one

126 1 0
                                    


Drap..drapp..drapp..Drap...drapp

Aku bergetar ketakutan di belakang pintu.Ada seseorang berjalan di koridor ke arah kamar ku bersembunyi.Sambil memegang pisau lipat,aku berusaha tetap tenang agar tak menimbulkan suara.

Bayangan nya terlihat di ambang pintu.Kemudian bayangan itu melangkah masuk.

"Vena."

Suara lembut itu, bunda ely.Aku berlari keluar menghampiri bunda.

"Bunda."aku berlari memeluk bunda

"Oh syukurlah kau selamat ayo cepat keluar dari sini." Dia mengusap rambutku dan menatapku dengan muka khawatir.

"Bunda sudah menelepon bantuan,vena cepatlah keluar dari sini bunda akan berjaga-jaga."
"Tidak aku tidak ingin keluar tanpa bunda."
"Ya sudah ayo cepat ikut bunda." Bunda menarik tangan ku menuju ke jendela di kamar.

"Ayo bunda gendong vena keluar dulu bunda akan menyusul."
"Rupanya kau disini." Suara lelaki serak,dia berdiri di ambang pintu dengan kapak penuh darah di genggamannya.

"Vena cepat keluar." Bunda berusaha menaikkan ku ke atas jendela
"Tidak secepat itu." Pria itu melempar kapak tepat ke dada bunda.

"Bunda..." isak ku melihat muka bunda yang terlihat pucat
"Keluarlah vena." Dengan sisa tenaganya bunda mendorongku keluar sebelum sang pria melempar pemantik api ke arah bunda.

Aku terdiam melihat wajah bunda terbakar di dalam.Pria itu menyeringai ke arah ku.

Dari kejauhan ku mendengar suara sirine pemadam berbunyi lalu semuanya gelap.

Sweet PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang