.
.PART 2 : Akhir dari Keputusan
.
."Aku mohon, biar aku yang menggantikan ibuku.!"
Hal pertama yang Shikamaru lihat pada bocah yang sedang berada dihadapannya saat ini adalah dada atau kata yang lebih halusnya, payudara rata milik gadis berusia 16 tahun yang berdiri di hadapannya saat ini. Jangankan orang-orang, ia saja salah memprediksi bahwa Naruto sebenarnya adalah seorang anak perempuan. Sekarang, gadis kecil ini mengatakan bahwa ia ingin menggantikan posisi ibunya. Yang benar saja?
Dengan dengusan malas Shikamaru berkata, "Tidak mungkin!"
Dua kata tersebut bagaikan sinar petir yang datang di pagi hari untuk menyadarkan Naruto yang saat ini tengah bermimpi tentang pemikirannya bahwa ia mampu menggantikan posisi ibunya, tanpa ia tahu apa sebenarnya pekerjaan ibunya selama ini.
Rahang Naruto mengeras, ia tengah mengeram menahan amarah dari ucapan Shikamaru. Merasa terhina dari kalimat pedas yang diberikan Shikamaru kepadanya, Naruto mengumpat sejadi-jadinya didalam hati.
"Aku akan segera menemukan Tsunade, kau tetap disini jangan kemana-mana mengerti" tanpa memperdulikan apa jawaban Naruto, Shikamaru keluar dari dalam apartemen Tsunade.
Naruto menghela nafas lelah, "Apa yang harus kulakukan?" Naruto menundukkan wajahnya sambil berfikir. Bagaimana nasibnya selanjutnya? Apa ibunya tidak mengetahui kebenaran yang telah terjadi pada keluarga mereka? Apa semua telegram yang Naruto kirim tidak sampai ketangan ibunya?
Naruto menatap keseluruh ruangan. Dilihatnya semua barang-barang ibunya sudah berada didalam beberapa kardus. Apa ibunya berencana untuk pindah rumah?
Bosan dengan apa yang dipikirkannya dan apa yang akan dilakukannya didalam rumah. Naruto akhirnya memutuskan untuk keluar dari apartemen sekedar mencari makanan. Ia baru ingat, dari perjalanan kesini sampai malam hari ia sama sekali belum mengisi perutnya.
.
.Alih-alih berjalan keluar untuk sekedar mencari makanan, apa yang didapatkan Naruto sekarang. Yup! Tepat sekali, saat ini Naruto telah tersesat. Saking paniknya ia melupakan tujuan utamanya untuk mencari makan. Ia malah sibuk mengira-ngira jalanan yang telah ia lewati untuk menuju kembali kekediaman Tsunade.
"Ya Tuhan!! Bagaimana ini?! Mengapa semua ini terjadi kepadaku?!" Teriaknya frustasi sambil mengacak surai pirangnya yang pendek.
"Hei anak muda! Apa yang kau lakukan disitu? Kemarilah ada pekerjaan untukmu!" Seorang bapak tua tiba-tiba memanggilnya dari kejauhan.
Naruto hanya melihat si bapak tua tersebut, bingung dengan apa yang diucapkannya sehingga membuanya tetap berdiam diri tanpa beranjak dari tempatnya berada saat ini.
Kesal dengan tindakan Naruto yang hanya diam saja, bapak-bapak tua tersebut menghampiri Naruto "Kau akan digaji 500 yen/harinya"
Mendengar kata 500 yen Naruto pun merelakan tangannya ditarik sambil tersenyum, pikirnya dalam hati lumayan uang buat makan selama di Tokyo. Setidaknya ia memiliki pegangan untuk bertahan di kota ini sampai ibunya datang kembali.
.
."Anak muda, kemarilah" ujar bapak tua baik hati tersebut kepada Naruto.
Narutopun menghampiri pak tua tersebut.
"Ambillah, kau kelihatan sangat kurus sekali apa kau sudah makan?"
Naruto tersenyum sambil mengambil sebungkus roti yang disodorkan bapak tua kepadanya, Naruto bersyukur ternyata ia bertemu dengan orang yang baik hati hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEX
Fanfiction###REVISI 2018 Sepeninggalan kakeknya Jiraya, Uzumaki Naruto memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ibunya yang bekerja di kota Metropolitan TOKYO. Tanpa bekal pengetahuan sama sekali, Naruto memulai petualangannya. Petualan...