chapter 8

14 0 0
                                    

Rey melepas pelukannya saat menyadari Lucy sudah tak ada di depan mereka.

"Aku mohon maaf atas kelancanganku." ujarnya lalu secepat mungkin berlalu meninggalkan Helena yang masih terlihat begitu menyedihkan.

☺☺☺

Helena POV

Ayolah Helena, ini tidak mungkin.. Aku mencoba menenangkan diriku sendiri.

Aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku merasa ada sesuatu dari hidupku yang hilang. Ah... Ini karena aku belum terbiasa tanpa Lucy...

Tidak.... Bukan hanya ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Melainkan aku merasa kehilangan sebahagian dari hidupku dan separuh jiwaku.

Ini nyata. Hampir setiap hari dia mengacuhkanku... Sepertinya, Aku mulai merindukan hadirnya... Aku merasa kecewa saat dia hanya melewatiku tanpa melirikku, dia tak pernah lagi menggangguku, aku benar-benar merindukan saat-saat bersamanya.

Masih lekat diingatanku saat dia menatapku, merasakan lengannya yang mendekapku dalam pelukannya. Ahhhh.... Aku benar-benar sudah gila.
Helena POV end

Helena berjalan ke arah kelas paling ujung lalu melangkahkan kakinya menaiki tangga berkelok-kelok yang akan membawanya ke lantai atas, tepatnya balkon sekolah.

Rasa gugup menghinggapi Helena saat ekor matanya menangkap sosok pria yang tengah duduk termangu.

Helena berjalan mendekat.

"Rey..." ucapnya lirih.

Rey menyadari sosok yang memanggil namanya itu kini duduk disampingnya dengan segera Rey beranjak dari tempatnya.

"Rey" ucapnya sekali lagi.

Rey masih diam mematung tak jauh dari Helena.

"Hanya sampai disinikah perjuanganmu? Kau menyerah secepat ini Rey?" tanpa dipikir seuntaian kalimat tanya tersebut keluar dari bibirnya. Hingga Helena merasa malu sendiri atas pertanyaannya.

Rey memalingkan wajah mendengar ucapan Helena. Namun saat itu Helena tak melihat Rey menatapnya penuh harap karna Helena masih tetap merunduk menyesali kalimat yang ia lontarkan tadi.

"Seperti ini kah cintamu? Secepat ini kah kau menyerah padaku?" lagi-lagi Helena berkata tanpa persetujuan otaknya. Kini Helena hanya diam membeku, berharap Rey segera mencairkan hatinya.

Rey berbalik menatap Helena.

Tes...
Setetes air hangat mengalir membasahi pipi Helena. Baru kali ini Helena menangis di depan seorang pria.

Rey POV
Ouh... Jangan menangis sayang, usap air matamu. Kau tau? Aku tidak tahan melihat wanita menangis.

Tangismu bagai air garam yang membasahi luka di hatiku... Perih Helen.

Ingin sekali aku berlari dan memeluk wanita yang kucintai ini.menenangkannya dan mengucapkan Ouh... Helen don't cry. I will always love you.
Rey POV end

Rey berjalan menatap ke arah Helena namun Helena hanya mampu memandang sepatunya.

Tangis Helena semakin menjadi saat sepasang sepatu itu kini bejalan menjauh dari hadapannya.

"Rey" teriak Helena mencoba melawan egonya

Tapi sia-sia, Rey tetap saja berlalu tanpa menghiraukan Helena, seakan ia tak mendengar teriakan Helena.

********************************

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu memaksa Helena untuk membuka mata sipitnya yang masih mau terpejam.

"Ah...baru sehari tinggal dikontrakan sudah ada yang bertamu" gerutu Helena sambil berjalan lunglai menuju pintu.

Iya, semenjak insident adu mulut dengan Lucy sahabatnya, Helena minggat dari rumah aunty Ros dan memilih tinggal di kontrakan.

"Kau???" pekik Helena tak percaya akan sosok yang berdiri di depan rumahnya di pagi buta.

"Maaf soal kemaren, aku tidak bermaksud...

"Akh...sudahlah gak usah diambil pusing" potong Helena cepat sebelum menutup pintu dengan keras.

"Helena maafkan aku... Helena buka pintunya." teriak Rey sambil menggedor-gedor pintu sebisanya.

Sudah hampir satu jam Rey menggedor-gedor pintu rumah Helena tapi gadis itu tak kunjung jua menampakkan batang hidungnya.

"Hem... Segitu marahnya kah kau padaku?." desah Rey putus asa. Rey merasa sudah pupus harapan, sekali lagi dia merasa menyesal karena telah berpura-pura dingin terhadap Helena. Dan sekarang Rey merasa hancur sebab telah kehilangan kesempatan emas untuk bersama Helena.

"Hey Kau.... Kau mengirimkan pesan maaf berjuta kali, kau juga mengatakan bahwa kau akan menjemputku kesekolah, dan kau juga telah mengganggu tidur ku tadi. Tapi sekarang kau ingin pergi meninggalkanku begitu saja??? Sungguh teganya dirimu. Kau tidak sungguh-sungguh dengan kata maafmu? Hah???" celoteh seorang gadis cantik yang sedang berada diambang pintu dengan mengenakan seragam sekolah.

*******************************

Hello all.....
Sorry ya author baru sempet publish cause akhir-akhir ni author sibuk banget dan didukung oleh kuota yang menipis makanya author baru nongol skarang.

Oke, gimana pendapat kalian mengenai chapter ini? Author tunggu komentar dan vote-nya yah readers.

Salam manis Author😘
For all readers.
.......
Sorry nunggu lama

BILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang