Author: MelodyShakura
******
Ella tersenyum melihat cowok yang sedari tadi ia tunggu. Wajahnya berseri. Cowok itu melambaikan tangannya pada Ella. Dengan tak tau malu, Ella berlari dan langsung memeluknya. Ia sudah sangat rindu dengan cowok ini, mengingat bahwa liburan semester ganjil kelas 9 membuatnya jarang bertemu dengannya. Bertemu dengan kekasihnya.
"Ciee Bulan, biasanya jutek sama aku. Kok sekarang meluk-meluk sih?" Cowok itu melepas kacamatanya sembari membalas pelukan kekasihnya itu.
Ella hanya cemberut. "Ih Farel, aku kan kangen. Nggak pa-pa deh aku turunin gengsi aku biar bisa meluk kamu."
"Wah, setelah lama liburan, kamu ngelupain Bulan dan Bintang ya?" Ella hanya meringis. Sungguh, ia tidak lupa sedikit pun, tapi ia malas saja jika harus memanggil Farel dengan sebutan 'Bintang'.
Alasan adanya Bulan dan Bintang? Simpel. Ella suka bulan dan Farel suka bintang. Sejak hari pertama mereka jadian, panggilan 'Bulan' dan 'Bintang' sudah diresmikan hingga tahun kelulusan mereka saat ini. Sudah satu tahun lamanya mereka berpacaran.
Sebenarnya, Ella tidak pernah menyangka bisa menjadi pacar dari seorang 'Farel'. Padahal dulunya, mereka adalah musuh yang selalu bersaing dalam hal apa pun. Tapi, apa yang harus ia pedulikan? Yang penting dirinya dan Farel bahagia, itu sudah cukup bagi Ella.
Daniella Keith. Cewek jutek, tegas, gengsinya selangit, sedikit sombong, dan ketus, entah mengapa bisa mendapat cowok seperti Farel. Berisik, terlalu ramah, suka bercanda, dan sifat-sifat apa saja yang membuat Farel sangat disukai banyak orang. Kalau dilihat, mereka seperti langit dan bumi yang sifatnya beda jauh. Namun entah kenapa, mereka bisa menjalani satu tahun hubungan mereka tanpa ada hambatan.
Farel langsung menggandeng tangan bulan-nya. Hari ini, mereka sudah janjian pergi jalan bersama, dan besok, hari pertama masuk sekolah di semester genap. Enam bulan lagi, mereka akan segera lulus dari SMP Wijayatama. Farel sudah mengantisipasi, bahwa bisa saja selama enam bulan ke depan, dirinya dan Ella akan sibuk untuk belajar dan pastinya akan kekurangan waktu untuk bersama. Maka di sinilah mereka berada, berjalan-jalan di taman sambil berbagi lelucon.
"Aku selalu mencintaimu, Bulan." Bisiknya tepat di telinga Ella.
Ella hanya tersenyum. "Aku akan selalu menjadi Bulan yang bersama dengan Bintang," jeda sejenak, "Selamanya."
Ah, betapa romantisnya mereka, padahal konflik pertama mereka akan segera dimulai.
*
Mila menghampiri Daniella yang sedang berjalan di koridor sekolah. Kamila Nadian Eveny, sahabat Daniella sejak pertama kali mereka masuk di SMP Wijayatama. Ella tersenyum melihat Mila di sampingnya. Mereka berjalan seiringan hingga sampai di kelas kesayangan mereka. 9-C.
Farel menerobos Mila dan Ella sebelum mereka duduk di bangku masing-masing. Berdiri tepat di tengah-tengah mereka. Tersenyum pada Ella tetapi juga tersenyum pada Mila. Ada yang aneh. Tapi Ella hanya menghilangkan rasa penasarannya. Ia yakin Farel setia, walau pun ia tidak yakin dirinya akan setia seperti Farel setia padanya. Ella menghela napas panjang, lalu kembali memasang senyum. Untuk orang-orang terdekatnya, Ella tidak akan mengeluarkan sifat juteknya. Seluruh sifat nyebelinnya, hanya ia keluarkan terhadap orang yang belum ia kenal.
Tettt ... Teetttt ... Teeeetttttt ...
Bel pulang sekolah berbunyi. Hari pertama masuk sekolah, hanya mengulang-ulang materi semester ganjil sebentar, lalu dilanjutkan free class hingga pulang sekolah. Ella kembali berjalan beriringan dengan Mila. Ia berniat akan menunggu Farel yang sudah pergi terlebih dahulu ke lapangan basket untuk latihan eskul. Mungkin kalian heran, tapi, karena Farel adalah ketua tim basket, ia harus mengecek latihan teman-temannya sambil mencari ketua tim basket yang baru. Berhubung sebentar lagi kelas 9 akan disibukkan dengan try out-try out sekolah.
Setelah menunggu selama tiga puluh menit, Farel selesai dan langsung menghampiri Ella dan Mila yang sedang duduk di tribun penonton. Seperti biasa, mereka bertiga beriringan bersama untuk pulang. Tapi kali ini, Ella yang di tengah. Sementara Ia tak mempermasalahkan dirinya ada di mana, yang penting ia bisa bersama dengan Farel. Tangan Farel mengelus-elus rambut Ella. Merasa nyaman, Ella menyandarkan kepalanya di bahu Farel sambil berjalan. Sekali lagi, dirinya tidak mempermasalahkan usapan Farel di rambutnya yang berhenti. Seharusnya Ella mempermasalahkannya, karena tangan Farel yang tadi mengelus-elus rambutnya, sudah berganti haluan dengan bergandengan dengan tangan milik Mila. Tangan milik sahabatnya sendiri.
*
Ella tertawa melihat tingkah cowok di depannya ini. Hari minggu ini, dirinya sedang berjalan-jalan di sebuah mall. Dan sekarang, ia sedang makan di salah satu restoran. Ella terus menatap cowok di depannya ini. Ia masih merasa menyayanginya. Terbesit rasa penyesalan di dalam dirinya.
"Bulan, kamu kok diam aja?" Ella menggeleng. Menyodorkan tissue kepada cowok itu untuk membersihkan kotoran di mulutnya.
"Habis ini nonton ya, aku pingin nonton." Cowok itu mengangguk pelan.
Mereka berdua berjalan bersama menuju bioskop. Ella sangat menikmati minggu ini hingga ia melihat sesuatu yang tak lazim. Mila sedang berjalan menuju bioskop dengan,
Tidak, ini tidak mungkin.
*
Ella menatap luar dari kaca mobil Farel. Hatinya terasa sesak saat mengingat kejadian beberapa hari lalu. Farel yang berada di sampingnya juga merasa sesak dengan alasan yang berbeda.
"Bulan, kamu selingkuh dari aku ya?" Farel bertanya dengan suara yang sangat pelan.
Ella menghela napas. Farel-nya sudah tau semuanya. Apakah Farel juga melihat dirinya di bioskop waktu itu?
"Bintang, kamu juga selingkuh sama sahabatku sendiri ya?" Farel mengusap wajahnya. Kenapa ini bisa terjadi? Tiba-tiba saja, ia tertarik dengan Mila melebihi rasa sayangnya ke Ella.
Di mobil itu, mereka jujur atas apa yang sebenarnya terjadi. Ella dan Devon. Farel dan Mila. Devon dulunya mantan Ella, tapi mereka sudah berhubungan kembali sejak beberapa hari yang lalu. Farel dan Mila, mereka juga sudah berhubungan diam-diam. Sebenarnya Ella tidak menyangka bahwa selingkuhan Farel adalah sahabatnya sendiri. Ella dan Farel putus baik-baik saat itu juga.
Dan sejak itu, hubungan Ara-Devon-Farel-Mila tidak bisa berjalan lancar seperti dulu. Semakin merenggang setiap waktunya.
*
Pengumuman kelulusan ...
Daniella terus mengucapkan terimakasih pada tuhan, karena dirinya lulus dengan nilai yang memuaskan. Dirinya sudah tidak sabar untuk melanjutkan sekolah di SMA Tarunajaya. Enta kenapa, Ella mulai mengingat satu nama yang selama ini terhapuskan oleh banyak pelajaran. Farel.
Masa-masa MOS berjalan lancar, dan Ella tidak menyangka bahwa ia akan satu sekolah dengan Farel. Lagi. Tapi ia tidak terlalu memikirkannya, sekarang ia akan belajar lebih giat agar bisa naik ke kelas sebelas.
Waktu terus berganti hingga masa-masa MOS terulang kembali. Sudah satu tahun pula Ella tidak berbicara apa-apa pada Farel. Begitu juga sebaliknya. Sekarang Ella sedang melamun di kantin.
"Hai lama nggak ketemu ... Bulan," Ujarnya tersenyum. Ella mendongakkan kepala dan melihat Farel di depannya. Dia mendengus.
"Kita selalu ketemu, tapi nggak pernah ngobrol aja."
"Sifat ketus dan jutek lo masih belum hilang ya, jangan jahat-jahat sama cewek yang tadi. Soalnya dia bakal jadi cewek gue yang baru. Daniella Keith."
Ella tersenyum sinis. Sejak kapan cowok di depannya jadi licik seperti ini?
"Iya, nggak bakal pernah gue sakitin cewek lo itu. Ara Fabiola kan?"
"Bagus deh. Oh ya, longlast sama Devon."
Bukannya semakin membaik, hubungan mereka malah memburuk sejak saat itu. Ella hanya bisa pasrah. Mungkin dia harus mencoba bertahan dengan Devon.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan One Shot
Krótkie OpowiadaniaSusah cari cerita One Shoot yang bagus dan menarik? Baca aja kumpulan One Shoot yang dibuat oleh para member CircleWriters. Semoga suka:)