Jam pertama sudah selesai berlangsung. Kini waktunya murid-murid SMA Archenar 1 Bandung beristirahat.
"Makan bakso pak amin akhirnya," teriak Rino sambil berlarian pergi ke kantin.
"Temen lu veg wkwkwk," ucap Biru sambil tertawa.
"Ga akan pernah gue anggep." kata Vega sambil tersenyum miring.
"Ayok lah kantin Veg, Din ikut juga gak?" Tanya vega.
"Mager sih, tapi ayok lah sekali-kali nyoba makanan kantin," ujar Aydin.
Mereka bertiga langsung pergi ke kantin. Ketika mereka berjalan banyak perempuan-perempuan yang memperhatikan mereka, mungkin karena Aydin. Ya Biru akui Aydin ganteng tapi tetap saja Samudra yang nomor satu.
Biru risih jika harus banyak orang yang melihat seperti itu. Sedangkan Aydin hanya ikut membalas senyuman dari perempuan-perempuan angkatannya, bahkan adek dan kaka kelas. Genit, batin Biru.
"Eh mau mesen apa nih?" Tanya Vega.
"Aku ngikut aja." ucap Biru
"Lo din?" Tanya Vega
"Samain aja." ucap Aydin.
"Bakso aja ya, gue yang pesenin, btw minumnya apaan nih?"
"Air mineral." ucap Biru.
"Jus jeruk gula nya dikit aja.
" kata Aydin."Yaudah Veg kamu pesen baso aku minumannya, Aydin cari tempat duduk ya!" perintah Biru.
"Siap bos."
......
Aydin mencari tempat duduk, tapi tak ada yang kosong alhasil ia duduk di tempat nya Rino.
"Woi bro!"
"Ya bro, kunaon?" ucap Rino sambil menguyah baso nya.
"So sunda anjirr wkwk,"
"Aydin sayang ku, cinta ku, kita harus melestarikan budaya kita ya sayang. Inget ucapan Rino, kalau perlu tulis di otak. Jangan dihapus! Kalau dihapus nanti aku nangis."
"Geli anjass hahaha. Bukan di tulis lagi tapi gua pajang di otak. Biar abadi hahaha,"
"Anjir haha boleh juga,"
"Yoi," menurut Aydin Rino itu orang nya mengasikkan, padahal ini hari pertama dia duduk bareng dengan Rino, tapi Aydin bingung kenapa Vega dan Biru membenci nya. Mereka hanya melihat dari sisi buruknya sedangkan sisi baiknya gelap, bahkan tidak mau untuk dilihat oleh keduannya.
Dilain tempat Biru dan Vega melihat Aydin dan Rino sedang tertawa bersama.
"Ngapain sih si Aydin duduk di situ," kata Vega dengan kesal.
"Yaudahlah ya Veg gak ada yang kosong juga, mentok-mentok si Rino."
"Ga sudi gue Ru duduk satu meja sama Rino."
"Hahaha udah gapapa, Kalo Rino macem-macem aku tonjok dia biar lebam." tawa Biru dan Vega tersenyum miring.
Mereka berdua berjalan beriringan membawa nampan makanan dan minuman ke arah meja nya Rino.
"Ekhem," Vega memulai aksinya.
"Eh curut ngapain lu di mari?" Rino menengok ke seluruh arah kantin, "kasian ya yang ga dapet tempat duduk," ejek Rino.
"Bawel." Vega segera mengambil posisi duduk, namun Rino mencegah nya.
"Eh ngapain lu curut, malah duduk lagi. Ngampar sono dibawah! Kecuali Biru!" Oceh Rino tegas kepada Vega sambil tersenyum puas.
Aydin hanya menyimak dan diam-diam tertawa. Lucu. "No, kasian Biru sama Vega dia cewek."
"Mulai deh nih si anjir, nyambung-nyambung ntar nyeramahin gua." ucap Rino
"Duduk aja Ru, Veg!" ajak Aydin. Biru mengangguk pelan dan langsung duduk.
Biru dan Aydin asik menikmati basonya kecuali Rino dan Vega.
Vega tidak nafsu makan karena dihadapannya kini ada sebuah makhluk aneh dari luar angkasa dan turun di bumi. Satu tempat duduk malah.
Sedangkan Rino sejak tadi memang sudah memakan basonya. Tinggal lah ia yang berdiam. Dalam diamnya ia memperhatikan Vega. Cantik sih tapi ngeselin, batin Rino. Ia juga bingung sejak tadi Vega hanya memainkan sendoknya, hanya dua kali suapan masuk ke dalam mulutnya.
"Weh curut kalo emang ga mau dimakan mending kasih gua aja. hambur-hamburin uang aja," oceh Rino sambil mengambil mangkok bakso Vega.
"Eits," cegah Vega sambil memukul tangan Rino karena mengambil mangkok bakso miliknya. Biru dan Aydin hanya tertawa melihatnya.
"Nih gue makan, dua menit bakal abis." kata Vega. Rino hanya mengangguk pelan.
Teng.....teng.....teng
Bel sudah berbunyi. Rino menertawai Vega dengan kalimat nya barusan, lalu ia berdiri dan pergi.
"Minta dihajar tuh bocah." oceh Vega.
"Belom rezeki lo Veg haha. Masuk yuk! Masih anak baru nih awal-awal harus rajin,"
"Ye dodol rajin di awal doang." kata Vega. Mereka bertiga berjalan pergi untuk ke kelas.
......
Selama jam pelajaran Biru sangat tenang bahkan sangat memperhatikan. Tapi teman sebangku nya, Vega, ia terlihat cemas.
"Kamu kenapa Veg?" Tanya Biru
"Ortu gue dateng hari ini abis dari Semarang. Gue lupa mama pesen baju yang itu loh di toko tante Lena, inget kan? Kan sama lo juga kesananya,"
"Inget kok, pesen taksi aja atau minta jemput pacar kamu itu loh, siapa namanya?"
"Ghani."
"Iya itu, minta tolong. Kalau dia ga bisa pesen taksi," Vega mengangguk pelan.
"Maaf ga bisa nemenin, aku mau ke makam seperti biasa," Ucap Biru merasa tidak enak.
"Oh iya ya kan rutinnya hari ini. Ga masalah ru, dateng aja ke makam. Gue titip doa aja dari sini." ucap Vega. Biru tersenyum, memang sahabat pengertian.
Aydin mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Vega dan Biru. Bukan maksud nguping atau apa, tapi tempat duduk Aydin berada tepat di belakang tempat duduk nya Biru.
Makam? Batin Aydin bertanya-tanya. Ia ingin sekali bertanya, namun sayang jam pelajaran sudah berakhir, bel pulang juga sudah berbunyi dan Biru ia sudah pergi entah kemana.
*****
Hari ini Biru berhasil melupakan Samudra sejenak. Entah apa yang akan terjadi besok. Biru tidak tahu dan ia hanya mampu menunggu esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Teen FictionIa tidak pernah mengerti mengapa rasa ini telah hadir di hidupnya. Membawa banyak perubahan tentang nya. Ini hanya sebuah kisah cinta Biru dan Samudra dalam diam. Apakah rasa itu akan terbalaskan atau pun sebaliknya?