Wanita Masa Lalu

95 7 0
                                    

"Kenapa harus Kim Ran ?"

Pertanyaan Taekwoon tadi membuat Hakyeon sedikit gusar malam ini. Entah kenapa dia merasakan ada sesuatu yang menganjal hatinya.

Ketika dia menjawab kenapa harus Ran, tentu saja karena dia mencintainya lantas apa lagi asalan yang dia punya karena jelas-jelas dia mencintai gadis manis dengan rambut panjang yang selalu di kuncir kuda itu.

Tapi Taekwoon hanya mendesah berat dan pergi meninggalkannya begitu saja.
Bukankah itu sangat menjengkelkan. Lebih-lebih lagi dia sekarang mendengar suara aneh dari rumah sia tuan Jung. Suara merintih kesakaitan di sertai tangisan yang tertahan. Seketika bulu kuduknya berdiri. Ini adalah rahasia yang akan dia simpannya sampai mati kalau sebenarnya dia sangat takut dengan Hantu.

Tapi bukankah dia sudah mati dan jadi hantu.

"Aish, kapan sifat pelupaku hilang sih ?". Tubuhnya bangkit melayang menembus pintu dengan gontai lalu menatap sebuah ruangan yang tertutup rapat didepannya. Hakyeon yakin kalau suaranya dari dalam sana. Tapi itukan kamar adiknya Taekwoon yang Hakyeon tidak tahu namanya siapa.

Hatinya agak ragu untuk masuk. Bukankah tidak sopan masuk ke kamar wanita tanpa ijin.

Lalu selama ini apa yang kau lakukan pada Ran Hakyeon bahkan kau masuk seenaknya ketika dia tidur.


Dia mendesah pelan entah kenapa hati nuraninya menyuruhnya masuk dan melihat apakah gadis yang ada di dalam dalam keadaan baik. Jadi tanpa berfikir dua kali lagi Hakyeon masuk dan betapa kegetnya dia ketika melihat wajah pucat Hana dengan keringat dingin menghiasi wajah putihnya.

Hana sekarat dia mencoba bangun untuk mengmbil obat di nakas samping tempat tidurnya tapi yang ada dia malah jatuh terjungkal dan tubuhnya mendarat mulus ke bawah. Tangannya terus memegangi dadanya yang tercekat seolah-olah oksigen tidak mengisi paru-parunnya. Dengan sigap Hakyeon mencoba untuk mengangkat tubuh Hana tapi nihil dia lupa lagi kalau dia tidak bisa menyentuhnya.

Hakyeon cemas, dia dulu adalah mahasiswa tinggat akhir kedokteran bersama Jaehwan jadi dia sadar betul kalau gadis di depannya ini sedang sekarat.

Dengan sigap tubuhnya melayang ke atas. Dia harus memberi tahu Taekwoon segera. Kalau tidak ingin melihat adiknya terbujur kaku.








Seorang pemuda berwajah tampan berdiri tegap di belakang meja bartender dengan kemeja yang di gulung sampai sikunya. Tangannya dengan lihai mengikisi balok es untuk menjadi bulat sempurna. Dengan anting yang menempel di cuping telinga kirinya serta wajah tampan bak seorang pangeran tak ayal Taekwoon selalu menjadi tontonan menarik wanita-wanita sexy yang ada di Klub malam milik rivalnya Kim Wonshik.


Seperti sekarang seorang gadis dengan gaun agak terbuka di bagia punggung serta dadanya mendekat dengan sexynya ke arah Taekwoon lalu duduk tepat di depannya. Menyilangkan rambut panjangnya ke belakang mencoba menarik perhatian Bartender yabg kelewat ganteng ini.


Taekwoon hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Ketika sang gadis memesan Koktail dengan dosis alkohol yang lumayan tinggi.


Dengan Lihai Taekewoon melayani gadis di depannya dengan tatapan mata yang seolah-olah menelanjanginya.



Taekwoon sudah biasa dengan tatapan gadis-gadis yang sering memujanya. Jangan salahkan dia kalau punya wajah yang di atas rata-rata bahkan Wonshik sesekali membuat memar di wajahnya hanya karena muak melihat ketampanya.



"Kau,ada waktu ?" Tangannya terulur mengambil galas kristal berisi cairan memabukan berwarna biru indah dengan sedikit hiasan di sampingnya. Lalu meminumnya pelan. Tapi matanys masih menatap lurus pada Taekwoon.

Kiss Me, Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang