Chapter 5 - Seoul

65 1 0
                                    

안녕하세요!! Akhirnya Aci bisa balik lagi setelah sekian lama berhenti. Katanya mau update tiap minggu eh malah sampe berbulan2 setop. Mian... Aci lagi sibuk nulis skripsi jadinya untuk sementara MAYA ini agak terhambat. Yuk yuk lanjut ..


---------------------------------------------------------------------------------------------------


Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan Garudae Airlines JT - 0180 dengan tujuan Seoul. Penerbangan ke Seoul akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam dan 15 menit, dengan ketinggian jelajah 40.000 kaki di atas permukaan air laut. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan GarudaeAirlines ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka dihadapan anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama Garuda eAirlines kapten George Lando dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama Garudae Airlines.  

Maya tampak cemas. Ini kali pertama ia berpegian menggunakan pesawat, dan juga baru pertama kalinya ia berpergian sangat jauh. Seoul. Beruntungnya pihak yang memperkerjakan Maya menempatkannya di Seoul, bukan di kota-kota kecil seperti yang Maya pikirkan. Sampai detik ini pun Maya masih tidak percaya bahwa dia akan ke Seoul.

Maya kebagian tempat di sebelah jendela. Ia sengaja meminta posisi itu agar dapat menikmati pemandangan dari atas. Yang tampak hanya awan-awan putih dan lautan lepas. Maya membayangkan jika saja ia terjatuh dari ketinggian seperti ini. "Aigo!!!"

Tanpa sadar Maya menyeletuk dan membuat orang disamping Maya menoleh. Seorang pria paruh baya, bukan seperti orang Indonesia, bukan juga orang Korea, dan sepertinya juga bukan orang dari negara barat. Sepertinya dia orang Cina. Mungkin. Maya tidak ingin lanjut memikirkan tentang pria itu, ia harus fokus pada tujuannya. Pada imipiannya selama ini yang hampir dan sedikit lagi akan segera tercapai.

Penerbangan 7 jam pun berlalu. Pemberitahuan di pesawat membangunkan Maya. Badannya pegal-pegal semua karena tertidur selama pernerbangan. Ia menunggu sampai lorong pesawat agak sepi baru kemudian mengambil tasnya di bagasi kabin. Entah karena Maya terlalu pendek, atau kakinya masih kesemutan, tas yang di ambil Maya dari kabin meluncur begitu saja ke wajah Maya. Tepat seperti yang ada disinetron, sebuah lengan dengan sigap menangkap tas Maya yang ukurannya tidak terlalu besar namun lumayan berat.

"Are you Okay?" tanya seorang pramugara yang menolong Maya.

Maya tidak menjawab, ia terlalu terkesima dengan pramugara yang menolongnya tadi. Wajahnya bersih, tubuhnya tinggi khas pramugara, dan suaranya dalam. 'Ini tipe cowo aku banget!' pikir Maya dalam hati.

"Miss... are you okay?" pramugara tersebut mengulang pertanyaannya.

"Ne.. ne.. umm.. yes. I mean yes!" jawab Maya tergagap. Pramugara tersebut mengembalikan tas Maya dan mengarahkan Maya ke pintu keluar.

"Lucas..." gumam Maya mengingat nama pramugara tadi.

"Pasti dia bukan orang Indonesia..." lanjut Maya.

Ia mulai berpikir kalau saja ia bisa bertemu dengan Lucas lagi.

"Apa yang sedang aku pikirkan!" Maya segera menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Belum saja sempat menginjakkan kaki di tanah Korea, ia sudah bertemu dengan oppa oppa cakep seperti Lucas dan teman-temannya.


MAYAWhere stories live. Discover now