30 menit...
"Ya! Tepat 30 menit kau akan menerima ajalmu sekarang juga!HAHAHA" Kata seseorang itu sambil tertawa ala devil-nya
Sreeeeng..
Samurai itu tepat sudah keluar dari rumah, maksudku sarungnya. Apa memang ini benar-benar ajalku? .batin Matthew
Kreeekkk...
"Arrrrgggghhhhhh!!!!!!"
****
Author POV
Selang beberapa detik, Matthew tidak merasakan bahwa tubuh-nya sakit. Matthew pun membuka mata-nya. Dan melihat ada seseorang masuk dari pintu yang sudah sangat tua itu.
"Kita harus pergi sekarang! Karena aku mendapatkan laporan ada banyak mobil dan polisi datang menuju kesini." Kata seseorang yang muncul itu.
Aku tidak bisa melihat wajahnya. Kenapa semua orang disini memakai topeng? .batin Matthew
"Arrgh! Damn it! Oke aku akan keluar dari sini, kau siapkan mobil sekarang!" Kata seorang yang ingin membunuh Matthew dan di ikuti oleh kepergian seseorang yang muncul itu
"Oke! Ternyata sahabat kau setia kawan, jadi mereka datang kesini.." Kata seorang itu terpotong sambil memasukkan samurai ke sarungnya dan mengeluarkan pisau yang kelihatan berkarat(?)
"Jadi, aku hanya akan meninggalkan jejak yang menurutku tidak sebanding dengan apa yang kau lakukan pada ku! Ada ucapan terakhir Matthew Jullian?" Kata seorang itu sambil mengarahkan pisau itu kearah pipi Matthew
Benar dugaanku! Pisau itu berkarat! Pasti sangat berbahaya bila pisau itu menusukku .batin Matthew
"Oke! Karena kau diam saja jadi aku akan melakukan dengan sangat cepat dan.." Ucapan seorang itu terpotong sambil memukul bahu Matthew yang akhirnya tidak sadarkan diri.
****
Sudah 1 minggu lebih ini Matthew belum sadarkan diri dari koma-nya. Banyak orang yang datang untuk sekedar menjenguk keadaan Matthew. Sahabat dan keluarga Matthew begantian untuk bejaga di ruang inap Matthew. Dan sekarang kebagian sahabat yang menjaganya.
"Matthew kapan sadar ya?" Kata Gracie sambil menggenggam erat tangan Matthew yang sudah ditancapkan jarum infus selama seminggu lebih.
"Sabar aja Grac, kita semua juga masih sedih karena Matthew sampai saat ini belum bangun. Kita berdoa saja sama Tuhan semoga Matthew bisa sadar secepatnya dan bisa menceritakan semuanya ke kita." Kata Alyssa sambil memandang Matthew yang terbaring lemah tak berdaya dan mengelus pundak Gracie
"Iya benar kata Alyssa Grac." Kata Bryan sambil mendudukan dirinya ke sofa di ruang inap Matthew
"Lebih baik kita jaga bergantian, biar keadaan kita juga tetep fit. Bryan, Alyssa kalian istirahat saja nanti aku akan membangunkan kalian saat kita sudah merasa sudah capek." Kata Michael disetujui oleh Alyssa dan Bryan
"Aku lagi mikir Michael, siapa coba yang mencoba berniat buruk kepada Matthew. Apa pesan dari 'B' itu yang membuat Matthew gini?" Kata Gracie sambil menatap lawan bicara-nya itu.
"Mungkin bisa Grac. Tapi coba kau pikir, 'B'(?) dia sudah lama menghilang sejak saat itu Grac dan kita juga udah pindah dari sana. Dan yang memperkuat lagi, tidak mungkin seorang 'B' seperti dia balas dendam? Kau tidak meliat wajahnya bagaimana kalau kita..'." Kata Michael sambil menjeda apa yang telah dibicarakannya.
"Yes, i know. But..." Kata Gracie
"Sudahlah Grac, kita positive thingking saja sekarang! Kita harus perhatikan dahulu keadaan Matthew baru kita mencari siapa pelakunya. Siapa tau Matthew tahu siapa yang berbuat seperti ini." Kata Michael yang dihadiahi anggukan dari Gracie
****
Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 malam. Gracie dan Michael masih setia menjaga Matthew yang masih terbaring lemah tidak berdaya.
Michael yang sedang memainkan iPhone sambil memijat pelipisnya karena lelah dan Gracie yang sedang manatap Matthew sesekali Gracie menguap karena sudah mulai lelah. Michael yang melihat pun sudah merasa iba dan ingin membangunkan 2 teman-nya yang sedang tertidur pulas di sofa.
Michael pun hendak berdiri dan dicegah oleh Gracie.
"Kau sedang apa?" Kata Gracie sambil melepas tangannya dari Michael
"Aku ingin membangunkan mereka berdua, supaya kita bisa istirahat. Aku kasihan dengan kau sedaritadi sudah mengantuk." Kata Michael sambil berdiri.
"Sebentar. Aku ingin ke toilet sebentar. Jangan kau bangunkan mereka dulu. Kau tunggu disini saja." Kata Gracie sambil berdiri dan di hadiahi anggukan dari Michael.
Michael pun kembali duduk sesudah melihat pintu yang tertutup. Michael kemudian memainkan iPhonenya kembali. Michael merasa ada orang dibelakangnya. Ketika melihat ke belakang secara sadar Michael dipukul dengan benda yang sangat keras dan kemudian ia pingsan.
*Di Tempat Lain*
Gracie yang masih membasuh wajah-nya melihat dirinya di depan cermin. Dia melihat seorang perempuan yang memiliki rambut sangat berantakan dan kantung mata sudah mulai muncul sejak beberapa akhir ini, yang ia lihat itulah dia sendiri.
Gracie segera menyelesaikan acara ke toilet agar Michael tidak menunggu-nya lama.
Sepanjang perjalanan Gracie hanya melihat-lihat ruangan yang ia lewati. Karena sudah larut malam, banyak ruangan yang sudah sangat tenang. Gracie masih melihat-lihat ruangan dan tiba-tiba...
Bruugg...
"Ma-maaf!" Kata seseorang itu sambil berdiri meninggal-kan Gracie yang masih terduduk di lantai akibat tertabrak oleh seseorang itu.
"Belum juga dijawab sudah kabur saja. Seperti mencurigakan saja memakai pakaian hitam-hitam. Ah aku lupa melihat wajahnya, awas saja kalau kita bertemu lagi! Aku akan kasih dia perhitungan! Lihat saja!" Kata Gracie sambil mengoceh sendiri.
Gracie yang hendak terbangun-pun terhenti karena melihat sebuah sapu tangan yang mungkin jatuh dari seseorang itu. Gracie pun mengambil sapu tangan itu dan mulai membolak-balik-kan sapu tangan tersebut
"Sepertinya aku mengenal sapu tangan ini. Tapi dimana ya(?) Mungkin hanya mirip saja." Kata Gracie masih tetap mengoceh sendiri
"Ah, kenapa tiba-tiba aku mengurusi sapu tangan ini. Mendingan aku kembali ke ruangan Matthew deh." Kata Gracie mengoceh sambil berjalan ke ruangan tempat Matthew di rawat
Sesampainya disana, Gracie merasa ada yang janggal.
Padahal tadi pintu ini aku tutup tapi kenapa terbuka? .batin Gracie
Lalu Gracie membuka pintu dengan lebar daaann meeliiihaaatt...
-------
Vomment Please :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Bleeding Victim
Misterio / SuspensoSemua berawal dari sini. . . . . . . Ya, dari hati.