Bab 5

68 17 2
                                    

Biru memikirkan kejadian kemarin saat di stasiun. Biru sama sekali tidak mengerti tentang apa yang terjadi dengan perasaannya. Biru bingung. Biru selalu mencoba untuk tidak memikirkan Samudra tetapi ada rasa yang mengalun jelas pada perasaannya. Biru gadis yang sulit untuk peka.

Tok tok tok...

Bunyi pintu terdengar jelas di telingan Biru.

"Siapa?" Tanyanya.

"Abangmu." katanya

"Ngapain?"

"Suruh masuk dulu atuh, masa tamu dianggurin gitu aja."

"Ya, silahkan maksud Adril Sultan Karim!"

Adril membuka pintu perlahan, dilihatnya adiknya sedang membaca buku.

"Dek," panggil Adril pelan, sementara Biru hanya mengangguk. Biru sudah menunggu abangnya berbicara, tapi ia tidak berbicara.

"Bang Biru mau cerita."

"Cerita aja,"

"Kalo Biru suka sama orang gimana? Tapi Biru masih bingung sama perasaan Biru. Entahlah," abang nya kaget. Baru kali ini Biru menceritakan sosok cowok. Abang nya tersenyum senang.

"Akhirnya ada kemajuan juga wkwkwk "

"Aku serius."

"Kamu kenal dia dari mana?" Tanya Adril.

"Aku ga kenal bang, tapi aku tau. Tau dia pas lagi Biru naik bus."

"Coba ceritain tentang dia!"

"Waktu pagi-pagi Biru mau pergi ke Braga, terus biru naik Bus. Awalnya Biru duduk sendiri, terus dia duduk di sebelah Biru. Biru risih tapi karena sisi baiknya dia Biru luluh hehe,"

"Kok kamu bisa luluh?"

"Ih abang nanti dulu aku kan belum selesai cerita," Adril mengangguk pelan.

"Ada nenek-nenek berdiri, terus dia nawarin nenek-nenek itu buat duduk di kursinya biar dia aja yang berdiri. Pokoknya gitu deh bang, terus aku suka."

"Dek itu tuh kamu cuma kagum sama dia. Kagum dibagian mananya? Kagum dibagian karena dia baik sama seseorang."

"Apa iya bang?"

"Iya lah, lagian kan kamu juga baru ketemu sekali."

"Dua kali bang,"

"Oh ya? Di mana? Coba ceritain"

"Waktu kemarin aku diajak Vega ke stasiun, dia mau jemput pacarnya. Aku ijin ke Vega buat ke kamar mandi bentar, terus pas mau balik lagi ternyata kereta jurusan Jakarta-Bandung baru dateng. Eh ga sengaja liat dia di pintu keluar kereta. Seriusan kak, terus dia dipanggil sama temen-temennya dan aku tau nama dia, namanya Samudra."

"Ganteng?" Biru mengangguk pelan. wajahnya mengukir senyum kecil, senyum khas nya Biru.

"Abang ga bisa ngatur-ngatur kamu lagi. Kamu udah gede ok, udah bukan bocah ingusan lagi. Baik dan buruk nya udah bisa kamu pilih. Kamu jalanin kaya biasa. Semuanya udah jadi takdir kamu karena takdir itu kamu bisa ketemu sama yang namanya Samudra. Bukan sekedar kebetulan. Catet tuh! Abang mah doain aja, jangan sungkan kalau kamu mau cerita lagi,"

"Siap bang, Biru kesel juga sama abang,"

"Lah ngapa gua?" Ucap Adril sambil mengerutkan kening nya.

"Abang bilang Biru bocah ingusan, padahal Biru waktu kecil jarang ingusan," Biru cemberut tapi di sisi lain abangnya tertawa puas.

                               ****

Jatuh cinta itu membingungkan. Membuat segala perasaan menjadi terganggu karena seseorang.

Ini hanya bagian kecil dari kisah cinta Biru. Entah apa yang akan terjadi esok. Tuhan memiliki segala ketentuan yang akan terjadi dan itu membuat sebuah teka-teki menjadi rumit dan harus segera diselesaikan.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang