Part 5 : "UNEXPECTED NIGHT"

2.7K 287 18
                                    

Someday

someone's gonna love me
The way I wanted you to need me
Someday, someone's gonna take your place..

One day, I'll forget about you
You'll see, I won't even miss you
Someday, I know someone gonna be there..

Alunan Someday-nya Nina mengiringi Khika menyelami hatinya yang terus memutar ulang adegan demi adegan kebersamaan ia dan Gerald dulu. Ditambah kejadian penyematan kata teman yang dilakukan oleh Vino yang nyaris saja berujung pada tragedi pernyataan cinta keduanya pada Gerald. Otaknya tetap tak bisa di ajak kerja sama padahal Khika sudah memerintahkannya berulang kali untuk berhenti. Ia menatap langit-langit kamarnya mencoba memutuskan apakah sudah saat dia move on dari Gerald atau belum?

Ketukan pintu membuyarkan lamunan gadis itu, tatkala umi Ratih menyembul dari balik pintu kamarnya.

"Nak," ucap Ratih menatap Khika dengan sepasang mata memburam berembun air mata.

🍀🍀🍀

Diruangan gelap itu Vino sendirian menatap pada layar kaca televisinya. Channel demi channel dia ubah tanpa sekalipun ada yang benar-benar ia lihat. Hembusan napas panjang menggaum di ruang kosong itu. Malam itu rumahnya sepi seperti malam-malam lainnya, sang Ayah berada di benua lain, sibuk mengurusi perusahaan multinasional yang berhasil dirinya bangun dari titik nol, sehingga ia kini mencurahkan segalanya demi perusahaannya, impiannya, obsesinya, hingga melewatkan segala hal penting lain, yang awalnya menjadi pacunya untuk sukses, yaitu keluarga.

Vino menutup mata mendengar dentingan jam dinding bagaikan lagu sendu yang menghujam sepinya, serta rindunya pada sosok ibunda yang sekarang sedang tak disini karena harus menjalani serangkaian pengobatan. Keadaan rumah dimalam hari beserta kesunyiannya yang mengaburkan segala asa adalah salah satu dari dua hal yang dia benci. Satunya lagi adalah jadwal padat dari pak Bagjo.

Vino tersenyum lirih dalam pejaman matanya, mengingat banyak hal bodoh yang telah dia lakukan untuk sekedar membuat satu manusia kesal. Uniknya reaksi gadis itu jauh dari tebakannya, dia malah nyaris ketakutan. Lelaki itu tersenyum geli lagi mengingat semua yang terjadi. Kecap itu dan semuanya. Kata menyenangkan berulang kali tersirat diantara relungnya jika mengingat Sekolah, tempat yang menjadi salah satu pelariannya kini dari penat konspirasi yang membelenggunya setiap hari.

"Kriiing," deringan telpon rumahnya berbunyi mengalahkan suara detikan jam. Vino menatap telpon itu sebentar baru kemudian mengangkatnya.

"Halo,"

"Halo selamat malam pak, saya pak Sadikin,"

Vino berfikir mencaritahu dalam hati pak Sadikin yang mana. Satu orang yang bernama Sadikin yang ia kenal hanya perawat lelaki di rumah sakit tempat ibunya dirawat.

"Oh, iya pak Sadikin. Ada apa? Ada berita tentang kondisi ibu saya?"

"Begini, ibu Tika mengalami syok dan panas hebat akibat infeksi dari kaki dan rahimnya,"

"Ha? Lalu?"

"Saya diminta dokter untuk memanggil keluarganya, karena akan dilakukan tindakan medis yang butuh persetujuan keluarga,"

"Baik pak baik, lima menit saya akan ada disana,"

"Maaf sebelumnya, apakah ini dengan suaminya?"

CLOVER BESIDE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang