The Dramaqueen and Idiot Lovers✖️TRM

231 18 0
                                    



Hari ini sepi banget. Iya sih, gue tahu gue jomblo. Eh! Enggak deh, kan gua udah sama Laras. Eh, namanya Laras bukan ya?

Iyadah, itu pokoknya. Hari ini Kak pat sama si dua bocah tuyul itu belum juga mampir ke Basecamp. Padahal, Biasanya, pasti Kak Pat selalu nongol duluan. Iya, sama dua bocah tuyul juga.

Gue yang bosen ini, akhirnya pergi keluar untuk sekedar berjalan-jalan. Mereka bertiga sam kru yang lainnya juga gak bisa dihubungin. Akhirnya, gua mutusin untuk makan saudara gua sendiri. Eh, bukan kak cut sama isal kok. Maksudnya, baso. Iya baso.

"Pak! Pesen 2 mangkok ya!" Teriak gua waktu nyampe diwarung bakso pak mamat.

"Oke, sip, Ki!" Kata pak mamat. Gua udah sering makan disini, gak aneh kalau tuh tukang bakso sok akrab banget. Sambil menggoyangkan pinggulnya, pak mamat meracik bumbu-bumbu bakso itu.

Jadi pengen muntah sebelum makan. Gak lama, bakso udah ada didepan gue. Gue langsung menyedok tuh bakso dengan semangat.

"Oei, Ki! Tumben kau mampir pagi-pagi!" Katanya, berhubung warungnya yang agak sepi. Ia memutuskan untuk duduk didepan gue.

"Iya, pak. Yang laen pada kagak ada." Kata gue. Pak mamat mengangguk-angguk.

"Oh, si den Iqbaal ama den Aldi ya?" Tanyanya. Aku mengangguk. Pak mamat itu udah kaya ayah bagi aku. Pak mamat ditinggal cerai sama istrinya yang lebih suka hidup bergelimangan harta. Waktu itu dia pernah cerita.

"Pak mamat! Pesen Bakso dong!" Suara cempreng gadis yang baru saja datang itu menyentak pak Mamat.

"Yo'i, neng! Siap!" Setelah berkata seperti itu, ia kembali berjoged ria dibalik gerobaknya.

"Bang kiki?" Kata Gadis tadi. Ia duduk di kursi yang tadi pak mamat duduki. Di seberangku.

"Eh, Lun. Apa kabar?" Dia Luna. Salah satu sahabat Shine yang akhirnya jadi sahabatku juga. Kalau kata Iqbaal sama Shine sih, sahabat lope-lope.

"Tumben disini pagi-pagi?" Tanya Luna. Aku menyengir.

"Lagi pengen makan saudara aja." Kata gue. Luna tampak terlihat sangat shock. Gua salah bicara lagi ya?

"Kenapa ki? Kenapa kamu makan Isal sama Kak Cut???" Ia membekap mulutnya sendiri. Aku memandangnya datar.

Kalau Iqbaal-Shine adalah pasangan Sahabat yang keduanya sama-sama tidak peka. Maka, aku dan Luna adalah pasangan     'Terlalu realita' dan 'terlalu dramaqueen'.

"Neng! Baksonya jadi." Pak mamat membawakan bakso ke meja. Luna mengangguk.

"Makasih, pak." Kata Luna. Gua melanjutkan makan mangkok kedua. Jadi beneran laper ya?

"Ki, tadi gua liat Aldi sama Iqbaal tau." Kata Luna, aku meliriknya.

"Dimana?" Ia melirik kekanan dan kiri.

"Itu dibalik gerobak." Ia menunjuk kebelakang gerobak.

"Yaaaah!" Teriakan kecewa dua tuyul langsung menyahut. Jadi, dari tadi mereka ngikutin gua?

"Eh! Ngapain lu pada?" Teriak gua. Merekapun keluar dari persembunyian mereka.

"Yaelah, Luna! Idiot amat sih lu??" Seru Aldi dan dibalas anggukan Iqbaal. Luna hanya mengangkat bahunya polos.

"Padahal, tadinya kita pengen kasih suprise buat elo, bang" kata Iqbaal. Gue ngangkat sebelah alis.

"Tumben, kenapa?"

"Kan, hari ini ultah lo," ucap mereka.

Eh?

Masa sih?

***

Hai.

Satu hari 4 part?

Baik banget kan?😂😂😂
Rasanya gak lengkap kalau kagak ada bang kiki dan sebenernya, aku bingung nih cerita mau dibawa kemana.

Okelah, VOMENT!!!!😊😊
Trims😘

OneShoot (CJR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang