"Apa kabar Samudra?"
Biru tersentak kaget ketika mendengar ucapan Vega. Ia terdiam, sementara Vega menatapnya bingung.
"Kenapa? Ada yang salah ya sama omongan gue?" Tanya Vega. Biru menggeleng pelan.
"Ini salahku,"
"Maksudnya?"
"Seharusnya dari awal aku kasih tau kamu."
"Apasih, makin ga ngerti."
"Veg, aku sama Samudra gak pernah saling kenal. Aku cuma tahu dia, sementara dia? Dia gak pernah tahu aku." Ucap Biru. Vega melongo menatap Biru tidak percaya.
"Ceritain! Kebiasaan banget sih kalau ada apa-apa maennya rahasia-rahasiaan."
"Aku ketemu dia cuma dua kali. Pertama, ketika di bus. Pertemuan pertama. Kedua, waktu di stasiun. Waktu kamu ngajak aku buat jemput pacar kamu. Selebihnya aku ga pernah ketemu lagi. Maaf."
Vega tidak percaya ketika mendengarkan ucapan Biru. Ia tidak habis pikir Biru merahasiakan hal itu darinya.
"Apa yang lo rasain?" Tanya Vega.
"Rasa apa?" Ucap Vega. Dasar manusia polos, batin Vega.
"Apa yang lo rasain waktu lo ketemu dia?"
"Deg-degan, seneng aja gitu dan ga tau kenapa,"
"Selamat Biru, lo berhasil jatuh cinta hehe," kata Vega. Biru tersenyum tersipu malu.
"Tapi aku takut,"
"Takut kenapa?"
"Aku takut jatuh." Ucap Biru. Vega tersenyum hangat mendengarnya sekaligus ngeri.
"Itu risiko Biru. Kalau lo jatuh cinta pasti lo akan jatuh, kecuali kalau lo tidak mau jatuh cinta, lo ga akan pernah tau rasanya jatuh cinta. Jangan takut untuk jatuh, setiap jatuh banyak hal yang bisa lo dapet. Jatuh mengajarkan lo banyak hal."
"Memang rasanya jatuh cinta itu apa?" Tanya Biru
"Rasanya?"
"Iya."
"Berjuta rasanya." Ucap Vega dengan diiringi senyum yang terukir di wajahnya.
"Aku tau kok kamu udah pernah ngerasain."
"Mukanya jangan ditekuk dong, lo jelek tau hahahaha,"
"Yeh nyolotin,"
"Biru setiap orang akan mengalami fase jatuh cinta. Percayalah. Hanya saja kita harus menunggu, kapan? Nanti di waktu yang tepat." Ucap Vega. Biru tersenyum.
****
Tidak ada Biru yang sendu. Hari ini Biru terlihat senang, ia pun tak tau karena apa.
Semoga hari ini hari keberuntunganku, batin Biru.
Biru berjalan dengan tenang. Kakinya melangkah menelusuri jalan.
"Hai," ucap seseorang yang memanggilnya. Ia menoleh kaget.
"Eh Aydin, kenapa?" Tanya Biru
"Ga papa, mau kemana?"
"Mau jalan-jalan aja."
"Boleh ikut ga?"
"Ngapain?"
"Nemenin lo."
"Buat apa? Kan aku udah gede."
"Biar Biru aman,"
"Tenang, kalo ada yang macem-macem nanti aku telpon pak polisi." Ucap Biru. Aydin tersenyum.
Anak ini susah banget dideketin haha. Gue bakal berjuang buat lo, gue harus dapetin lo, Biru, batin Aydin.
"Yaudah aku pulang ya," ucap Aydin.
"Tunggu!" Ucap Biru sambil memegang tangan Aydin untuk mencegahnya pergi.
Aydin menatap Biru bingung. Ada apa? Batin Aydin.
"Jangan pergi, aku bercanda hehe," kekeh Biru. Aydin tersenyum dan mengangguk, menyetujui ucapan Biru .
"Kita mau kemana?" Tanya Biru.
"Lah, emang lo ga tau mau kemana?"
"Engga." Ucap Biru dengan tampang polosnya.
"Yaampun Biru, lo pengen jalan-jalan tapi lo ga tau mau kemana. Yaudah, ikut gue yah."
"Emang kita mau kemana?"
"Ikut aja! Dijamin ga bakal nyesel."
"Ayok!" Ajaknya dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Teen FictionIa tidak pernah mengerti mengapa rasa ini telah hadir di hidupnya. Membawa banyak perubahan tentang nya. Ini hanya sebuah kisah cinta Biru dan Samudra dalam diam. Apakah rasa itu akan terbalaskan atau pun sebaliknya?