chapter 5

35 13 9
                                    

Helena POV

aku merasa asing disini, seminggu di rumah Lucy tanpa keluar-keluar kamar membuatku   sedikit asing dengan udara pagi yang segar dan terik matahari yang menyengat kulit.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi saat aku mendengar suara teriakan seseorang dari belakang.
Helena POV end

"HELENA... " terdengar suara teriakan yang hampir memekikan telinga.

Sontak Helena dan Lucy berbalik dan dilihatnya Rey sedang berlari kearah mereka. Helena hanya mendengus kesal lalu kembali berjalan menuju kelasnya dan Lucy setia disampingnya.

"Helena ...hhh...kau b-baik-baik saja? Tanya Rey yang udah berhasil mengejar Helena dengan nafas tersengal. "Katanya kamu sakit? Kamu sudah merasa pulih kembali? Kau tau? Aku selalu menghawatirkanmu" cerocos Rey dengan mimik wajah yang begitu khawatir. Rey masih terus bertanya walau tak ada satu pun pertanyaannya yang digubris oleh Helena.

Kini Rey juga harus berlari-lari kecil karena gadis di depannya semakin mempercepat langkahnya.

Rey POV
Aku merasa sangat lelah, dari tadi aku terus berlari. Aku begitu senang saat pertama melihatnya turun dari taxi. Aku melihat sosok itu dari kejauhan dan segera berlari sambil memanggil namanya.

Aku senang dia kembali sekolah. Aku mengejarnya dan berhasil melihat kembali wajah putih bersinya, mata indah dengan iris coklatnya. Walaupun tatapannya begitu dingin padaku, tapi aku senang dia baik-baik saja.

Aku begitu lelah hingga aku tak menyadari sesuatu menabrakku dengan keras, atau entah aku yang membenturnya, tapi rasanya sangat sakit. Kepalaku terasa pening. Sakit... Gelap... Hanya itu yang aku rasakan.
Rey POV end

Rey sangat kelelahan, dia sudah tertinggal jauh oleh Helena dan Lucy. Rupanya Rey salah jalur, karena efek kelelahan tanpa sengaja ia menabrak tiang bendera.

"Auhhh...." jerit Rey. Tiba-tiba saja Rey terjatuh dan tersungkur ke tanah.

☺☺☺

Helena terus menyusuri kelas seakan sedang mencari-cari seseorang. terlihat Helena mondar mandi di depan pintu dan langsung saja Helena menarik tangan seseorang yang berada di belakang Rey dan dengan sigap mendudukkannya di kursi.

"Kau dari mana saja? Kenapa kau meninggalkanku begitu saja tadi?"
Helena langsung saja melempari Lucy dengan pertanyaanya yang bertubi-tubi.

"Hem..tadi..." belum sempat Lucy menjelaskan tapi Helena langsung memotong pembicaraannya.

"Ah...sudahlah, itu tidak penting. Sekarang ada yang lebih penting."  Helena tak menghiraukan Lucy yang bibirnya mengerucut karna ada yang lebih penting darinya.

"Lucy sahabatku..." Dengan nada merengek

"Ada apa? Kayaknya Perasaanku tidak enak." keluh Lucy sambil mengerutkan dahi seolah sudah tahu maksud Helena dibalik sikap manjanya itu.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku." pinta Helena sembari memperlihatkan senyum mautnya.

"Ahk...sudah kutebak, celoteh Lucy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "kau selalu saja bersikap manis disaat ada maunya".

Helena tak memperdulikan rajukan Lucy, dia terus membujuk sahabatnya sembari memperlihatkan mata puppy yang membuat Lucy harus mengiyakan.

Lucy POV
Jantungku seakan mau copot saat Helena mengutarakan keinginannya. Tapi, bodohnya aku mau saja melakukan semua untuknya. Walaupun itu sulit dan terasa menyakitkan bagiku. Baiklah...aku berjanji pada diriku sendiri, INI ADALAH YANG TERAKHIR KALINYA KAU MEMINUM SUSU DARI GELASKU.
Lucy POV end

Lucy kemudian beranjak dari tempat itu menuju ke arah Rey.

"Rey... "

Rey tersenyum dan menepuk kursi di sebelahnya sebagai tanda bahwa Lucy boleh duduk di sampingnya.

"Ah...tidak perlu" tersenyum agak malu kemudian menyerahkan sebuah buku dan pena ke Rey.

"Apa ini?" tanya Rey yang terlihat bingung.

"Baca saja sendiri !" jawab Lucy

Rey masih tampak heran karena Lucy tiba-tiba saja pergi.

☺☺☺☺☺☺☺
Bagaimana dengan chapter ini?

Tetap vote dan komen ya !
Beri juga dukungan suara pada karya ke2 ku :  Magic Candle

Salam manis Author😘
For all Readers

BILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang