i find you. (sequel 1.3)

6 0 0
                                    

Aku rasa masalah di tiap orang berbeda... Aku tak ambil pusing dengan keadaan sekitar. Kau, kau, aku, aku.

Seingatku ada saputangan di kantong celanaku... Ah. Ada.
Ku ulurkan saputanganku kehadapannya. Matanya masih membuka.

Matanya yang berair melihat ke arahku. Tak berlangsung lama.

Kepalanya langsung tertunduk.

"maaf... Aku jadi seperti ini. Aku mengacaukan acaranya... Ahhh... Riasannya pasti luntur sekarang... " suaranya lirih, kecil.
Tangannya memegang erat bajunya, menahan malu dan tangisan.

"tapi kalau kau hapus tak akan jadi masalah kan? Kalau kau jelaskan situasinya ke staf juga."
Ia hanya mengganguk.
Mungkin ia tak sanggup berbicara. Takut terdengar isakannya.

"u...m... Aku tau ini aneh. Aku tau aku orang aneh. D- dan ini permintaan gila... Tapi... To- tolong hapuskan air mataku! "
"...hah...? "
"ah. Ma- af. Aku benar2 gila. Tolong anggap anda tak dengar itu."

Tanganku meraih wajahnya.
Ibu jariku mengusap air mata yang masih ada di pipinya.
Kenapa dia menanyakan hal itu? nekat? bagaimana kalau di balik topeng ini om2? ah. Tapi
dia tau siapa aku. Apa dia... Menyukaiku dari awal...? ahaha... Tak mungkin. Tapi apa lagi penjelasan dari kata2nya?

Pipinya memerah. Bibirnya mulai tersenyum.

"maaf saya meminta hal yang sungguh aneh."
"kenapa? "
"...mungkin karena... Anda tak akan melihat mukaku? "
"tak akan? tapi nanti...? "
"aku bisa memilih. Membukanya di depan semua orang atau setelah acara."
"tapi sama saja kan? setelah acara itu harus membukanya di depan semua orang juga kan? Walaupun hanya para pria dan staf tv."
"aku bisa membuat alasan. Mereka bisa menunjukan foto audisi ku. Aku punya teman di sini." "ah! Tapi aku lolos karena usaha! Tidak dgn orang dalam! "

"pft. Ya. Ya." senyumku muncul mendengar perkataannya.

Wajahnya benar2 halus tapi. Tanganku sudah kembali, tapi aku masih bisa merasakan lembutnya.

Kalau begitu...

Kuraih wajahnya. "boleh...kah? "
Wanita itu hanya mengganguk.

-di tempat lain-
"oohhh!! seseorang sudah menemukan nona itu! " kata host itu sambil melihat ke layar besar yang menampilkan 2 titik, merah dan biru, di satu posisi.

"mari kita bunyikan tanda berakhirnya! "
Host itu lalu memencet sebuah tombol merah besar yg ada di sampingnya.

'ttteeeeeeeeeeettttttt...! '

Layar lebar itu pecah menjadi 6 bagian. Ada yang di dapur, taman, ruang tamu, lorong lantai 1, lorong lantai 2, lorong lantai 3, lorong lantai 4, dan
perpustakaan. para pria itu tersebar di area2 itu dan sebagian berpandang- pandangan, sebagian lagi langsung pergi ke tempat host itu berada, karena perlombaan telah berakhir.

"para pemirsa yang setia! Sekarang para pria sudah berkumpul lagi di sini, tentu saja dengan 1 pria beruntung yang menemukan nona cantik ini! "
(tepukan tangan)

"mari2, maju pemenang kita hari ini! Bagaimana anda menemukannya, dan dimana! " tanya host itu.
"secara tak sengaja, di balkon lantai 4."
"di balkon ternyata! Ternyata nona kita ini cukup
cerdik ya! baiklah! Selamat kepada pria nomor 8 yang telah menemukan nona ini! "
(suara tepuk tangan lagi, sound effects)

"nona, apa anda ingin menunjukan wajah anda kepada pemirsa atau tidak? "
"ah... Um... Tidak... Aku tak mau orang terdekatku tau kalau ini aku. Aku ingin membuat kejutan sjaa bagi mereka nanti, ahaha..."

"baiklah, waktu sudah 21.16 , sampai di sini acara kita. Tonton lagi ' masquarde ' minggu depan, dengan wanita yang baru lagi, pria yang baru lagi, dan... Keseruan yang baru lagi! Sampai jumpa! "
(musik)
Kamera perlahan menjauh dari muka host itu, menjauh, menjauh sampai hampir tak terlihat lagi oleh kami.

Ah. Wanita itu akan melarikan diri! Aku harus mencegatnya!

Wanita itu tampak berbincang dengan salah satu staf tv, lalu pergi.

Itu pasti temannya! Tak ada gunanya mengatakan apapun kepadanya. Aku akan mengejarnya sendiri!

"hei! Tunggu! " wanita itu menoleh ke belakang.
"AKH!! "
Larinya makin cepat.

"oi! Siapa kau? ! "

Teriakanku tak digubrisnya. Ia makin cepat berlari.

Sedikit lagi...! Aku hampir sampai!
Kugapai lengannya, kupegang erat.

"le- lepaskan!! Tolong, lepaskan! " wanita itu berteriak dan berusaha melepaskan tanganku.

"jangan berteriak! Kau tak ingin yang lain tau kau lari ke sini kan!? "
Wanita itu dia sesaat.

"tolong lepaskan! " dengan suara yang lebih kecil ia meminta.

"tidak! Aku harus melihat mukamu! "
"tolonglah... Aku akan mati dalam penyesalan kalau kau sampai tau siapa aku...! "

"tidak... Aku tak menyesal... Tolong buka topengmu..."
"tidak! aku tak mau menyesal! "

Dengan cara seperti ini aku tak akan mengetahui mukanya! dia sedang menurunkan defensenya! ini saatnya...!
Dengan cepat kuraih topeng itu dan melepaskannya dengan kuat.

Topeng itu jatuh.
Kami berdua mematung.
Tubuhnya gemetaran. Lebih dari yang tadi.

DIA...!
Umurnya lumayan jauh denganku. Dia bukan NONA. Dia GADIS!
apa yang telah kuperbuat? !

Wajahku pasti berkerenyit sekali.
Karena wajahnya juga.
Ketakutan, shock ada di wajahnya.
Ia langsung melepaskan genggamanku dan lari.

Apa aku akan membiarkannya pergi?
Aku tak punya perasaan yang istimewa dengannya.
Tapi. Tadi. Ia begitu anggun, dan lemah.
Hatiku tertarik olehnya.

Kaki bereaksi dengan cepat.
Kukejar dia. Tak akan kulepaskan...!

Aku berhasil lagi menangkap tangannya.
Kali ini ia tidak meronta- ronta. Ia berhenti, dan menatapku, kaget.

"apa... yang kau rasakan untukku? "
Ia makin kaget.

"aku..."
Mukanya memerah, tangannya berkeringat.

"wanita yang anggun itu, yang lemah itu, tak akan kulepaskan."
Wajahku rasanya panas.
Tak pernah aku mengatakan hal ini kepada siapapun. Semulus ini pula.

Wajahnya seperti tomat sekarang.
Mulutnya tersenyum.
Ah. Dan matanya melebar.
You're my little flower.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We're Connected By The Red String Of Fate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang