CHAPTER 2

34 3 0
                                    

***

Tok tok tok..

Masih di balik selimutnya, Yong in enggan menghiraukan orang yang sedang mengetuk pintu di luar sana.

" Aku sedang tidur. Bisakah untuk tidak bertamu pagi-pagi buta begini?." Memang kemalasan yang tak berujungnya ini yang membuat satu dari sekian kekurangan yang ia miliki.
Bahkan matahari telah memancarkan sinarnya dengan sangat cerah.

" Aigoo." Di tutupnya rapat-rapat selimut itu agar ia tak lagi mendengar ketukan pintu.

" Yak! Apa inilah dirimu? Tega sekali kau membiarkan tamumu di luar?."

Yong in terperanjat begitu telinganya mendengar suara berat dari balik selimutnya.

" Omo! Kenapa kau bisa ada di sini?." Yong in mengedip-ngedipkan matanya, memastikan bahwa orang yang di hadapannya ini benarlah orang bukan ilusinya saja.

" Yak! Kau ini! Dasar pemalas."

" Cepatlah mandi dan ganti pakaian mu , aku tunggu di luar." Ya, Shim Hyun seong benar-benar mengacaukan hari minggunya.

" Aku masih mengantuk. Kau pulang saja aku ingin kembali tidur." Yong in mendorong tubuh Hyun seong agar ia mau keluar dari rumahnya. Lagi pula, bagaimana caranya masuk ke rumah keluarga Kim?

" Kau ini! Apa perlu aku mandikan agar kau segera beranjak dari tempatmu?."

" Hey! Apa kau penyusup? Bagaimana caramu masuk ke rumahku? Yak!."

" Eomma-mu yang menyuruhku untuk kemari. Dia berpesan padaku untuk menjagamu selagi dia pergi."

" Eomma? Aih. Kenapa dia bisa bilang begitu?."

" Sudahlah! Cepat mandi dan akan ku buatkan sarapan untukmu."

" Tidak. Tunggu aku dan kita buat sarapan bersama."

***

Bukannya aku menghindar. Tapi aku tak ingin kau terluka.

***

" Bukankah aku bilang untuk menunggu?." Yong in menyibakkan rambutnya sedikit. Ia terlihat sangat segar setelah mandi.

" Kau itu mandi? Atau menguras kamar mandi? Lama sekali." Tanpa melihat ke arah Yong in, Hyun seong sibuk dengan urusannya meracik berbagai bahan makanan di sana.

" Ish. Kau yang suruh aku mandi. Menyebalkan." Yong in mendekati meja yang mulai berantakan. Hyun seong terlihat sangat handal di sana.

" Kau bisa memasak?." Yong in agak menggaruk kepalanya melihat kelihaian pria di depannya.

" Seseorang harus bisa memasak untuk bertahan hidup, bukan?."

" Eum~." Yong in mulai mencium aroma sedap dari panci yang mendidih.

Masakan matang. Mereka sarapan bersama.

***

" Yong in-ah, sepertinya hubunganmu dengan Hyun seong membaik?." Eun jung menyenggol bahu Yong in dengan bahunya.

" Baik bagaimana?." Tutur Yong in malas.

" Kau ini, benarkan? Jangan terlalu dingin padanya, dia itukan kekasihmu. Cobalah untuk bersikap manis terhadapnya. Kau ini dasar."

" Aku? Aku selalu manis di hadapannya, dianya saja yang sepertinya tak pernah melihatku."

" Dari mana pemikiran itu datang uh?."

" Ah, buktinya saat ia berlatih squash bersama teman-teman se clubnya apa pernah ia mengingatku? Bahkan aku bertanya saja di acuhkan."

" Ah sudahlah. Lagipula itu kan dulu sebelum kau dengannya sedekat ini. Aku heran, aku baru melihat sepasang kekasih seperti kalian. Sama sekali tak menarik."

No Ending! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang