"Apakah Shikamaru sudah baikkan?" Orichimaru memasuki kamar anak semata wayangnya. Bertanya kepada seorang gadis yang saat ini sedang mengompres kening kepala anaknya yang masih setia memejamkan mata.
"Sudah mendingan dari semalam paman" Naruto tersenyum seolah mengatakan pada Orichimaru agar tetap tenang.
"Dia seharian mencarimu. Kau kemana saja setelah pemotretan usai Naruto?" Orichimaru menatap Naruto lurus, seolah tengah mengamati dan membaca setiap reaksi yang ditunjukkan oleh Naruto.
Naruto tanpak gugup dan memikirkan kata yang bagus untuk disampaikan pada Orichimaru. Apakah ia harus mengatakan bahwa kemarin malam ia bersama dengan Sasuke semalaman?
Melihat kegugupan Naruto, Orichimaru tersenyum sambil menyentuh puncak kepala Naruto, dan mengelus surai pirang Naruto dengan lembut.
"Jangan membuat kami cemas seperti kemarin lagi Naruto.." Naruto mengangguk mengiyakan ucapan Orichimaru. Ia berjanji di dalam hati, ini adalah perbuatannya untuk pertama kali dan terakhir kalinya ia lakukan.
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Suara Shikamaru terdengar parau dan lelah. Shikamaru mencoba untuk mendudukan diri, namun kekuatan tubuhnya tidak ada, membuat Shikamaru ambruk masuk kedalam pelukkan Naruto.
Naruto buru-buru membantu Shikamaru duduk bersenderkan dengan leher kasur milik pemuda bermuka masam yang tengah rapuh.
"Apa yang kau lakukan bersama dengan Sasuke malam itu?" Shikamaru menatap Naruto secara intens. Tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya, bahkan ayahnya sendiri yang masih berada didalam kamarnya. Shikamaru memulai acara introgasinya terhadap Naruto.
Naruto menelan air ludahnya yang begitu susah berjalan melintasi kerongkongannya. Buru-buru Naruto mengulurkan tangannya menuju kening Shikamaru, seolah menghindar dari pertanyaan Shikamaru.
Dengan sigap, Naruto mengambil baskon yang terletak di atas meja kecil samping tempat tidur Shikamaru,
"Aku akan mengantikannya untukmu" ungkapnya lantang. Kemudian berdiri, meninggalkan Shikamaru yang saat ini tengah mengeram kesal menahan amarah atas perbuatan Naruto yang menghindari pertanyaannya.
.
.Jika mengingat kejadian semalam. Naruto teringat kembali bagaimana rapuhnya Sasuke menunjukkan kesedihannya kepada dirinya. Naruto merasa bersalah jika ia dan Sasuke terus berhubungan seperti ini, penuh dengan kebohongan yang telah ia ciptakan sendiri. Mungkin akan semakin menyakiti hati pemuda bersurai hitam tersebut. Atau bahkan, Sasuke akan semakin kecewa jika ia mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Naruto mengingat kembali bagaimana saat Sasuke memeluknya erat. Membuat pipinya merona merah. Kemudian teringat kejadian dimana Shikamaru mencarinya. Wajahnya semakin merona merah dengan jantung yang terus berdegup kencang. Shikamaru mengatakan kepada Naruto bahwa pemuda itu menyayanginya. Naruto merasakan ia adalah wanita paling menyedihkan, karena Shikamaru maupun Sasuke menyukai pada sesosok Uzumaki Naruto palsu. Bukan dirinya yang hanya seorang gadis SMP biasa!
.
.Berkat pelajaran matematika kelas kilat yang diajarkan oleh Sasuke kepada Naruto dua hari yang lalu. Naruto mendapatkan nilai yang memuaskan. Ia merasa sangat beruntung sekali. Saking beruntungnya hari ini ia juga mendapatkan tawaran untuk pemotretan yang tertuju pada Uzumaki Naruto yang asli. Bukan yang palsu.
"Shikamaru. Kau lihat? Aku sudah mulai berjalan selangkah lebih maju!" Seru Naruto bangga. Shikamaru hanya acuh tak acuh tidak memperdulikan ucapan Naruto.
Naruto terkagum melihat kedatangan wanita berambut pink muda seperti bunga Sakura. Dengan angin yang meniup rambutnya yang panjang. Tetapi tepat saat itu ia melihat dibelakang gadis itu ada seseorang pria yang ia kagumi. Sasuke berada tepat dibelakang gadis beramput pink tersebut. Wajah Naruto semakin memerah mengingat kejadian saat Sasuke merangkulnya mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEX
Fanfiction###REVISI 2018 Sepeninggalan kakeknya Jiraya, Uzumaki Naruto memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ibunya yang bekerja di kota Metropolitan TOKYO. Tanpa bekal pengetahuan sama sekali, Naruto memulai petualangannya. Petualan...