Harry: “Kalau saya jadi Anda, saya tidak akan mengganggu Dumbledore.
Scrimgeour: “Yah, nyata sekali bagiku dia berhasil mendidikmu dengan baik. Orang Dumbledore luar dalam ya, kau, Potter?”
Harry: ”Yeah, memang. Senang itu sudah diluruskan.”
(Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran)
Naina memasuki ruang VIP cafe yang dipesan untuk menyambut presdir baru Lova. Naina masuk ke dalam ruangan ketika seseorang sedang menyampaikan kata sambutan. Semua yang hadir sedang berkonsentrasi mendengarkan kata sambutan dan kemudian terpecah konsentrasinya melihat kedatangan Naina yang terlambat. Karin melihat Naina dan menggerakkan tangannya untuk menyuruh Naina untuk duduk disamping Karin.
“Bapak-bapak, ibu-ibu...Saya belum menyelesaikan apa yang ingin saya sampaikan”, kata laki-laki yang sedang berdiri didepan meja tempat
Naina duduk. “Saya hanya menginginkan kerjasama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memajukan Lova. Karena kita adalah tim. Tim yang akan bahu membahu membuat Lova lebih besar. Lova memang masih belum sebesar Gramedia atau Mizan atau penerbit-penerbit lain. Tapi Lova sedang menuju menjadi lebih besar dan lebih baik dengan kerja keras kita semua, oleh karena itu saya meminta tolong kepada Anda-Anda semua mari kita tingkatkan kinerja kita untuk menjadi lebih baik. Kepada penerjemah, proofreader, maupun editor, dan juga profesi-profesi yang
lain di Lova yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang juga
merupakan ujung tombak dari Lova, saya ingin Anda-Anda semua siap
menyelesaikan kerjaan dengan tenggat waktu yang telah ditentukan
dengan mengedepankan penerbitan buku-buku luar dengan kualitas
terjemahan yang sangat baik dan mampu bersaing di Indonesia. Impian saya dan saya yakin juga itu adalah impian kita bersama bahwa Lova bisa menjadi tempat penerbitan untuk buku-buku luar juga wadah bagi penulis-penulis muda berkualitas untuk menerbitkan tulisan-tulisan mereka. Baiklah saya rasa Anda semua tidak bisa berkonsentrasi sejak makanan yang enak-enak ini sudah dihidangkan dan siap disantai. Terima kasih. Saya persilahkan Anda semua untuk mencicipi makanan-makanan ini,” kata bos yang baru.
“Nai...Gathan, yang jadi bos baru kamu di Lova. Gue pernah
bilangkan ke elo pas reuni kemaren kalo elo bisa minta tolong dia
untuk memberikan elo proyek terjemahan secara dia teman sekolah kita. Masa dia nggak mau bantu teman sekolahnya dulu,” kata Karin.
“Rin...dia negur elo nggak pas elo datang tadi?” tanya Naina.
Karin menggeleng. “Emang napa?”
“Itu berarti dia nggak kenal elo apalagi gue. Coba deh elo ingat waktu kita SMU. Emang dia pernah ngomong sama elo atau gue?”
Karin menggelengkan kepalanya lagi.
“Nah jelaskan maksud gue? Udah ah lagipula tanpa Gathan pun gue masih bisa nerima order terjemahan di tempat lain. Gue harus optimis.
Sekarang aja gue lagi dipercaya sama pihak asing buat nerjemahin buku
tentang pendidikan. Jadi gue nggak terlalu kurang job. Ayo, makan.
Makanan enak dianggurin. Mumpung gratis”.
“Nai...coba duduk disampingku”, Bu Firda memanggil Naina menyuruh
Naina untuk duduk disampingnya.
“Gue pindah ke samping Bu Firda, ya?”
Naina duduk disamping Bu Firda.
“Mas Gathan, ini kenalkan Naina. Salah satu penerjemah freelance
senior kita. Karya terjemahannya salah satu yang terbaik yang Lova
punya. Naina sudah menjadi penerjemah freelance sekitar 6 tahun.
Pokoknya novel-novel luar yang spesial aku serahkan buat Naina
terjemahkan. Oh ya, Naina seumuran loh dengan Mas Gathan”, kata Bu
Firda mengenalkan Naina dengan Gathan.
Gathan menjabat tangan Naina dengan cukup keras dan mantap. Ciri
seorang pebisnis. Gathan juga memperhatikan wajah Naina yang rasanya cukup familiar. Tapi Gathan tidak bisa mengingat dimana dia bertemu Naina.
“Terima kasih, Nai sudah membantu di Lova. Saya harap Anda tetap memberikan yang terbaik untuk Lova”, kata Gathan.
“Terima kasih, Pak Gathan. Saya akan memberikan yang terbaik yang saya bisa”.
“Tidak usah panggil Pak. Saya merasa sangat tua. Panggil saya Gathan. Kata Bu Firda, kita seumuran. Jadi saya mengharapkan adanya keakraban yang hangat dengan sesama orang yang bekerja di Lova. Dan Bu Firda tolong besok serahkan fortofolio masing-masing penerjemah Lova di atas meja saya.”
“Baik, Mas”, jawab Bu Firda.
“Pak Gathan dan Bu Firda, saya permisi dulu. Teman saya, Karin sedangsendirian sekarang”. Naina kemudian kembali ke tempat duduknya yang semula disamping Karin.
“Dia ingat elo?” tanya Karin.
Naina menggeleng. “Elo tahu berdasarkan film menye-menye yang sering kita tonton, kita ini disebut dengan “Nerd atau bukan cliquenya Gathan atau bukan leaguenya Gathan. Kita ini hanyalah orang-orang yang tidakdikenal dan tidak terlihat.”
“Kembali lagi deh, sikap sarkastis dan realitisnya. Gue tahu tapi nggak perlu diperjelas kali”, kata Karin.
Naina memperhatikan sekitar 20-an orang yang datang untuk menyambut Gathan. Setelah makan, anak-anak siap untuk berkaraoke. Tempat yang disewa ini memang layak disebut VIP karena tempatnya cukup besar dan nyaman dan juga menyediakan fasilitas karaoke buat para tamunya. Lagu pertama dipersembahkan oleh Bu Firda sebagai orang yang paling senior
di Lova. Bu Firda menyanyikan lagu I Will Survive. Naina dan Karin berasa kembali ke jaman 80-90-an. Mereka yang menonton hanya bertepuk
tangan guna meramaikan suasana. Setelah Bu Firda menyanyi tidak ada
yang mau menyanyi membuat suasana kembali sunyi dan kaku. Mereka semua pada malu apalagi harus menunjukkan suara mereka di depan bos baru mereka. Karin merasa kesal dengan suasananya. Tiba-tiba Karin berdiri menuju mic lalu tangannya sibuk mencari lagu berjudul Perawan atau Janda yang dinyanyikan Cita Citata, lagu wajib Naina dan Karin di tempat karaoke.
“Baiklah semuanya kita datang kesini untuk bersenang-senang. Maka
untuk menghibur Anda, perkenankan saya dan Naina akan menyanyikan lagu Perawan atau Janda. Semua wajib joget. Yang joget wajib nyawer. Dan saya juga mau mengucapkan selamat datang buat Pak Gathan di Lova. Semoga dengan kepemimpinan Bapak, Lova bisa menjadi wadah bagi
penulis-penulis Indonesia muda berbakat yang menunggu untuk ditemukan. Ayo Nai, kalo elo nggak kesini...gue nggak akan nemenin elo lagi ke acara ginian”, kata Karin di depan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Over The Rainbow
Ficción GeneralLove is worth to fight for. Naina is 30, plain, aloof, and boring. Tapi apa karena itu dia tidak berhak mendapatkan cinta? Naina yang realistis menyadari pangeran tampan hanya ada di dalam dongeng. Kalau pun ada di dunia nyata maka pangeran itu buk...