SEKETIKA lelaki itu tancap gas memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi, ikut membawa Khika yang masih kebingungan disampingnya. Gadis mungil itu menatap sepedanya melalui kaca spion mobil. Sepedanya lambat laun makin mengecil dan akhirnya tak terlihat di telan tikungan demi tikungan. Khika kini sadar betul kalau ini penculikan, tapi kalo diculik dia harus ngapain? Khika jadi keblinger sendiri. Otaknya dia paksa berfikir. Aduh, Khika, berpikir berpikir berpikir. Satu ide mencuat tiba-tiba, seharusnya dari tadi dia sudah tau ini. Dia harus teriak. Ya, harus teriak! Khika menepuk-nepuk lututnya yang lemas sambil tarik napas dalam-dalam mengambil ancang-ancang.
"TOLOOOONG!!! PENCULIKAN!!! TOLONG PENCULIKAAAN!!!!" Teriak Khika sehisteris mungkin. Tangannya menggapai slot pintu dan berusaha membukanya. Namun ternyata slotnya dikunci otomatis oleh lelaki disebelahnya itu.
"LO GILA!!! GUE BUKAN KELUARGA ORANG KAYA!!! LO NGGAK BISA MINTA TEBUSAN SAMA ORANG TUA GUE!!!" Teriak Khika lagi masih berusaha.
Tangan Khika mencekal tangan pengemudi itu. Niatnya sih mau mengacaukan konsentrasinya menyetir dan kemudian Khika bisa berhasil kabur dengan dibumbui adegan di film action seperti loncat dari mobil---Walau dipikir-pikir loncat dari mobil itu bukanlah solusi yang tepat untuk kabur---Tapi ternyata lelaki itu pun sama sekali tidak konsentrasi pada kemudinya. Dia nyaris nggak lihat jalan, dia melamun! Ini baru namanya menyerahkan nyawa ke jalanan. Khika sontak panik, lebih panik daripada diculik tadi.
"Hey mas! Mas! Tolong bisa lihat jalan nggak... ngeri!" protes Khika sambil menepuk-nepuk pundak cowok itu sedikit. Cowok itu sekejap bergeming sadar dan seolah mulai menemukan kenyataan kalau ada seorang gadis asing di sebelahnya yang sedang kebingungan dan butuh penjelasan segamblang mungkin. Khika jadi ragu dengan maksud sebenarnya dari cowok ini. Dia bukan style-style penculik kayak di film thriller yang sering ia tonton. Dia lebih cocok jadi Rangga di film AADC. Setidaknya itu yang ada dipikiran Khika yang ngelantur.
"Jangan-jangan, kamu salah ngambil orang ya?" tebak Khika.
Cowok itu membalas dengan gelengan kepala, kemudian Khika melihat dia mulai menyalakan lampu sen kiri dan pada akhirnya mobilnya ia parkir di sebuah restoran Jepang yang terkenal di daerah situ. Khika mulai tenang. Entah mengapa dia sungguh yakin. Ini orang bukan berasal dari film thriller, genrenya lebih cocok romance. Lelaki itu kini mulai menatapnya. Dia sepertinya siap menjelaskan maksudnya.
"Begini, hmmm, maaf sebelumnya nama kamu siapa?"
"Khika," ucap cewek itu reflek menjawab.
"Oiya. Begini Khika, I really need your help. Saya mau minta bantuan kamu, boleh?" ucap lelaki itu sesopan mungkin.
"B-Bantuan apa?" Khika jadi gugup.
"Kamu mau jadi pacar saya?" tanya lelaki itu.
"Ha?" Khika terkejut dengan yang barusan dia dengar. Rasanya aneh, mendengar lelaki asing dari antah berantah mengajaknya jadi apa? Pacar? Khika menelan ludah. Lelaki itu hanya terdiam sabar menunggu jawaban dari anak mungil ini. Raut wajah lelaki itu menyiratkan permohonan yang amat sangat seolah ini hal terpenting dalam hidupnya. Hati Khika bergetar sedikit. Walau dia ingat Gerald dan rasa sukanya yang terkukut lama, tapi raut wajah cowok di depannya ini mampu membuat Khika berpikir dia tulus.
"Sebentar aja, nggak perlu ngomong apa-apa, please." lanjut lelaki itu memohon.
Loh kok sebentar? batin Khika dalam hati. Seketika dia sadar maksud sebenarnya. Pacar bohongan kan? Kayak di FTV, klise sekali pemikirannya. Khika pikir cowok ini sepertinya memang bukan dari genre romance tapi lebih cocok drama. Khika terdiam tak menjawab, masih ragu dengan keputusannya. Sedangkan lelaki itu didalam hatinya berusaha meyakinkan diri sekaligus diam-diam berharap agar gadis di hadapanya ini bersedia menolongnya. Lelaki itu masih menunggu jawaban namun sudah beberapa detik tak kunjung ada jawaban dari bibir itu. Lelaki itu merasa tak aman, dia takut menerima penolakan. Seketika dia retas keheningan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOVER BESIDE YOU
Genç KurguTeman-teman gila, dibully karena berbadan mungil, sering lupa ngerjain PR, dan terjebak friendzone. Potret lengkap kehidupan Khika saat ini. Remaja biasa dengan segelintir aktivitas yang sama dengan remaja lain. Namun hidup Khika tiba-tiba saja ber...