Foto diatas yang dibawa manager Ao diatas.
Ai langsung memelukku. Dia sengaja memakai pakaian yang serba terbuka. Sayangnya aku masih normal dan tidak terpengaruh sama hal yang seperti itu.
"Jam pemotretan kita masih 2 jam lagi." Aku sudah menyerah untuk berusaha melepaskanku darinya. Dia selalu menempel begitu intim padaku disaat pertama kali kami bertemu. Disaat itu juga aku berusaha lepas darinya tapi selalu gagal dan akhirnya aku membiarkannya.
"Shiteru! Dakala detto shio!"
*Tahu! Jadi date yuk!"Aku tidak punya waktu denganmu." Aku sengaja memperdingin suaraku.
"Kyaaa! Keren!" Itulah reaksi yang selalu diberikannya saat aku mulai dingin padanya.
"Ao-kun." Tiba-tiba manejerku datang. Namanya Meiko. Dia menjadi manejerku saat hari pertamaku menjadi model. Dia sudah sangat baik padaku membuatku nyaman terhadapnya. Dia seperti pengganti Rii-nee.
"Mei. Ada apa?" Aku yakin Rin, Keito, Rei, ketua osis sialan dan Ai langsung terkejut dengan perubahan wajahku dari dingin langsung ke ramah.
"Ini pesananmu." Pesanan? Sepertinya aku tidak memesan apapun. Akupun langsung mengambil amplok yang diberikannya.
Ternyata didalan amplok itu ada poster diriku yang saat masih menjadi cewek. Cantik. Aku meletakkan jariku diatas mulut tersenyum itu. Aku merasa tidak pernah membuat senyuman seperti ini.
Namun saat aku lihat lebih lanjut. I-ini... sangat memalukan! Bhku saja nampak! Walaupun gak begitu jelas. Aku yakin saat ini wajahku sudah memerah. Langsung saja aku masukan poster itu kedalam amplok.
Sepertinya mereka disini srlainku mengsalah artikan maksud wajah merahku.
"Cieeee! Ketahuan mesan poster kekasihnya!" Ejek Keito.
"Honey! Putus sekarang dari kekasihmu! Kau milikku!"
"Cewek gila." Akupun menlepaskan diriku secara kasar darinya dan meletak poster itu diatas meja belajarku.
Seperti yang kubilang, si cabe kembali menempel lagi.
"Sweet heart, kekuatan itu kamu kasih aku saat diranjang aja ya! Biar lebih menggairahkan!" Dasar cewek setres!
Aku tak memperdulikannya dan berjalan kedapur. Aku seperyi grmbala yang membawa domba-domba. Osisi, Rei, Ai bahkan Meiko mengikutiku terus.
"Aku lapar dan ingin membuat masak. Kalian tunggu saja di meja makan. Aku tidak butuh bantuan dan bisa sendiri." Mereka semua bahkan Ai ikut ke meja makan.
Tak perlu menunggu lama, makanan sudah selesai kubuat. Aku hanya membuat omelet rice.
"My future husband... Really! I love you!" Ai langsung menciumku tapi berhasil kuhentikan.
"Jangan menciumku."
"Apa karena kekasihmu itu?"
Aku hanya diam. Aku tidak memiliki kekasih. Itu hanyalah diriku yang lain. Jangan mempersulit masalah. Aku jijik berdekatan dengan siapanpun saat ini. Setelah menyelesaikan makanannya, aku men cuci piringnya.
"Piring kalian biar aku yang cuci." Ujarku.
"Aku bantu." Ujar Meiko.
Osis, Rei dan Ai menunggu diruang tamu.
Disaat tugas Meiko sudah selesai dan dia hanya melihatku mengeringkan piringnya serta menyusunnya kembali kedalam lemari, dia mengajakku ngobrol.
"Poster tadi dari ibumu. Dia bilang itu pesananmu."
"Ya" Aku hanya mampu menyutujui rencana Kaa-san.
"Apa... gadis diposter itu pacarmu?" Kesal. Entah mengapa aku agak sensitive membahas tentang pacar hari ini.
Akupun menarik tangan Meiko Dan mencium bibirnya. Melumatnya dengan kasar.
"I'm a single." Ucapku saat berhenti sebentar untuk mengambil napas. Kemudian melanjutkan lumatanku yang kini telah berubah menjadi lembut.
Meikopun mulai membalasnya lumatanku. Sejujurnya aku tidak mempunyai pengalaman tentang ciuman. Aku hanya melihat dari film yang kunonton bersama Rii-nee.
Melihat dari cara Meiko membalasnya lumatanku sepertinya ini bukan first kissnya.
Mengigit bibir Meiko membuatku dia melengguh dan membuka mulutnya membiri aksen untuk memasukan lidahku kedalam mulutnya. Namun belum sempat lidahku masuk kedalam mulut Meiko, seseorang telah menarik paksa tubuh Meiko untuk menjauh dariku.
Ai. Dia yang menarik paksa tubuh Meiko Dan dia menampar cukup keras pipi Meiko.
"BITCH!" Ujarnya dengan nyaring sejujurnya itu pangilan yang pantas untuk dirinya juga.
Ai lalu menjambak Dan mencakar Meiko. Meiko hanya menjambak Ai tapi tidak mencakar. Mungkin karena Ai seorang model jadi dia tidak melakukannya.
Aku hanya berdiri dengan diam menjadi penonton tanpa melerai mereka. Entah mengapa rasanya aku malas selalu untuk melakukan itu.
Sampai ketua osis sialan dan Keito datang melaraikan mereka.
"Kalian bawa mereka keruang tamu. Aku ambil P3K dulu." Ujarku yang langsung meninggalkan mereka.
♀⇨♂
Setelah mengambil Kotak P3K, Aku mengobati Meiko.
"Dengar Bitch, Darling cuma merasa dia bertanggung jawab, makanya dia mengobatimu. Jangan Kege-eran!"
Meiko tidak membalas perkataannya dan hanya diam menatapku. Begitu juga aku yang hanya diam karena memang benar apa kata Ai, tapi aku tidak membalas tatapan Meiko.
Aku tahu dia ingin tanya soal kejadian tadi tapi aku lagi malas ngomong.
Setelah mengobati luka Meiko, aku kembali meletakan kotaknya.
Entah mengapa aku jadi berharap segera balik kerupa asliku sekarang juga.
Akupun duduk disofa ruang tamu. Ai langsung duduk disebelahku langsung bergelayut manja dilenganku.
"Dengar Ai, aku tidak suka tingkahmu seperti ini. Kau juga tidak bisa mengadili setiap wanita yang dekat denganku. Kita tidam memiliki hubungan spesial selain kontrak kerja." Ujarku dengan nada dinginnya.
"Aku bisa merubah tingkahku asal kau berjanji menjadi pacarku." Balasnya sambil membelai lembut rahangku.
"Kita pacaran." Ujarku tenang.
"Benarkah?!" Ujarnya girang. Semua mata juga langsung memandangku dengan terkejut.
"Dengan dua Syarat."
"Apa itu? Akan kulakukan apapun asal aku bisa pacaran denganmu."
"Syarat pertama; setelah kita putus, kau jangan mengganguku lagi." Ai nampak terkejut.
"Syarat kedua?"
"Syarat kedua; waktu kita pacaran cuma semenit dan setelah itu putus."
"A-apa?!" Dapat kulihat Keito mulai menahan tawanya.
"T-tida-"
"Ok, tinggal 48 detik."
"Tidak bi-"
"A-aku belum menyetujuinya!"
"Kau sudah menyutujuinya, nona." Ujar siketua sialan.
"T-tap-"
"Sudahlah iklas saja. Nikmati sisa waktumu." Ujar Rin.
"27 detik."
"S-sayang... i-ini bercandakan?"
"Nikmati waktumu." Ujarku.
"T-tapi... a-aku... a-aku... i-ini..."
Lalu Aipun diam.
Kulihat waktu tinggal 18 detik.
Tiba-tiba saja, Ai sudah berada didepan wajahku dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Aku hanya diam. Dia terus melumatku sampai waktu telah habis dan aku mendorongnya.
"Time's up."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimyōna hōhō de mitsukatta ai!
RomanceBerubah! Semua berubah! Tak ada satupun yang tertinggal! Kalian tahu apa yang berubah? ini cukup menjijikan. AKU BERUBAH MENJADI COWOK!!! Aku hanya seorang cewek biasa tapi kini berubah menjadi cowok! Cakep lagi! Selama ini hidupku yang biasa saja k...