Bab 1

191 25 5
                                    

Hanya sekedar bertemu. Namun, membawa teka-teki yang ingin cepat untuk diselesaikan.

***

Hiruk-pikuk suasana kota menambah keramaian yang ada di dalamnya. Orang-orang berlalu lalang ke tempat tujuannya.

Sementara itu, di sebuah halte bus tempat persinggahan orang banyak yang akan segera memulai lajunya hari ini, ada sepercik harap yang ia simpan. Semoga hari ini hari keberuntungannya.

Bus telah berhenti, orang-orang segera masuk ke dalam. Ia sibuk mencari tempat duduk sambil mengunyah permen karet yang belum ia buang.

Ia duduk di dekat kaca. Melamun, memikirkan banyak hal. Sampai tak sadar ada seseorang yang mengajaknya berbicara.

"Permisi, boleh duduk di sini?" tanyanya. Ia pun mengangguk setuju.

Selama di perjalanan ia hanya diam tanpa memperdulikan seseorang yang duduk di sampingnya.

"Duduk di sini saja nek!" ujar pria itu menawarkan kursi yang ia duduki. Membuat lamunan Biru pecah. Ia menoleh, melihat apa yang sedang terjadi.

"Tidak usah nak,"

"Biar saya saja yang berdiri nek!"

Senyum tipis yang terukir di wajahnya. Ia terus memperhatikan pria tersebut. Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, hitam manis, serta ada lesung pipi yang ia punya.

Wajahnya yang damai mampu membuat dadanya berdegup tak karuan.

Bus telah berhenti, "Yah," keluhnya. Ia bangkit berdiri keluar. Mencari sosok pria itu, tapi tak kunjung ia temukan.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang