Chapter 5

257 23 0
                                    

telat update .. kuota abis mz mb :'v
Happy reading ^^

.
.
.
.
.

"Kouta-sama , silahkan duduk" kata kara seraya menarik kursi meja makan dan aku langsung duduk di kursi itu. Detik selanjutnya , Isoya dan Isu tiba-tiba saja melihat ku yang satu dengan tatapan heran , dan satunya lagi dengan tatapan datar.

kalian pasti tau siapa mereka kan?.
Sedangkan aku hanya diam dan mulai mengisi piring ku dengan beberapa makanan yang ada di meja makan. tapi , tetap saja si Twin melihat ku , dan terus menatap ku hingga aku sedikit merasa risih .

"Nii-chan/Sama" Ucap mereka berbarengan. Aku menatapnya datar "Konnichiwa" Lanjut mereka . Aku hanya menganggukkan kepala ku beberapa kali

Aku kira ada apa , sampai sampai menatap ku dengan lama
"Nah .. sudah kumpul , ayo kita makan" ucap Tn.Rinto.
Tiba-tiba saja aku langsung terdiam dan menatap Isoya,Isu,dan yang terakhir Ayah ku .

Apa yang aku lakukan ? Aku melihat piring mereka bertiga yang masih kosong , dan punya ku sudah terisi beberapa potong Bloody Steak . Apa aku melamun? oh .. atau itu sebabnya Twin menatapku begitu lama ?

"A... Aku minta maaf .. aku kira kalian sudah--"

"Kau melamun ? apa ada yang mengganggu mu ?" Ayah menatap ku dengan khawatir. tapi aku hanya menganggukkan kepalaku pelan .

Tak mungkin juga aku menceritakan kejadian di kamar tadi, karna .. menurutku .. itu tidak penting untuk di ceritakan

"Tidak ayah .. aku baik-baik saja"

"Silahkan menikmati" Kata kara dan beberapa pelayan. mereka langsung pergi setelah mengambilkan semua makanan dan di sajikan di atas piring Isoya,Isu,dan juga Tn.Rinto

"Ittadakimasuuu!!!"Seru Isoya senang , "Ittadakimasu." dan si kembaran menimpali dengan nada yang datar.

sementara si twin menyantap makanannya, Ayah kembali menatap ku, dan kali ini aku langsung menatap balik ayah ku. dari sorot matanya , aku tahu bahwa ayah ku ingin mengatakan sesuatu. Tn.Rinto menghela nafasnya pelan lalu kembali berbicara

"Kau menerima tawaran itu kan?"Tanya nya, Aku menganggukkan kepala ku beberapa kali. Sebenarnya aku belum memberitahu ayahku soal ini , tapi tak heran juga kalau ayahku telah mengetahui nya

Mengingat kalau indera pendengaran miliknya itu sangatlah tajam . Pasti diam diam ayah mendengarkan pembicaraan kami kemarin

"Ya .. kami bertiga.."Timpal ku.

"Ayah tak akan melarang mu bersekolah .. tapi ingat, Vampire hunter tetaplah vampire hunter .. mereka bisa saja mencelakakan kalian saat kalian lengah .. berhati-hatilah ya .." Katanya seraya menyantap makanannya , aku menganggukkan kepala ku beberapa kali dan juga ikut menyantap makanan ku.

000

"Aroma mu lezat .. sangat lezat .. hmm.. baiklah .. aku akan mulai mengawasi mu"

Di atas sebuah dahan pohon yang besar,seorang pemuda berambut merah terlihat sedang mengamati mansion besar berwarna cream yang terletak di tengah-tengah hutan. dan seringai aneh juga muncul di wajahnya yang tampan.

000

"Terimakasih telah mau bergabung dengan kami.."

Sehari setelah kejadian itu , semuanya telah sepakat akan mendirikan sekolah SMA yang di dirikan khusus untuk para monster penghisap darah dan juga untuk para Vampire hunter generasi muda.
Dan yang menjadi pemimpin di sekolah ini adalah Tamagi Kouta,Ryuuka Yuna, dan juga Isayama Akihibara .

Mereka bertiga yang akan menjadi pemimpin bagi sekolah Vampire dan untuk sekolah Hunter yang terpilih adalah
Hyori Akabane dan Michael Kay .
Lalu yang menjadi Head Master tetap saja orang yang berasal dari lingkungan Asosiasi yaitu
Takano Maeda. Sang ketua Asosiasi dan sekaligus kepala sekolah di sekolah ini.

"Ya terima kasih atas sambutannya" kata ku datar. Diam diam aku mengamati ruangan kepala sekolah yang menurutku terlalu besar untuk ukuran ruang kerja kantor. Ruangannya bahkan sama besar nya dengan kamar tidur ku.  ada sofa yang besar, televisi , kulkas , lemari 4 pintu.

Aku tak tahu fungsinya semua itu berada di sini , tapi aku tahu kalau semua barang itu tidaklah sangat berguna .
Apa mungkin dia ingin membuat 'Kamar' di dalam 'Kantor' ?

"Kouta .. kau yang akan menjadi Ketua di sekolah vampire , Isayama dan Ryuuka mereka akan menjadi wakil mu" Jelas Maeda seraya membuka beberapa map yang ada di meja nya

"Selamat pagii ... !! Maeda-san!!!"
Tiba-tiba saja seorang gadis berambut biru masuk dengan seenaknya ke dalam kantor dan sedikit berteriak.

"Berisik!! Ryuuka! kau harusnya disiplin saat memasuki ruangan kepala sekolah!" Kata Maeda seraya menghela nafasnya panjang. Dan gadis yang di panggil Ryuuka itu hanya tersenyum tak jelas. tapi detik selanjutnya gadis itu berkacak pinggang seraya memasang wajah angkuhnya

"Tapi .. aku ini kan PureBlood dan kau .. hanyalah pak tua .. apa .. aku .. harus menghormati mu juga?" katanya dengan nada yang terdengar ceplas ceplos itu. Maeda menghela nafasnya lalu memejamkan matanya sejenak , selanjutnya menatap Yuna dengan tatapan tak perduli

"Dasar bocah kecil.. Aku tahu kau adalah PureBlood .. tapi bisakah kau bersikap seperti pemimpin ? lihatlah .. di sebelahmu .. ada pureblood lain disini"

Yuna langsung menatapku dengan tatapan datar , tetapi tatapan datar nya itu kini berubah menjadi sebuah senyuman ."kau kan ... Hyaaa .. Kouta-nii .. aku tahu aku akan bisa bertemu dengan mu lagi disini ..."

Aku tersenyum lalu mengelus-elus pucuk kepalanya dengan lembut "Hai Yuna .. kita bertemu lagi ya.." Mata Biru itu melihatku dan harus ku akui , Matanya sangatlah menenangkan .

"Oh.. cukuplah Bocah pendek sikap anak kecil mu itu harus di hilangkan di sini"

Pureblood lain. Aku melirik sekilas ke arah pintu. disana seorang pemuda berambut hitam dan berkacamata sedang berjalan masuk seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celananya

"Berisiiikkk !!!" Aki-chan" kata Yuna  seraya sedikit berteriak.

"Jangan panggil aku dengan menggunakan 'Chan' aku ini laki-laki!! panggil aku menggunakan kata 'Kun' di belakang nama ku" Protes dan jelasnya

"huumm.. baiklah Aki-chan"

"Diammm !!!"

"Tidak akan.. Aki-chan"

"errghh.. ku hisap darah mu nanti"

"Aku laporkan pada Ayah!"

"Aku laporkan juga pada Ibu!"

Aku menghela nafasku pendek. lalu aku menarik pinggang Yuna agar mendekat pada ku

"Diamlah Adik ku.."kata ku dengan nada yang halus. Gurat gurat merah tiba-tiba saja muncul di wajahnya dan dengan cepat menanggukkan kepalanya

"Baiklah K..Kouta-nii"

Di tempat meja kerja nya, Maeda hanya menonton dan tak lama mulai membuka suara.

"Apa aku salah memilih mereka berdua untuk kesini? pedahal merekA bukanlah adik-kaka .. tapi selalu saja bertengkar .." gumam Maeda pelan

"Baiklah .. selesai kan bertengkar nya? ..
Kalian ini kan di panggil untuk bekerja di sini bukannya untuk bertengkar!!"

"Apa ?! bekerja dengan bocah pendek itu? tidak .. aku tidak mau!!" Isayama mendecak ,lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Yuna langsung menatap Isayama seraya memberikan death glare

"Siapa yang kau bilang pendek?"Kata Yuna seraya berteriak

Maeda kembali menghela nafasnya, lalu menatap satu persatu dari kami bertiga "Hentikann!! sudah sudah .. kalian lebih baik duduk dulu di sofa .. aku akan kenalkan dua orang pada kalian bertiga"

---
Update : 12 Mar 16 17:28

Run Devil RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang