Dafino Alexander

42 7 2
                                    

Dafino P.O.V

Sudah 1 minggu aku menjadi pembimbing musik disini, kuakui kemampuan para mahasiswa yg mengikuti ekskul musik disini memang sangat berbakat.
Apalagi mahasiswi tengil yg satu itu, siapa lagi kalau bukan Shiana. Gadis menyebalkan itu benar-benar berbakat dalam hal seni. Pantas dia diangkat menjadi asisten pembimbing.

Entah kenapa setiap dia mengajak berdebat, aku selalu meladeninya. Haha...mungkin karena dia selalu kalah saat berdebat denganku. Menurutku itu menjadi kesenangan tersendiri untukku. Lumayanlah bisa melampiaskan bebanku sedikit.

Yah...akhir-akhir ini aku mendapat banyak sekali masalah. Bertubi-tubi masalah mendatangiku. Pertama, papa yg mendesakku menikah dengan gadis pilihannya. Kedua papa yg menyuruhku ikut andil dalam perusahaannya yg ada di Jerman, kecuali jika aku mau menjadi pembimbing atau dosen di Fakultas yg sekarang ini menjadi pekerjaanku.
Tentu saja, aku memilih menjadi pembimbing disini. Untung saja Pak Rendy yg tidak lain adalah om ku sendiri menawarkan pekerjaan ini padaku. Jika tidak pasti aku sudah berada di Jerman sekarang. Selain itu aku juga ingin menyalurkan bakat musikku. Kemampuanku dalam bermain musik adalah bakat dari ibuku yg diwariskan kepadaku. Ibuku adalah pianis terkenal didunia seni. Namanya tidak asing dikalangan pecinta musik internasional. Dia adalah Helene Grimaud, pianis berbakat darah Paris. Ya...ibuku asli orang Paris dan papaku, dia adalah Mario Alexander. Pengusaha kaya yg sangat melejit ketenarannya.
Tapi karena mereka adalah para orangtua yg tidak ingin meninggalkan dunia mereka karena adanya seorang anak. Maka jadilah aku sekarang. Hidup tanpa kasih sayang dari kedua orangtua. Mungkin itu yg membuatku menjadi pria egois seperti sekarang.
Tetapi keegoisanku semakin hari semakin pudar semenjak aku mengenal Shiana.
Yayaya... gadis menyebalkan itu lagi.

***

Selama 1 minggu aku selalu menghabiskan waktu bersama gadis menyebalkan itu. Dia benar-benar membuatku seperti terkena serangan jantung. Tetapi dia juga sangat manis saat dia mulai terpojokkan gara-gara perdebatan yg dia mulai sendiri denganku. Selalu...
"Oh..ya ampun aku meymikirkan dia lagi" keluhku sambil menepuk dahiku.
Aku menggeleng-gelengkan terus kepalaku dan mencoba menghilangkan bayangan wajah gadis menyebalkan itu. Alhasil sampai aku tertidurpun aku masih sempat memimpikannya. Shiiit...!!!

*****

Gimana reader ? Menarik gak? Coment donk :( butuh banyak masukan nih..

Cinta Semusim (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang