When I said that I love you

1.2K 108 2
                                    

Oh Sehun || Oh Hayoung
Fanfiction - Romance
PG 15
swagpop


Di bawah gelapnya langit malam, gadis itu memberikan sebuah novel kepadaku. Aku masih tak mengerti apa maksud dan tujuannya dengan memberikan benda itu kepada ku. Lalu, dia meninggalkan ku begitu saja.

Aku bergegas menuju ke apartemen. Aku merebahkan diri di atas ranjang, menaruh novel itu di meja dan terus menerawang sambil memejamkan mata. Karena semakin penasaran, aku bangkit dari ranjang dan kembali memegang novel itu.

Aku terus saja membolak-balikkan novel. Hingga aku menemukan sesuatu yang aneh.

"Surat?"

Aku menemukan sebuah surat di antara celah-celah lembaran novel. Butuh waktu lama untuk menemukan keganjilan itu.

Saking penasarannya, aku segera membuka lipatan kertas itu.

"Apakah selama ini kau penasaran denganku? Kau pasti tidak mungkin mengenalku. Bagaimana bisa kau mengenalku? Kau kan sangat populer."

"Bodoh!" gumamku.

Aku kembali melanjutkan membaca surat tersebut.

"Aku juga tak tahu mengapa aku bisa menyukaimu ..., bahkan aku selalu berharap kau akan memperhatikanku setelah kau mendapatkan beberapa surat dariku. Tapi, rasanya itu mustahil kan?"

"Surat? Apa jangan-jangan surat yang selalu ada di loker ku?" pikirku.

Karena aku makin penasaran, aku kembali melanjutkan membaca.

"Ah, pasti sekarang kau sudah tahu kan siapa yang mengirimu surat. Apakah aku sudah terlambat untuk memberitahumu?  Bila kau ingin tahu, sampai detik ini ..., aku masih menyukaimu."

"Dia menyukaiku?" Aku bermonolog, "ah aku bodoh sekali."

Dengan cepat, aku langsung bergegas mengambil ponsel yang ada di atas meja. Ku cari nama yang ingin aku hubungi. Setelah ketemu, aku segera mengiriminya pesan.

To. Oh Hayoung
Kau dimana? Bisakah kita bicara sebentar? Temui aku di Cafe' Moew, segera.

Aku langsung menyambar mantel yang terpajang di tiang penyanggah.

~~

Satu jam aku menunggu kedatangan gadis itu, tapi dia tak kunjung datang. Sekilas aku berpikir, apakah dia marah padaku atau dia tak ingin bertemu denganku?

Keadaan cafe semakin sepi, hingga akhirnya ku putuskan untuk kembali ke apartement. Namun, saat aku baru saja keluar dari cafe itu, seorang gadis berlari dan menabrakku. Sontak membuatku jatuh karena aku kehilangan keseimbanganku.

Deg!

Gadis itu jatuh tepat di hadapanku. Aku menatapnya dalam diam dan sepertinya dia belum menyadari akan posisinya.

Cukup lama aku menatapnya, hingga aku mulai berdehem kecil. Ku lihat dia segera bangkit dan menunduk lesu. Aku pun juga bangkit dari posisiku.

"Mianhae..." ucap gadis itu.

"Kenapa kau harus meminta maaf?" tanyaku padanya sambil aku merapikan diri. Tapi, dia tak menjawab. Dia masih saja menunduk. Dan dapat ku lihat pipinya sedikit merona.

"Oh Hayoung..." panggilku dengan lembut.

Perlahan, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatapku dengan tatapan bingung.

Dia memicingkan matanya sekilas dan bertanya, "Kau tahu namaku?"

Akhirnya, setelah sekian lama dia mau membuka suaranya. Aku tersenyum kepadanya dan lagi-lagi dia menatapku dengan tatapan yang menurutku seperti orang kebingungan.

"Dari mana kau tahu namaku? Bukankah kㅡ"

Belum selesai dia berbicara, aku langsung menaruh telunjukku pada bibirnya.

"Kau ini ternyata bawel sekali," ucapku, "bagaimana kalau kita bicara di dalam mobil saja? Kau tau? Cuaca malam sangat tak baik untuk seorang yeoja."

Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung menyeretnya untuk masuk ke mobil ku.

Sunyi.

Ya aku dan dia sama-sama terdiam di dalam mobil.

"Ehem.." aku berdehem. Barulah dia menoleh ke arahku dan aku bertanya, "Sejak kapan kau menyukaiku?"

Dia kembali menundukkan kepalanya. Tapi dengan nada pelan, dia menjawab, "Sejak awal masuk sekolah."

Aku tersenyum kecil, walau ku tahu dia tak melihat senyuman ku.

"Sama ..., aku juga menyukaimu ..., sejak awal masuk sekolah."

Dia menoleh ke arahku lagi, mungkin dia bingung dengan apa yang aku katakan.

"Ohhh, Hayoung-ah, apa kau masih tak mengerti juga?" Hayoung menggelengkan kepalanya. Aku menghela napas dengan pelan.

"Baiklah. Lebih singkatnya," aku memberanikan diri untuk memegangan tangan Hayoung, "aku juga menyukaimu."

Aku tersenyum padanya, tapi dia tak tersenyum padaku. Dia malah menangis?

"Hayoung-ah, mengapa kau menangis?" Aku mengelus pipi dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Aku ..., haruskah aku merasa senang sekarang?" tanyanya dengan ragu.

"Memangnya kenapa?" tanyaku heran.

"Karena akhirnya kau membalas perasaanku..." ucap Hayoung sambil sedikit demi sedikit menunjukkan senyuman kecilnya.

"Harusnya aku yang menyatakan perasaanku, bukannya kau. Jujur aku malu padamu. Tapi, maukah kau menjadi kekasihku?"

Dengan anggukan kecil dia berkata, "Aku mau, Oh Sehun."

Aku langsung mempererat genggaman tangannya, "Jadi, mulai sekarang kita sepasang kekasih."

Tiba-tiba saja dia merucutkan bibirnya.

"Wae?" tanyaku dengan penasaran.

"Kau belum menjawab pertanyaanku." ucapnya sambil merucutkan bibirnya lagi. Jujur, aku merasa gemas dengannya bila seperti itu.

"Yang mana?" tanyaku seakan meminta penjelasan lebih.

"Itu, yang dari mana kau tahu namaku..." jawabnya.

Aku menggarukkan tengkukku yang tak gatal, "Kalau itu ..., aku mencari tahunya sendiri. Dan meminta bantuan pada teman-temanku juga sih. Yak! Apa kau ini tak menyimak perkataan ku tadi eoh?"

"Yang mana?" Sungguh, dia terlihat menggemaskan. Ingin sekali aku mencubitnya.

"Aku sudah menyukaimu sejak awal masuk sekolah. Itu artinya aku sudah mengetahuimu sejak dua tahun yang lalu. Apakah sekarang sudah jelas, Oh Hayoung?"

Dia terlihat malu-malu saat mendengar penjelasanku, sungguh aku semakin gemas dengannya. Semakin yakin aku memantapkan hatiku untuknya. Dan tak akan aku biarkan orang lain merebutnya dariku.

"Saranghaeyo, Oh Hayoung."

~~
.THE END.

OH Couple "Story"Where stories live. Discover now