Part 6

155 13 0
                                    

“27 Desember 2012
Aku muak dengan hidupku , terlalu berat hidup yang kujalani ini, semuanya membuatku tertekan kadang kala aku yakin bila semuanya akan berakhir, semua yang terjadi selalu saja membuatku merasakan kepedihan, ingin aku buat semua ini berakhir di depan mataku, matii, akan aku akhiri semuanya , dengan kematian ..
MATI, di bawah sorot lampu yang terang di alur jalan yang terbentuk di sebuah penopang besi di sepanjang jalan, batu kecil menjadi saksi darah yang akan mengucur deras,
Catatan itu aku yakin kematian di sebuah rel kereta, si penulis ingin menggambarkan, kematian dengan sebuah kereta aku yakin,,
Dan ini akan terjadi esok lusa, tapi dimana, di mana tempat kejadian ini,..
Ku temui vero yang tampak asyik memainkan boneka, hingga dia tiba tiba mengatakan,
“apa kau ingin tau tentang kematian selanjutnya?”
Mendengar itu aku yakin vero bukan anak sembarangan, dia pasti anak indigo, setidaknya ku katakan ya,,
“lalu bagaimana kamu melihat kematian sebelumnya aku yakin bila itu bukan kebetulan apa kakak tidak paham juga bila kakak sudah mampu melihat kematian hanya dari pesan sekitar kakak,
Mendengar ucapan anak ini sempat aku bingung dan kembali kutanyakan, bagaimana aku bisa tau tanda kematian,,
“dia tersenyum dan hanya mengatakan, “em,, kakak pasti akan tau dengan sendirinya,
Kuputuskan untuk sekedar mencari angin , ya akhir akhir ini aku terlibat dalam sebuah kasus yang mungkin tidak bisa dianggap enteng, tapi dalam keadaan tertekan ku coba menenangkan diri dengan sekedar jalan jalan,
Ketika ku berjalan ku melihat anak kecil sedang bermain dengan temanya dan salah satu dari mereka mengenggam kereta,kereta,, petunjukk,kulanjutkan perjalananku, kembali kulihat sebuah kereta tapi kali ini aku melihatnya di salah satu poster di toko buku,
Ada apa ini, entah kenapa hari ini aku melihat sesuatu yang tampak seperti menunjukkan ke sesuatu yang aku cari,
Hingga aku bertemu dengan seorang wanita yang masih sangat muda, dia menanyakan tentang sebuah nama stasiun ,
Ku tunjukkan jalan itu padanya sesekali aku teringat dengan kalimat vero, kau akan melihat tanda itu dengan matamu, apakah ini tanda bagiku,
Kali ini aku hanya termenung melihat kerumunan orang dalam hati aku bertanya kematian, kenapa bukankah semua orang akan mati juga, dalam kerumunan itu kulihat sepasang kekasih sedang berjalan bersama, dan kulihat seorang ibu menggendong anaknya, aku hanya tersenyum, melihat itu tak pernah kubayangkan sebelumnya bila melihat ini saja aku sudah sangat terhibur, betapa sempitnya pikiranku,
Hari pun mulai sore kuputuskan untuk kembali ke rumahku, di sebuah café aku terkejut melihat seorang wanita yang tampak aneh, ya bayangan dari wanita itu tak menampakkan diri pada sebuah cermin, dan yang lebih mencurigakan lagi, wanita itu tak menampakkan sosok kehidupan sama sekali melihat itu aku berfikir bukankah bila seseorang tak menampakkan dirinya pada sebuah cermin dia akan meninggal, kuputuskan sekilas mengamati sosok wanita itu, entah kebetulan belaka atau apa wanita itu duduk di sebuah meja dengan angka 27, dan tepat berada di samping sebuah meja dengan angka 12,
Kupikir ini adalah tanda yang dimaksut itu, ya wanita itu mungkinkah dia yang akan mati sekilas ku amati terus hingga dia mengangkat sebuah telepon raut wajah itu berubah menjadi kesedihan tampak dia seperti ingin menangis,
Ku ikuti kemana wanita itu pergi dan dia memasuki sebuah apartement dengan nomor 1220 bila angka apartemen itu di ubah akan membentuk angka tahun 2012
Tapi dalam catatan itu dikatakan bila kematian si korban adalah lusa, jadi sementara ini aku tidak bisa menyimpulkan kembali, apakah benar dia yang akan menjadi selanjutnya..
Kini aku mulai yakin bila memang catatan itu ingin menunjukkan sesuatu padaku sepertinya vero mengatakan hal itu bila kematian memang memiliki alurnya sendiri, akankah bila kematian itu aku hentikan maka dia si penulis akan menunjukkan siapa dirinya padaku, kematian apa yang ingin dia tunjukkan padaku,

Death DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang