Pembimbing Baru (2)

36 6 1
                                    


"Whaaattt??!!! Jadi beneran dia pembimbing barunya? Ya Tuhan kenapa harus orang ini sih, ganteng sih banget, tapi songongnya itu loh... huuufff" protesku dalam hati dan mataku masih menatapnya dengan jengkel. "Jadi kamu yg bakal jadi asisten saya? Hmmm baiklah tidak terlalu buruk." Kata lelaki itu sembari menatapku dari atas sampai bawah. Huuuufff... dasar muka-muka mesum, gak pernah liat cewek cantik apa ya.

Dia menyuruhku menyiapkan peralatan musik yg akan digunakan untuk latihan nanti. Sesekali dia membantuku saat aku mengalamai kesulitan saat membawa alat-alat yg memang cukup berat itu.
Hampir satu jam kami menyiapkan peralatan, akhirnya selesai juga.
Oh ya ampun lihatlah pria yg ada disampingku ini, dari tadi dia hanya mengatupkan bibirnya yg ya..kuakui bibirnya memang seksi. Bahkan dia belum memperkenalkan dirinya padaku?

What the hell?

Dia fikir aku patung apa, benar-benar lelaki dingin.

***

Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB. Para anggota ekskul sedikit demi sedikit mulai bermunculan, yah..saat mereka membuka pintu, tatapan mereka langsung tertuju pada pria tampan yg saat ini tengah duduk disebelahku. Tidak lain tidak bukan, siapa lagi kalau bukan si pembimbing baru alias pria monster es ini. Hehehe... gara-gara aku tidak tau namanya sampai sekarang, alhasil kunamai saja pria ini sesuai dengan sifatnya yg dingin itu.
Merekapun duduk dibangkunya masing-masing. Tidak lama setelah itu, pak monster es ini berdiri seraya tangannya yg dilipat didepan dadanya. Menunjukkan bahwa dia adalah pembimbing di ekskul ini, "hmmm....sabaaar Shia, dia disini cuma sebentar kok." Batinku dalam hati.

"Perkenalkan nama saya Davino Alexander, saya adalah putra dari pemilik Fakultas ini. Mario Alexander. Dan sekarang saya ditugaskan untuk membimbing kalian semua. Apa ada yg ingin kalian tanyakan sebelum latihan dimulai?" Katanya yg masih melipat kedua tangannya didadanya yg kekar itu.
Penjelasannya barusan seakan membuatku mati kutu seketika, Ya Tuhan apa benar monster ini keturunan dari Mario Alexander? Salah satu milioner terkaya di Indonesia. Huuuuhh....aku bisa gila
"Ap..ap...apaaaa????" Seperti aku, seluruh penghuni ruangan kecuali Davino Alexander, histeris karena penjelasan yg dilontarkannya tadi. Ada yg menatap takjub, ada yg menatap tidak percaya, ada juga tatapan iri para laki-laki yg bergerombol dipojok kiri dengan gitar ditangannya masing-masing.
Oh ya ampun...aku hanya bisa menganga dibuatnya, sampai akhirnya suara dehaman monster es itu membangunkan para penghuni ruangan ini. Dengan gerakan cepat mereka langsung merubah tingkah mereka menjadi lebih sopan. Bahkan ada sebagian mahasiswi yg langsung menggodanya terang-terangan. Aku yg melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalaku. "Dasar jalang penjilat" umpatku dalam hati.
Jangan berfikiran bahwa aku cemburu pada jalang murahan itu ya! Dari dulu aku memang tidak suka ada wanita yg dengan mudahnya merayu laki-laki dengan wajah apalagi mengeksplor tubunya. Iiiuuuh.... sungguh menjijikan. Hmmm...itulah yg membuat para lelaki menganggap remeh para perempuan, karena mereka sangat mudah didapatkan.

#it's fact

Tapi maaf saja, aku tidak seperti para jalang-jalang itu. Karena bisa dibilang aku adalah gadis tomboy dan itu yg membuatku menjadi tidak menarik. Haha...sebenarnya sih aku gak tomboy, cuma emang penampilanku aja yg dasarnya emang kayak cowok. Jujur, aku memang sangat nyaman menggunakan celana jeans dan kaos oblong dilengkapi dengan kemeja yg agak kebesaran untuk membalut tubuhku. Tidak lupa dengan rambut yg selalu dikuncit kuda, dan sepatu nike yg menempel ditelapak kakiku. Ya.. kuakui memang sangat simple, dan aku sangat menyukainya. Dengan begitu aku bisa bebas menjalankan aktifitasku. Tanpa harus memperdulikan style yg kugunakan. Sangat berbeda dengan perempuan masa kini kan?

--'

*kembali ke cerita

Setelah mendapat jawaban berupa gelengan dari para anggota ekskul, dia langsung mengarahkan kami untuk menguasai alat yg kami mainkan dengan benar. "Baiklah kalau begitu mari kita mulai latihannya sekarang. Hari ini saya akan mengajarkan bagaimana cara menguasai alat yg akan kalian mainkan." katanya menginstruksikan. "Iya pak" jawab kami serempak.
Seperti biasa, latihan berjalan dengan lancar walaupun suasana agak sedikit canggung gara-gara si pembimbing sombong yg sok itu. Huufff...benar-benar melelahkan

****

Akhirnya... bab 3 selesai juga
huh...maaf reader kalo ada salah" kata atau ada kata yg gk dimengerti, gk usah sungkan buat dicoment ;) oke 😉

*SELAMAT MEMBACA*

Cinta Semusim (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang