona. Dan, hari ini; Minggu, 21 Oktober 2003, adalah hari dimana Dona akan dicangkok untuk yang beratus-ratus kalinya, mungkin.
Dona mendengar bel pintu apartemennya berbunyi sekaligus dengan ketukan yang berirama. Dona bergegas menuju pintu dan membukanya.
"Pagi, kesayangan Nathan." Ujar Nathan dengan senyumannya yang manis. Dona tersenyum mendengar perkataan Nathan tadi. "It's a big day for you?"
Senyumannya memudar sedikit menjadi senyuman yang sangat tipis dan menjawab, "Biasa aja kali, udah sering juga kan..."
Lalu Nathan membelai rambut kekasihnya yang sangat ia cintai itu. "Nanti malem aku anterin, tapi aku bakal pergi sebentar karena ada tugas kelompok bareng Albert, Harry sama Jesse, dari kampus," kata Nathan. "Gapapa,'kan?"
Dan Nathan masuk ke apartemen Dona dan duduk di sofa ruang tamu itu. "Yaudah, gapapa kok. Tapi sebelum aku cangkok kamu harus dateng ya?" Dona menutup pintu dan duduk disamping Nathan, "Itu kan udah jadi tradisi, jadi gabisa diganggu gugat."
"Iya, sayang. Tenang aja, aku pasti dateng dan nepatin janji," ujar Nathan. "Kapan kamu dapet jantung baru?"
Dona menggigit bibir bawahnya dan menjawab, "I don't know, maybe someday." Dona terlihat sangat lesu.
"Sabar ya, sayang." Nathan merangkul Dona. "Pasti suatu saat kamu bakal dapet jantung itu dan hidup sehat selamanya sama aku." Dan Dona tersenyum lebar.
Dona meminta ijin untuk mandi sebentar. Setelah Dona kembali dan duduk di sebelah Nathan dan melakukan tradisinya setiap hari libur – duduk di sofa menghabiskan waktu di bawah satu selimut lalu menonton serial Teen Wolf berulang-ulang dan memakan popcorn.
Tiba-tiba pintu apartemen Dona terbuka sendiri tanpa diketuk. Sudah tahu itu siapa – Harry, Jesse dan Albert.
"Hai, lazy couple!" sapa Jesse ceria.
"Tau nih, emang gabosen apa setiap liburan gini-gini doang. Gue yang ngeliat aja bosen." Cerocos Harry.
"Kan kalo udah sama yang tersayang mah, gabakal bosen." Kata Nathan dan mencolek dagu Dona. Dona hanya bisa tersipu malu karena perkataan Nathan.
"Tau ah, kita nonton aja yuk. Gue bawa DVD keren ni, The Fault in Our Stars. Sedih, gue nangis nonton ini!!!" ujar Albert bersemangat.
"Ah, itu mah emang lo aja yang cengeng." Ejek Jesse.
"Eh, udah-udah malah berantem nanti. Setel aja tuh langsung." Saran Dona.
***
Nathan mengantar Dona sampai ke lobi rumah sakit dengan mobilnya. Di lobi sudah terlihat kedua orang tua Donatella sedang menunggunya. Dan Nathan berkata, "Aku pergi dulu ya," ia memajukan tubuhnya dan menciumbibir manis Dona. "Aku janji, bakal di sini sebelum pencangkokkan kamu dimulai." Ia mencium kening Dona sekali lagi sebelum Dona turun dari mobil.
Dona menunggu di ruang tunggu, menunggu namanya di panggil untuk menjalani pencangkokan. "Miss Donatella Elizabeth Estelle?" panggil seorang perawat.
"Yap!" sahut Dona sembari berdiri dan berjalan ke ruangan. Di ruangan itu, sudah terlihat seorang dokter yang menunggu Dona.
"Halo, Dona." Ujar dokter tersebut yang ber-name tag 'Dr. Elliot'. "Bisa kita mulai sekarang?" Tanya Dr. Elliot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan One Shot
Short StorySusah cari cerita One Shoot yang bagus dan menarik? Baca aja kumpulan One Shoot yang dibuat oleh para member CircleWriters. Semoga suka:)