Am I worthy enough to be happy? #1

511 62 0
                                    

"Mengapa selalu aku? Haruskah aku? Apa salahku? Bagiku ini sangat tak adil."
- Oh Hayoung -

***

Sang surya baru saja menampakkan sinarnya. Membuat cahaya langsung menembus ke dalam kamar melalui jendela. Seorang gadis yang tertidur sangat lelap harus terbangun karena silauan cahaya yang mengenai tepat di wajahnya.

Gadis itu adalah Oh Hayoung.

Silauan cahaya membuatnya sedikit bergeser ke sebelah kanan untuk menghindari silauan cahaya itu. Perlahan ia membuka matanya dan menerjapkannya. Ia menoleh ke sudut kiri dimana terdapat sebuah jam yang dengan setianya tetap bertengger di sana.

"Jam tujuh?" gumamnya pelan.

Ia kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya dan mulai memejamkan matanya lagi. Tapi, sepersekian detik ia kembali membuka matanya. Mata yang awalnya sayup, kini mulai membulat sempurna dan kembali menoleh ke arah dimana jam itu bertengger.

"Gawat!!! Jam tujuh? Aku bisa terlambat...," gumamnya lagi sambil melompat dari atas ranjangnya.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang membuat ia berdesis pelan, "Apalagi ini...."

Tok. Tok. Tok.

Ia berjalan ke arah pintu dan meraih kenop pintu. Ia membuka pintu itu dengan perlahan. Muncullah wajah yang membuat Hayoung harus memasang wajah datarnya.

"Waeyo?" tanya Hayoung ketus.

"Kau marah padaku?" Seseorang itu malah balik bertanya sambil memasang wajah melasnya.

"Sudah tahu, kenapa masih bertanya? Dan sekarang kau sudah rapi? Sedangkan aku baru saja bangun. Tak bisakah kau membangunkan ku setelah kau juga bangun? Bukan setelah kau rapi?" umpat Hayoung. Hayoung menyilangkan kedua tangannya dan menatap sinis.

"Kau marah padaku?" tanyanya lagi, "Hayoung-ah, maaf...." Orang itu menundukkan kepalanya seakan ia menyesal karena tak membangunkan Hayoung terlebih dahulu.

"Kalau kau mau berangkat duluan, berangkat saja. Sudah pasti aku akan terlambat lagi." Hayoung membanting pintu.

~~~

Suasana di Avicena University sangatlah ramai. Namanya saja University? Peraturannya memang tak seperti sekolahan, yang harus menutup gerbang setiap jam tujuh. Melainkan, pintu masuk ke kelas lah yang akan ditutup.

Seorang gadis berambut hitam ikal dan panjang sedang berlari melewati lorong yang panjang. Tentu saja ia menjadi pusat perhatian para mahasiswa lainnya.

"Oh Hayoung!" seru seorang lelaki paruh baya.

Oh Hayoung, nama yang disebutkan, segera menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dengan takut-takut, Hayoung menghampiri pria paruh baya itu.

"Kim Saem? Ada perlu apa?" tanya Hayoung yang setengah tak berani menatap dosen itu.

"Bukankah hari ini, kau ada di jam saya?" tanya Kim Saem. Hayoung mengangguk pelan.

"Bagus, saya hanya ingin menyampaikan pesan, kalau hari ini saya tidak dapat mengajar. Tapi, tugasnya adalah buat makalah. Satu kelompok lima orang. Besok dipaparkan," ucap Kim Saem.

OH Couple "Story"Where stories live. Discover now