Bab 6

67 14 1
                                    

Biru menginjakan kaki nya memasuki gerbang sekolah. Kebiasaan nya Biru kalau dateng sekolah itu pagi banget, beda deh sama sahabat nya, Vega. Kalau dateng tuh mepet-mepet pas mau bel, beruntung kalau gerbang nya belum di tutup, kalau udah? Wassalam deh tu Vega.

Biru menelurusi lorong sekolahnya sambil berjalan ke kelas nya, XI IPS 1.

Biru memasuki kelasnya dan ternyata ada Rino lagi duduk sambil tidur,  udah gitu ngiler lagi. Biru sempat heran juga kenapa dia harus bertemu dengan Rino si tukang tidur plus ngiler.

"No!" panggil Biru. Rino diam.

"Woi No!" Teriak Biru.

"Apaan sih lu, ngantuk anjirr. Satu lagi, ga usah pake teriak berapa si?"

"Berapa kek."

"Kok tumben udah dateng? Ada angin apa?" Tanya Biru penasaran.

"Kepo lu," kata Rino. Biru tersenyum sinis.

***

Biru berjalan gontai ke luar kelas, ia duduk di kursi depan kelasnya sambil menunggu Vega. Bosan. Ia mengeluarkan hp nya dan nge line Vega supaya cepat dateng biar Biru ga sendirian.

Biru sebenarnya banyak kok temennya, cuma orang yang paling deket banget sama Biru itu Vega. Persahabatan itu dimulai dari kelas X.

Biru masih duduk diam menunggu Vega hingga tiba-tiba ada orang yang memanggilnya halus.

"Ru ya?" Tanya orang tersebut. Biru bingung. Hah? Ru? Maksudnya Biru? Eh tapi kok ini mukanya ga asing, kayak pernah liat, tapi dimana? Batin Biru.

"Hei kok bengong, gue Aydin," ucap nya tersenyum. Biru segera membalas senyumannya.

"Maaf Aydin siapa ya? Di kontak pertemanan ku ga ada yang namanya Aydin." ucap Biru datar. Aydin tertawa. Biru ini polos, pikun atau gimana si.

"Lo lupa ya, gue yang tanya alamat ke lo waktu turun dari Bus. Inget gak? Harapan gue sih lo masih inget."

"Ohhhh yang itu," kata Biru sambil mikir. Menerka-nerka siapa itu Aydin.

"Bagus, udah inget kan?"

"Kaga hehe," Biru tertawa kecil. Aydin hanya bisa tersenyum sedih sambil menggaruk-garukan kepalanya.

"Ok. Perkenalkan gue Aydin Santoso Alhaq dan nama lo siapa?" Ucap Aydin tersenyum manis dan langsung mengulurkan tangannya.

"Biru aja." ucap Biru sambil membalas uluran tangan Aydin.

"Nama lo lucu ya,"

"Apanya yang lucu?"

"Nama lo kan Biru aja."

"Apaan sih, maksud aku tuh nama aku tuh Cuma Biru ga pake aja. B-I-R-U BIRU." katanya. Aydin tertawa.

"Ohahaha maaf atuh neng."

"Bentar," Aydin mengerutkan keningnya,
"kok aku baru liat kamu? Jangan-jangan kamu kaka kelas aku ya? Atau adek kelas ku?" Tanya Biru. Aydin terkekeh.

"Gue seangkatan kok sama lo, cuma ya gue anak pindahan disini. Dan lo tau ga?" Biru hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.

"Lo adalah temen pertama gue di sekolah ini." ucapnya tersenyum lebar.

"Yah ga asik dong jadi yang pertama," Aydin menatap Biru bingung.

"Kenapa gitu?"

"Soalnya kalau yang pertama mah udah mainstrem hehe," mereka sama-sama tertawa.

"Biru!" panggil seseorang. Biru dan Aydin segera menoleh.

"Finally, kamu dateng juga hfft. Aku udah kaya patung nungguin kamu gini. Untung ada yang nemenin hehe. Kenalin Vega dia Aydin, temen baru aku dan selanjutnya kamu." ucap Biru dengan senyum khasnya. Diam-diam Aydin memperhatikan wajah Biru. Aydin suka senyum Biru.

"Aydin," ucapnya sambil mengulurkan tangannya begitupun dengan Vega langsung membalasnya.

"Vega,"

"Salam kenal." ucapnya.

"Iya salam kenal juga, btw lo kelas ips apa?" Tanya Vega.

"Ips 1."

"Wah kamu sekelas sama kita, tapi hati-hati ya sama yang namanya Rino. Dia itu tukang tidur plus ngiler dan yang lebih horror nya lagi kamu bakal duduk sama dia," Ucap Biru.

"Loh emang dia duduk sendiri?"

"Iya, dia duduk sendiri dari kelas X."

"Ga ada yang mau duduk sama dia gara-gara dia tukang iler ya?" Tanya Aydin dengan ekspresi yang penasaran.

"Panjang kalo diceritain, nanti juga lo tau sendiri," lontar Vega. Aydin hanya mengangguk.

Teng......teng.....teng

Pertanda kbm pertama akan segera berlangsung. Biru, Vega, dan Aydin segera masuk ke dalam kelas.

                                *****

Pertemuan kedua Biru dengan Aydin, padahal Biru ingin sekali kalau Aydin itu Samudra. Biru tidak usah repot-repot lagi menanyakan dan berpikir kapan bisa bertemu dengan Samudra. Biru bisa melihat Samudra kapan pun dan di mana pun. Tapi kenyataan nya tidak seperti itu.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang