"Jadi begitu ceritanya..." Naruto menghela nafas panjang. Usahanya untuk mempertahankan apartemen ibunya sia-sia dan berakhir dengan pengusiran secara tidak hormat. Mau bagaimana lagi, uang sewa apartemen ibunya menunggak akibat Tsunade tidak pernah membayar uang sewa selama 3 bulan penuh.
"Jadi kau berniat untuk tinggal disini begitu!" Bukan pertanyaan tapi lebih tepatnya pernyataan yang di utarakan oleh Shikamaru secara langsung, tanpa memperdulikan perasaan Naruto sedikitpun.
Naruto hanya mengangguk tanpa memperdulikan perkataan Shikamaru. Ditepisnya semua rasa sakit hati dari sindiran Shikamaru. Mau bagaimana lagi, toh tempat yang ia kenali dan bisa melindunginya adalah kediaman masion kumuh ini ia hanya terpaksa diam dan bersikap semanis mungkin didepan Shikamaru agar Shikamaru sudi untuk menampungnya sampai ibunya kembali lagi.
"Terima saja. Ini kan hanya sementara waktu. Tsunade akan segera pulang!" Ucap Kiba ketus sesampainya ia didepan pintu kediaman Shikamaru.
Niat hati ingin mengajak Naruto untuk tinggal di kediamanannya. Malah menjadi sia-sia ketika ia mendengar percakapan Naruto yang membicarakan tentang hubungan orang tua mereka yang membuat Naruto segan untuk mengusik kehidupan Kiba. Dengan berat hati, Kiba pun membela Naruto. Wajahnya dibuat sedikit memohon agar Shikamaru mau menampung Naruto.
"Tsunade akan segera pulang?" tanya Shikamaru pada Kiba histeris. Kemudian bibirnya tersenyum "Baguslah kalau begitu. Aku sudah tidak sabar menunggu kedatangannya!" Suaranya seolah seperti bergembira. Ia sengaja untuk melihat reaksi Naruto, seperti yang di harapkannya saat ini Naruto kesal dan pergi meninggalkan mereka begitu saja.
"Aku pergi!" Naruto berontak kesal dan pergi meninggalkan kedua pria yang membuat suansana hatinya menjadi sangat buruk.
"Naruto tunggu!!" Teriak Kiba. Kiba ingin menyusul Naruto tapi tangannya ditahan oleh Shikamaru.
"Biarkan saja dia. Toh dia akan kembali pulang." ucap Shikamaru santai, seolah ia yakin bahwa Naruto pasti akan kembali lagi. Dimana lagi gadis kecil itu akan tinggal kalau tidak dikediamannya.
"Kau memang benar-benar pria brengsek! Kalau begitu, Naruto akan tinggal bersamaku!" Bentak Kiba kemudian mencoba melepaskan diri.
"Jangan macam-macam bocah. Kalian itu masih anak-anak. Berbahaya jika kalian tinggal berdua saja!" Shikamaru membentak ucapan Kiba.
"Lebih berbahaya lagi jika ia tinggal bersamamu brengsek. Kau lelaki mesum!!" Kiba mencoba melepaskan diri.
"Kau sepertinya menyukai Naruto?! Baik kalau begitu kau harus bersaing denganku!!" Gerutu Kiba kemudian setelah berhasil melepaskan diri dan pergi meninggalkan Shikamaru tanpa memperdulikan pembelaan diri dari Shikamaru.
"Suka ya...?" Shikamaru bertanya pada dirinya sendiri, kemudian tersenyum geli dengan ucapan Kiba yang mengatakan bahwa ia menyukai gadis kecil itu. Menurutnya itu sebuah pertanyaan yang sangat lucu.
.
.Naruto POV
Aku berlari sekuat tenaga. Kesal? Tentu saja aku kesal dengan sikap Shikamaru. Seolah ia senang dengan kepulangan ibuku. Tentu saja ia senang, karena ia tidak akan lagi memoles atau menandaniku yang super repot menurutnya. Dan ibuku akan bekerja seperti sedia kala.
Padahal aku sudah mulai nyaman dengan pemotretan. Padahal aku sudah mulai melangkah perlahan-lahan mendekati pria itu. Shikamaru sungguh keterlaluan.
Kuhentakkan kakiku kesal. Sambil sesekali menendang-nendang batu kecil yang menurutku sangat menganggu.
Lelah dengan pelarian dan segala pikiranku, akhirnya aku berhenti. Ramai, sangat ramai. Orang-orang masih sibuk berlalu-lalang berjalan.
Walaupun hari sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi kota ini sepertinya tidak pernah sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEX
Fanfiction###REVISI 2018 Sepeninggalan kakeknya Jiraya, Uzumaki Naruto memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ibunya yang bekerja di kota Metropolitan TOKYO. Tanpa bekal pengetahuan sama sekali, Naruto memulai petualangannya. Petualan...