Part 4

211 12 2
                                    

Esok pagi..
Pagi ini hujan turun rintik rintik aku pergi ke sekolah dengan membawa payung kecil aku tidak ingin melihat siapaun menulis dalam buku ini jadi aku putuskan untuk membawa buku ini dalam tasku,
Aku masih terbayang dengan catatan itu, tiba tiba angin kencang menghembus padaku, dan payung yang aku bawa terbang hingga tak kujangkau kucoba mengejarnya tapi sudah hilang entah kemana,
Karna sekarang hujan semakin redah kuputuskan untuk membeli sebuah kopi di salah satu supermarket terdekat, di luar supermarket aku melihat sepasang kekasih, sedang memakai payung berdua, dalam hati aku mengatakan "sungguh serasi pasangan itu"
Hingga aku melihat seorang wanita, dari raut wajahnya terlihat sangat sedih, dan seakan akan aku mengenalinya tapi siapa?"
Dan dia tampak akan menangis setelah melihat pasangan ini, tapi yang membuatku terkejut adalah tanganya yang mengenggam sebuah coklat.,
Aku teringat tentang catatan itu kemudia, wanita itu berlari entah kemana, aku pun segera mengejarnya, hingga dia berlari kesebuah jalan raya, aku mencoba mngejarnya, sembari berteriak "berhenti"
Hingga wanita itu mendengarku dan berhenti tapi sayangnya dia tepat berhenti di tengah jalan raya itu, aku yang melihat sebuah bus dengan kencang dan mencoba mnegrem itu aku kembali berlari ke wanita itu "awass"
Dan......
Bruakkk!!
Wanita itu tewas dengan darah yang mengucur dari semua tubuhnya, aku hanya terhenyak diam, kakiku lemas tak berotot, aku pun meneteskan air mata, kembali aku melihat meninggalnya seseorang yang tertulis di buku ini,
Aku menangis sembari meninggalkan tempat itu,
Aku pun berlari kearah sungai dengan tubuh terduyung duyung di sertai awan mendung gelap, ku ambil buku itu dalam tas ku dan kulemparkan ke sungai, aku berteriak sekuat tenaga "arghhhh, buku terkutuk enyalah dari hidupku"
Dan kulihat buku itu mengalir terdorong arus, semoga aku tidak melihat buku itu lagi, dan menghentikan semua ini,
Setelah itu kuputuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan ke sekolah karna aku merasakan kalau aku penyebab kematian wanita itu, aku mengatakan pada ibuku bila aku tidak enak badan aku pun menuju ke kamar, hingga aku melihat buku itu berada di atas mejaku,
Sesak nafasku kurasakan "bukankah buku itu sudah kulemparkan ke sungai kenapa buku itu ada di atas mejaku lagi,"
Ku dekati buku itu ternyata ini memang buku itu tapi kenapa buku ini masih ada disini bukankah aku sudah membuangnya,
Dalam keadaan itu pun aku segera membawa buku itu ke halaman rumahku, segera kuguyur dengan minyak tanah dan berniat aku membakarnya,
Tapi entah kenapa buku itu tidak terbakar bahkan api selalu mati tertepa oleh hembusan angin yang selalu lewat saat aku menyalakan api,
Perasaanku semakin tidak karuan tiba tiba aku mendengar suara anak kecil,
"apapun yang kau lakukan tidak akan berhasil karna dia sudah memilihmu, memilih dirimu untuk menyelesaikan setiap kematian"
Kulihat seorang anak kecil mungkin 4 tahunan,
"kamu siapa?" kutanyakan pada anak itu,
Hingga aku di kejutkan oleh suara tante ku, Fina ya ampun kamu makin cantik aja udah gede ya?"
"siapa nie pacarnya?"
Tanya tente padaku, dengan suara agak terkejut aku menjawab "tante sejak kapan datang bukanya kemarin gagk jadi datang,
"dengan senyuman khasnya tanteku menjawab "ya,, maaf kemarin tante batal kesini karna tante masih ada urusan tapi kamu tenang aja untuk 2 minggu kedepan tante akan menginap ke rumah kamu,"
Ini adalah tanteku tante marisa, aku sangat akrab denganya bahkan sudah kuanggap seperti kakak perempuanku sendiri, tapi entah kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda kali ini, karna mungkin masalah yang kuhadapi ini, di sela aku melamun tiba tiba tante menyaut,
"kok ngelamun sih?" gagk seneng ya tantenya ksini?"
Dengan gelagapan aku menjawab "enggak kok tan aku malah seneng bisa liat tante lagi setelah 6 tahun di amrik"
Dan tante pun menyaut "kenalin ini vero anak tante yang masih kecil umurnya baru 6 tahun, hehe lucu kan, vero kenalin ini kak fina dia itu cantik dan baik kamu pasti suka hehe"
Dengan muka polos anak itu mengatakan padaku "halo kakak namaku vero usiaku baru 6 tahun, dan aku seneng bisa kenal kakak,
"dalam hatiku tadi anak ini tidak memasang muka sepolos ini bahkan raut wajahnya juga tak sepolos ini, anak aneh"
Aku pun tersenyum dan mengatakan senang bisa kenal kamu vero"
Kuambil kembali buku itu kali ini aku mau melupakan sementara buku itu dan ku ingin mengobrol dengan tante yang udah lama gagk bertemu, semenjak 6 tahun itu tante menikah dengan pria bule jadi maklum aja kalau aku kangen sama dia,
Lama kami mengobrol dan malam pun tiba,
Di dalam kamar aku masih melihat buku itu, sesekali aku membuka halaman ke 3 kali ini aku yakin bila halama ke 3 itu kosong, aku tidak mungkin melihat catatan itu kembali karna halaman itu kosong,
Kuputuskan meninggalkan buku itu dan aku mau mengambil teh mungkin untuk menenangkan pikiranku saat aku kembali ke kamar, aku melihat di depanku kembali seorang gadis menulis buku itu di depan kepala mataku sendiri,
Teh yang kubawa pun terjatuh, kembali perasaanku merasakan hawa yang aneh, pyuarrr!! Suara gelas yang pecah dan sosok itu melihat ku, ya ampun, di wajahnya terdapat sebuah perban dengan darah yang terlihat sangat jelas , aku pun jatuh pingsan,
Ketika ku sadar aku melihat ibuku sangat panic, kepalaku sangat pusing bahkan tante tampak sangat panic melihatku tapi tidak Vero, vero menatapku sangat dingin, aku pun mengistirahatkan tubuhku,
Malam pun tiba aku terbangun tepat tengah malam, aku melihat buku itu masih tersimpan rapi di atas meja belajarku dalam hati, sosok tadi siapa?
Dan aku yakin dia menulis lagi di catatan ini,
Aku tidak akan membuka buku itu bila aku membukanya pasti kematian lagi yang akan aku lihat,
Kumasuukkan buku itu dalam tasku dan keringat deras mengucur dalam keningku, sempat aku ingin menangis,.
Hingga Vero tiba tiba muncul di belakangku dengan tatapan dingin itu, anak polos ini kembali terlihat sangat serius ketika hanya dengan aku,
Dan dia mengatakan "dia sudah memilihmu, kamu akan terus melihat dia menulis catatan itu, buku harian itu, dia akan menunjukkan arti kematian, kamu tidak akan dapat menolaknya, seiring dengan kematian yang kakak liat, semuanya adalah goresan takdir perjalanan kakak,
"
Siapa kamu?"
Tiba tiba kalimat yang muncul pada diriku terhadap vero?"
Dan vero hanya tersenyum kepadaku dan mengatakan, aku adalah sepupu kakak?"
Dengan polos kembali menatapku,
"bagaimana kamu tau buku ini, bagaimana kamu tau semua nya tentang kematian, siapa kamu?"
Kembali pertanyaan itu keluar dari mulutku,
"kemudian vero pergi meninggalkan aku, "
Aku mengejarnya tapi dia sudah masuk kedalam kamar tante, aku pun kembali, bagaiman anak sekecil itu tau , siapa sia?? Apa dia anak indigo,
Malam itu aku tidak tidur dalam keadaan bimbang aku ingin membaca catatan itu tapi aku masih ketakutan hingga akhirnya ku baca catatan itu, dan benar saja di halaman ke 3 catatan itu memang sudah ada, dan dia sudah menulis siapa yang selajutnya,
"melihat itu aku terkejut karna dalam catatan itu adalah..

Minta kritik dan saranya guys :)
vote nya juga ya :)

Death DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang