Royal.

27 2 0
                                    

Kulihat perempuan di sisiku.
Raut mukanya penuh kedamaian...

'Biarlah dia menjelajahi mimpinya dulu...' pikirku.

Tetap dalam kesunyian, aku menutup pintu kamarnya.

'Apa yang harus kukatakan nanti...' *sigh*

(Nada bersambung)

"...halo...?"

"Kemana saja kau dari tadi!?!" Orang di seberang telpon langsung berteriak.

'.....ugh....'

"Masih ada dia tadi. Aku mau menikmati liburan ini sepenuhnya."

"....." orang disebelah sana terdiam.

"Atau... aku salah?"

"Tidak. Kau benar. Hubungan lebih penting dari ini. Tapi aku perlu penjelasanmu, nak."

"...tanyakan aku."

"...kenapa dia? Berapa umurnya? Dia muda sekali."

"Whoa. Tunggu2. Satu2."

"Ok... mulailah."

"Dia menghargaiku, mengertiku. Ia anggun, dan... lemah."

"Karena kemudaannya. Jadi. Umur berapa dia?"

"...20?"

"...anakku..."

"Aku tau. Aku tau. aku terlalu tua. Aku tau."

"...mungkin masih bisa. Tapi karena-"

"Bangsawan tak patut melakukan hal itu kan?" Kataku.

"Lalu kenapa."

"...cinta itu buta kan?"

"Apa tak ada yang lain? Keluarga kita, terutama kau terancam akan dihujat."

"..." mendengar itu, aku hanya dapat diam.

"Nak."

"Ya?"

"Bagaimana dengan orangtuanya?"

"...netral ke arah bahaya."

"Sudah kuduga."

"Itu hal yang wajar," jawabku membela diri.

"Apa kau ingin mempertahankan ini?"

"...aku...ma- ...tidak tau."

"*sigh* kalau dia memang jodohmu, baiklah. Tapi ia harus belajar tata krama kerajaan. Kau mengerti?"

"...!? Bukannya tadi kau menentang?" Tanyaku tak percaya.

"KALAU ia JODOHMU."

"Ah... ok."

"Sekali lagi kutanyakan kepadamu,"

"Apa kau ingin menempuh jalan ini?" Lanjutnya.

"Ya."

"Baiklah. Jangan merengek kepadaku nanti."

"Aku terlalu tua untuk merengek, bapa. *tertawa*"

"*tertawa kecil* yah... kau 28 sih... jaga dirimu baik2. Ok?"

"Ya, bapa."

(Nada terputus)

We're Connected By The Red String Of Fate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang