Nightmare

33 4 2
                                    

"Hati-hati Shia!!!" Teriakku kepada Shiana yg sedang menyeberang jalan raya. Tidak lama kemudian, ada sebuah mobil berwarna merah melaju dengan kecepatan tinggi menuju kearah Shiana. Seketika itu juga aku menyuruhnya minggir, "Shiaaa....awas ada mobil, cepat minggir!!!"
"Aaaaaa....." Shia yg menoleh kearah mobil itu melaju langsung histeris dan "Braaaaakkk...." terjadilah insiden yg paling tak inginku lihat itu. Aku terpaku sejenak karena melihat Shiana yg tergeletak ditengah jalan. Setelah aku sadar, aku langsung bergegas menghampirinya.
Kurebahkan kepalanya dipangkuanku, darah segar keluar dari kepala dan hidungnya. Begitu juga dengan bau anyir darah yg menyeruak dihidungku. Aku hanya bisa menangis melihat kondisi Shiana seperti ini.

"Shiaaaaaa..."
Aku langsung menegakkan tubuhku. Keringat dingin bercucuran dikeningku. Mataku lurus menatap kedepan. Ya...hanya pandangan kosong.Kupejamkan mataku, mencoba mengumpulkan roh ku yg masih belum lengkap.
Setelah beberapa menit menutup mata dan yakin akan roh ku sudah lengkap, barulah kubuka mataku perlahan. "Sial...ternyata hanya mimpi. Aaaaagghhh" aku yg hampir gila karena frustasi akan mimpiku tadi mengacak-acak rambutku dengan kasar.
Benar-benar sial, kenapa juga aku memimpikan gadis menyebalkan itu. Lagian kenapa juga aku khawatir banget sama dia. Sampe keringetan kayak gini lagi. Aaagggghhhh...

****

Author P.O.V

Sudah 2 bulan Davino Alexander menjadi pembimbing ekstra kulikuler musik. Selama itu juga, hubungan Shiana dan Davino semakin dekat. Yah...walaupun sering terjadi pertengkaran diantara mereka.

"Doooorrr..." Shiana yg mencoba mengagetkan Davino yg sedang membersihkan pianonya diruang latihan musik tersenyum puas karena rupanya berhasil membuat Davino kaget. "Aaa... Shiaaa...!!! Lo tuh ya." Davino yg barusan kaget karena gertakan Shiana langsung mencekal tangan gadis itu. "Eiiitttsss...yek gak kena." Shiana yg berhasil menghindar dari Davino yg akan mencekalnya langsung melarikan diri setelah menjulurkan lidahnya kearah Davino. Davino yg melihat tingkah Shiana dengan gemas langsung mengejarnya.
Mereka terus berkejaran sampai akhirnya tangan Shiana berhasil dicekal oleh Davino. Davino yg mendapatkan tangan Shiana langsung menariknya hingga mata mereka bertemu. Hanya berjarak 5 cm saja diantara mereka. Nafas mereka saling beradu karena berlarian sejak tadi. Lama...
Mata cokelat milik Shiana yg bertemu dengan mata tajam berwarna biru tosca milik Davino seakan tak ingin berpaling satu sama lain.

Hingga akhirnya sebuah kecupan singkat mendarat dibibir Shiana. Melihat tidak ada penolakan dari Shiana, Davinpun menempelkan bibirnya lagi kebibir Shiana. Lama... ciuman mereka semakin dalam dan panas tentu saja.
Rupanya Shiana mulai sesak nafas karena kehabisan oksigen. Davin yg menyadari hal itu langsung menghentikan ciuman mereka.
Dengan nafas yg saling terengah dan mata mereka yg masih saling pandang, tiba-tiba hanphone Davin berbunyi.
Saat melihat hanphonenya, Davin membelalakkan kedua matanya. Tanpa berfikir panjang Davin langsung mengambil tasnya. Davin yg tidak menyadari akan adanya Shiana langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

***

Uuuuh... gimana guys? Baper atau enggak nih...hehe baper juga gapapa kok ;) maaf guys, ceritanya kecepetan ya? Jadi gk nyambung deh. Hmmm...

Cinta Semusim (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang