Don't Go Prilly!

16 2 0
                                    

"ZAYN!" Teriak seorang perempuan dari belakang saat Zayn menulusuri lorong sekolah depan Lab Biologi.

"Ya?" Tanya Zayn kepada wanita itu.

"Kata ms. Hana kau anak yang sering sekali ke perpustakaan, kau mau menemaniku? Tolong yaa".

Prilly terus memperhatikan Zayn dan wanita itu. Rasa cemburu pun timbul di hatinya.

"Prilly, silver or black?" Tanya Kat.

"Untuk mu atau Justin? Tapi kalian berdua cocok memakai silver" jawab Prilly. Tapi matanya masih menatap Zayn.

Cindy menyipratkan lemonade-nya kepada Prilly. "Jujurlah kau pasti cemburu dengan Bell si anak baru itu" ucapnya.

Prilly langsung menatap sahabatnya. "Siapa namanya? Anak baru? Kenapa ia bersama Zayn?!" Tanya Prilly dengan nada agak marah.

"Tuh kan cemburu" seru Tyana

"Bell, anak baru yang kata teman sekelasnya ia mengesalkan" kata Lily sambil menyeruput lemonade-nya.

"Jangan menyerah Prilly! Buktikanbsaja kau lebih baik dari pada Bell, mungkin ia hanua baik di hadapan Zayn, tapi siapa tahu di dalamnya ia seperti apa" kata Kally.

Prilly menatap Kally dengan tajan. "Siapa bilang aku menyerah, hah? Menyerah kepada orang seperti dia? Itu bukan Prilly Andriana namanya! Prilly Adriana adalah gadis yang..." Seru Prilly. Bel masuk kelas pun berbunyi, mau tak mau Prily harus memberhentikan pidatonya.

Sepulang sekolah, Prilly bersama Tyana pulang belakangan, karena Prilly meminta Tyana untuk memintanya pergi ke toko kue, Prilly ingin membeli kue untuk sahabat-sahabatnya makan malam ini. Termasuk Zayn, ia membelikan kue kesukaan Zayn.

Sesampainya di rumah, Prilly dikagetkan oleh adanya Bell di mansion itu bersama Zayn tepat di dalam kamarnya Zayn. Niatnya Prilly ke kamar Zayn untuk memberitahunya bahwa ia bawa kue kesukaan Zayn.

Serentak Prilly menjatuhkan kuenya, ia langsung berlari menuju kamarnya. Saat melewati ruang belajar, pas sekali Kat dan Lily melihatnya lari. Kat dan Lily segera menghampiri Prilly ke kamarnya.

"Prilly, ada apa denganmu? Ini Kat dan Lily, kami masuk ya?" Tanya Kat.

"TIDAK! Jangan sekarang!" Seru Prilly.

Lily langsung mendobrak pintu kamarnya, Kat yang terkejut tidak bisa bilang apa-apa. "Aku tak bisa biarkan sahabatku menangis sendiri dalam kamarnya".

Prilly yang sedang nangis terisak-isak di pojok kamarnya langsung menatap Lily ketakutan.

Nial dan Justin segera lari menghampiri kamarnya Prilly. "Ada apa ini?!" Seru Justin. Nial yang melihat Prilly menangis langsung menyenggol Justin.

"Pril? Kau menangis? Kenapa?"Tanya Nial.

"Aku menyerah" jawab Prilly.

"Tunggu, jangan bilang kau..." Kat belum selesai mengatakannya, langsung dijegat oleh Prilly.

"Tidak! Lebih baik kalian keluar dari kamarku, aku hanya ingin sendiri" ucap Prilly.

Tanpa berkata-kata lagi, mereka semuapun langsung keluar dari kamarnya Prilly. Lily segera pergi ke dapur untuk bertemu dengan Kally yang sedang membuat puding bersama Luke.

Melihat wajah Lily yang gelisah, Kally dan Luke saling menatap.

"Kamu kenapa Lil? Tumben kamu cemberut, ada apa dengan Tyana dan Liam?" Tanya Kally. Lily menggeleng. "Eh? Lalu kenapa?".

"Tentang Prilly, Zayn, dan Bell" jawab Lily.

"Ohh... Memangnya ada apa dengan mereka? Saudaranya Zayn ini ya, baru datang ke sini langsung buat masalah" kata Luke.

Serentak Lily dan Kally terdiam...

"APA?! SAUDARANYA ZAYN?!" Seru Lily dan Kally.

Lily langsung berlari menuju kamarnya Prilly. "Prilly! Prilly!" Tak ada jawaban dari dalam, mau tak mau Lily langsung mendobrak pintunya.

Prilly tak ada.

Cindy yang kamarnya ada di sebelah Prilly langsung keluar. "Lily! Tak ku sangka kau mendobrak 2 kali pintu kamar Prilly! Memang nua ada apa sih? Aku tak bisa..."

"Ia kabur" ucap Lily memotong Cindy. "Prilly kabur".

"Ada apa ini?" Tanya Troy.

"Prilly hilang! Dia-dia kabur!" Jawab Cindy.

"Apa? Ya tuhan... Cuacanya sedang mendung lagi! Gimana nih?! Kabur ke mana lagi?" Tanya Kat.

"Sekarang di mana Bell dan Zayn?!" Tanya Kally.

"Si Bell udah pulang, tadi Zayn ada di sini..." Kata Justin terputus karena tadinya dia mau menunjuk Zayn yang ada di sebelahnya.

Liam menghela nafasnya. "Dan sekarang Zayn yang kabur" ucapnya. Mereka pun segera pergi mencari Prilly dan Zayn dengan mobil karena sang langit sudah menurunkan airnya.

Sementara itu....

"PRILLY TUNGGU!" Seru Zayn mengejar Prilly. Prilly tak menjawab. Mau tak mau Zayn langsung menarik dan menggenggam tangannya Prilly. "Kamu salah paham! Bell itu saudara aku, dia baru sekolah di NY Internasional Blands School seminggu yang lalu, dulu ia tinggal di India, namun sekarang karena kami bertemu, kami ingin menghilangkan rasa rindu kami satu sama lain sebagai saudara, maafkan aku, Pril, aku- aku juga yang gak tahu kalau..." Prilly langsung menaruh jari telunjuknya pada mulutnya Zayn.

"Bodoh, jangan ucapkan itu".

"Ehh!! Stop mas Anto! PRILLY! ZAYN!" Seru Luke kepada mereka berdua.

Semuapun langsung menghampiri Prilly dan Zayn, ada yang memarahi mereka, bahkan ada yang menangis karena melihat mereka berdua kembali, yah... Tyana.

Keesokan harinya Prilly dan Zayn tidak sekolah karena mereka terkena flu. Di kamar Prilly, tiba-tiba Bell masuk tanpa mengetuk pintu.

"Prilly Andriana, ingat lah kata-kataku ini, walaupun aku hanya saudaranya Zayn, aku tetap saja tidak mau Zayn bersama orang seperti mu" Bell mengelus pipinya Prilly yang sedang tidur itu. Iapun segera keluar saat mendengar langkah kaki mendekat.

Prilly bangun dari tidurnya dan melihat Lily di depan pintunya. "Lily? Sedang apa kau di sini? Bukankah sekarang waktunya sekolah?".

"Jangan lakukan itu lagi, ingatlah bahwa kau masih mempunyai teman-temanmu seperti aku, Kat, dan yang lainnya, jika ada sesuatu yang menghalang di hatimu, kau dengan mudah bisa memghancurkannya, karena ada banyak orang yang selalu berada bersamamu" ucap Lily sambil menggenggam tangannya Prilly.

Mendengar itu Prilly tersenyum, ia mengangguk dan kembali tertidur di telapak tangannya Lily.

LiKaPiCiKaTy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang