"Aku tidak menyukaimu!"
Kata-kata Shikamaru terus tergiang-giang dipendengaran Naruto, membuat gadis berambut pirang tersebut berlari tak tentu arah sambil menangis tersedu-sedu. Semua mata tertuju padanya tapi tak digubris oleh Naruto yang terus berlari.
Hingga akhirnya Naruto menghentikan langkah kakinya, mengatur nafasnya yang tersendat-sendat sambil menghampus air matanya yang terus menetes mengotori wajah halusnya, "Aku ingin menjadi model sesungguhnya! Dan menunjukkan padanya bahwa aku bisa menjadi seorang gadis yang menawan! Izinkan aku untuk bergabung diagency ini!" Tutur Naruto yang membuat seisi agency tersebut tercengang tak mengerti dengan perkataan Naruto.
.
."Ya! Diaa ada disini bersamaku. Iruka dan Ayame sudah mengosongkan sedikit ruangan sebagai tempat tidurnya sementara malam ini." Sizune wanita berumur sekitar 35 tahunan berambut kelam sedang berbicara dengan seseorang dari balik telpon genggamnya. "Sepertinya agak susah membujuknya untuk tinggal ditempatmu, tapi akan ku coba sebisa mungkin!" Tambahnya kemudian setelah itu memasukan ponsel genggamnya kembali kedalam saku jas yang dikenakannya saat ini.
"Jadi namamu Uzumaki Naruto gadis sampul majalah itu?" Tanya Sizune kepada Naruto yang saat ini tengah mengisi perutnya bersama Iruka dan Ayame dengan sebungkus ramen yang telah ia buat beberapa menit yang lalu.
Naruto hanya menganggukkan kepalanya merespon ucapan Sizune.
"Wah! Aku tidak percaya bahwa Naruto itu adalah kau Naru-chan!" Ayame histeris sambil melihat-lihat tubuh Naruto membayangkan bagaimana susahnya Shikamaru mendadaninya layaknya seorang gadis SMA. "Ia memang penata rias profesional!" Tambah Ayame takjut.
"Tapi ia tidak menganggapku sebagai seorang wanita" raut wajah Naruto berubah muram membuat Iruka memegang bahu Naruto seolah menghibur Naruto,
"Kau terlihat sebagai seorang wanita. Walau tidak di make-up pun kau masih terlihat seperti wanita!" Tutur Iruka. Membuat Naruto tersenyum mencoba menghibur dirinya sendiri.
"Jadi kau memang benar ingin bermalam disini?" Tanya Sizune kemudian menginstrupsi tingkah bawahannya yang terlalu memanjakan Naruto saat ini.
Naruto yang mendengar ucapan Sizune kemudian buru-buru mengambil sebuah selimut yang diberikan Ayame kepadanya. Dengan keras kepala Naruto berkata, "Tentu saja aku ingin tinggal disini sampai aku menjadi model disini dan dianggap oleh orang itu!" Ayame dan Iruka bertepuk tangan menyemangati Naruto agar Naruto berhasil meluluhkan hati sang atasan yang super galak.
Sizune menghela nafas sambil berkata, "Setidaknya kau harus memberitahu kabar kepada ibumu bahwa keadaanmu saat ini baik-baik saja." Naruto menundukkan kepalanya, ia memang sengaja tidak memberitahu keadaannya saat ini pada ibunya. Ibunya saat ini pasti mencemaskan keadaannya. Pikir Naruto dalam hati. Tanpa menjawab ucapan Sizune Naruto menutup kepalanya dengan selimut membuat Sizune kesal sambil berkata, "Kau memang gadis kurang ajar! Hargai orang tua yang sedang berbicara denganmu saat ini!" Gurutu Sizune yang kesal dengan tingkah Naruto, Ayame serta Iruka mencoba menenangkan Sizune dan menghindarinya dari Naruto.
"Sasuke bertanya kenapa tidak kau tinggal ditempatnya saja?" Didalam selimut Naruto terdiam, ia memikirkan Sasuke pasti saat ini lelaki itu sedang mencemaskan keadaannya membuat hatinya semakin sakit jika membayangkan Sasuke yang berubah muram akibat ulahnya. Naruto tidak membalas ucapan Sizune hanya diam mendiamkan diri di dalam selimutnya.
.
.Shikamaru dapat melihat seorang pemuda berambut hitam dan bermata kelam sekelam malam dengan tubuh tinggi menjuntai bak seorang photo model sedang mendekatinya saat ini.
Tanpa persiapan apapun Sasuke pemuda itu melayangkan tinjunya pada wajah putih Shikamaru membuat semua mata tertuju pada mereka saat ini. Seseorang buru-buru mengambil gambar dimana Sasuke sang model memukul wajah Shikamaru tanpa mereka ketahui kesalahan apa yang dilakukan Shikamaru hingga Sasuke melayangkan tinjunya pada lelaki berambut nanas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEX
Fanfiction###REVISI 2018 Sepeninggalan kakeknya Jiraya, Uzumaki Naruto memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ibunya yang bekerja di kota Metropolitan TOKYO. Tanpa bekal pengetahuan sama sekali, Naruto memulai petualangannya. Petualan...