Benang Merah

11 0 0
                                    

  Lagu Rihanna yang berjudul 'Umberella' berkali-kali tersetel di dalam mansion itu.

"Ayolah! Siapa yang mengganti bel rumah kita menjadi lagu sialan ini?!" Seru Nial dari ruang tv.

Zayn yang cekikikan dari tadi datang menghampiri pintu. "Pfftt... Maaf, maaf, aku hanya mencoba untuk membuat remix di seluruh rumah ini" ucapnya.

Iapun membuka pintu dan melihat Mrs. Lisa di depan pintu. "Halo, Zayn, ehmm... Bisakah aku bertemu dengan anakku?" Tanya Mrs. Lisa.

"Oh, tentu saja! Tunggu lah di ruang depan, Mrs. Lisa" kata Zayn. Ia pun segera memanggil Cindy.

Mendengar Momnya datang ke rumah, Cindy yang tadinya sedang merekam video di kamarnya segera lari ke bawah menemui Momnya.

"Mom!" Seru Cindy sembari memeluk Momnya itu.

"Cindy!" Seru Mrs. Lisa membalas pelukannya.

Bi Ratni segera menuangkan secangkir teh untuk Mrs. Lisa.

"Ada apa, Mom?" Tanya Cindy.

Mom menghela nafasnya. "Tadi... Mom dan Dad bertengkar lagi" jawab Mom dengan nada lirihnya.

"Kenapa?" Tanya Cindy lagi.

"Karena Ayahmu harus pindah lagi ke Beijing untuk pekerjaannya" jawab Mom. Cindy terkejut, wajahnya pun langsung memelas. "Hey, jangan sedih, Mom sudah berusaha yang terbaik untuk mu, tetapi Dad tidak mau mendengar kata Mom, Mom sudah bilang kepada Dad kalau kita pindah lagi, Mom akan malu sendiri kepada yang lain, Mom yang pertama menerima kau akan tinggal di mansion ini, tapi Dad benar, itu salah Mom, dari pertama Dad memang belum mengizinkan" lanjut Mom.

Cindy berusaha tersenyum. "Biarkan Cindy pikirkan dahulu, ya Mom? Mom pulang saja" katanya. Ia pun segera beranjak dari duduknya dan langsung mengunci dirinya dalam kamar.

  Di dalam kamarnya, Cindy menangis. Ia tak sanggup meninggalkan sahabat-sahabat yang ia sayang, bahkan setahun pun belum terjadi, apa yang harus ia katakan kepada teman-temannya? Dad masih saja tidak bisa mengurus dirinya sendiri, karena itu ia masih membutuhkan Mom di sisinya.

  Sudah 3 kali Cindy dan keluarganya pindah, pertama ia dari Jepang ke Amerika, lalu pergi ke Indonesia, lalu kembali lagi ke Tokyo, lalu pindah lagi ke London, dan yang terakhir kalinya ke Amerika ini. Faktor itulah yang membuat Cindy merasa dirinya sendiri, hidup pindah tempat memang bisa mempunyai teman yang banyak, namun dapatkah mereka mengingat kita? Dapatkah kita mengingat mereka?

Malam harinya LiKaPiCiKaTy pergi ke mall, mereka makan malam di sana. Sehabis makan, mereka semua sibuk apa yang akan mereka kunjungi setalah makan malam, tetapi hanya Cindy yang tidak mengajukan tempat tujuan selanjutnya. Nial merasa aneh dengan Cindy yang tidak mengajukan tempat tujuan selanjutnya. Nial merasa aneh dengan Cindy, biasanya Cindy yang ceria dan lucu itu paling heboh dari semuanya.

Akhirnya semua berencana akan pergi sendiri-sendiri setelah peperangan antara Prilly dengan Zayn dan Justin, merek akan kumpul kembali di Loby Barat pada jam 9 tepat. Lily, Kally, Liam, Tyana, dan Troy pergi ke toko buku. Prilly dan Kat pergi ke fashion galery yang sedang ada di situ. Zayn, Justin, dan Luke (Luke: hey, aku dipaksa oleh mereka kali ini) pergi ke tempat video game. Sedangkan Nial diam-diam mengikuti Cindy yang jalan tak tahu tempat tujuannya.

"Kau sedang sedih, ya?" Tanya Nial saat Cindy akhirnya duduk.

"Kenapa kau mengikuti ku?" Tanya Cindy yang langsung mendorong Nial jauh-jauh.

Nial tidak bergerak, dia menahan dorongan Cindy. "Hey, aku bertanya padamu!" Seru Nial. Cindy pun menuerah dan menceritakan semuanya kepada Nial. "Oh... Jadi kau tidak tega meninggalkan aku dan yang lainnya hanya karena pekerjaan Dad mu?" Tanya Nial. Cindy mengangguk. "aku sebenarnya juga sama seperti mu, tapi itu dulu, sekarang tidak" kata Nial.

LiKaPiCiKaTy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang