Sesampainya disana, Gracie merasa ada yang mengganjal.
Padahal pintu ini aku tutup tapi kenapa terbuka? .batin Gracie
Lalu Gracie membuka pintu dengan lebar daaann meeliiihaaatt...
-o-
Gracie melihat kamar rawat yang Matthew tempati sudah berantakan, dan sudah tidak ada penghuninya.
Kemudian Gracie pun mencari di toilet yang berada pada ruangan Matthew tetapi tidak ada siapa-siapa. Gracie pun mulai panik. Lalu Gracie langsung pergi ke receptionist rumah sakit tersebut.
Gracie berlari sangat kencang, sampai-sampai dia tidak peduli banyak orang yang ditabraknya.
Sesampainya Gracie di tempat receptionist itu, Gracie langsung menanyakan tentang data pasien di kamar Matthew dirawat. Tetapi receptionist tersebut tidak tahu apa-apa.
"Hey! Receptionist idiot! Yang kau kerjakan disini apa?! Sahabatku hilang dan kalian tenang-tenang aja disini? Kalian tidak bisa berfikir kalau keadaan Matthew itu masih sangat lemah?!" Kata Gracie memarahi salah satu receptionist itu.
Suara dering handphone pun berbunyi dari iPhone milik Gracie. Tidak ada namanya, hanya bertuliskan "Private number". Dan Gracie pun menjawab
"Hello"
"Hi! Hihihi aku seneng sekali kau sedang lengah!" Kata seseorang di sebrang sana
"Lengah? Apa yang kau maksud?" Kata Gracie
"Calm down babe. I just wanna play game with you!" Kata seseorang itu sambil tertawa 'devil'nya.
"Please! Kau jangan macam-macan denganku, kau ini siapa? Apa yang kau inginkan?!" Kata Gracie mengebu-gebu.
"Kita bertemu di gedung kosong dekat rumah sakit dan ingat! Kau jangan membawa siapa-siapa, just you! Dan sahabatmu akan baik-baik saja." Kata seorang itu dan sambungan terputus secara sepihak.
"Damn it! Aku harus cepat-cepat menuju kesana." Kata Gracie sambil berjalan ke area parkir mobil.
........
Setibanya Gracie di gedung yang dimaksud, Gracie pun langsung turun dari mobil dan mengelilingi gedung kosong yang tua itu.
"nanananana, nanananana, hihihihihihi"
Terdengar suara seperti.. Dia kenal suara ini. Dia sangat-sangat kenal.
BRRUUKK
"Hello. Nice to meet you, Gracie." Kata seorang memakai jubah hitam dan topeng yang sangat menyeramkan itu.
"Please, kau jangan bermain denganku. Aku sungguh tidak suka itu!" Kata Gracie sambil menunjuk seorang bertopeng itu
"Ups! Sayangnya aku sangat suka bermain-main. Bagaimana? Itu sangat-sangat mengasyikkan!" Kata seorang bertopeng itu.
"Kau siapa? Kau yang meneror kita ber-5? Ha?! Please itu cara yang sangat pengecut!" Kata Gracie sambil memajukan langkahnya untuk dekat ke seorang bertopeng itu.
TONG..TONGG..TOONG
Seorang bertopeng itu memukul tongkat baseball ke sebuah besi, ya sedari tadi seorang bertopeng itu membawa tongkat baseball . Membuat bunyi yang sangat nyaring, sampai Gracie harus menundukkan kepala dan menutup kedua telinga-nya itu.
DUGH
Gracie terkejut. "Kau fikir, yang kau lakukan untukku itu apa?! Bukannya keterlaluan juga?!" Kata seorang bertopeng itu yang berdiri berhadapan di dekat Gracie, sangat dekat.
"A..A..Annuu.." Kata Gracie gugup
"Apa anu-anu?! Kau tidak bisa menjawabnya?! Apa hanya sahabatmu yang angkuh itu bisa menjawabnya?" Kata seorang bertopeng itu memarahi Gracie.
"Kalau kau tidak bisa menjawab dalam hitungan 3 detik, kau akan tahu akibatnya." Seorang bertopeng pun menjauh beberapa centi.
"One..."
"Twoo.."
And
"There.. Time is up!" Kata seorang bertopeng itu lalu..
-------------
Hello! I'm comeback :v
Maaf aku baru update sekarang ^^
Oh ya, Bleeding Victim dan In My Dreams sebelumnya Revisi tapi sekarang sudah melewati masa revisinya :v
Aku lihat banyak sekali respon yang welcome buat ceritaku. Terima kasih semuanya ^^
Maaf kelanjutan cerita selama 2 bulan lebih ini vakum hanya sedikit dan gantung :v
Aku sudah membuat kelanjutan ceritanya dan aku membutuhkan Vote dan Comment kalian ^^
I need 15 vote and 5 Comment. Bisa?
syydnn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Bleeding Victim
Mystery / ThrillerSemua berawal dari sini. . . . . . . Ya, dari hati.