Begin Again [Revisi]

PROLOG

Hanya rasa sakit yang dapat ia rasakan ketika mengingat peristiwa itu. Apa yang telah ia lalui selama ini membuatnya tidak percaya lagi dengan cinta. Dulu, cinta bagai dewa dalam hidupnya. Tapi sekarang semuanya berbeda semenjak peristiwa tersebut terjadi kepadanya.

Peristiwa dua tahun lalu yang membuatnya kehilangan makna cinta yang sesungguhnya. Peristiwa yang telah merenggut kepercayaannya pada cinta.
Saat itu hujan sedang turun, sebuah pertengkaran terjadi diantara mereka.

Jembatan London dan air hujan menjadi saksi pertengkaran dua sejoli tanggung itu.

Orang yang sangat ia cintai begitu mudah bermain api tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi. Ia berpikir, apa salahnya hingga orang yang sangat ia sayangi menghianati cinta yang begitu tulus ia berikan.

Jika saja ia tahu kalau itu semua akan terjadi, mungkin ia tak akan pernah terjebak dalam lingkup cinta yang begitu dalam hingga sulit mempercayai yang ia lihat.

Apa mau dikata? Nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan memang datang setelah semua peristiwa yang tak diinginkan terjadi. Jika penyesalan datang diawal, mungkin ia tidak akan mengalami kejadian yang sungguh tragis untuk dialami oleh gadis polos seperti dia.

Saat ini, ia tidak bisa menyalahkan siapapun. Ia juga tidak bisa menyalahkan orang itu karena sebuah alasan. Mungkin ini sudah menjadi suratan takdir untuknya agar ia bisa lebih memahami arti cinta yang sesungguhnya.

Tapi sekarang, cinta seperti sebuah virus yang mematikan dan harus ia jauhi ataupun ditiadakan dalam kamus hidupnya.

Cinta begitu menjijikkan sehingga ia susah untuk mendekatinya lagi. Cinta bagaikan cerita yang tidak bermakna walaupun dulu pernah menjadi dewa dalam hidupnya.

Akibat peristiwa itu, ia memilih pindah meninggalkan negara yang sudah menggali lubang besar dalam hati yang dahulu sangat kuat. Sekarang, kepercayaannya pada cinta sudah benar-benar tidak ada. Cinta harus dijauhi. Cinta hanya akan membuat seseorang terluka karenanya.

"Shit!! Cinta itu apa sih? Kok bisa ya semua orang galau cuma karena cinta? Sampai-sampai orang yang galau itu jadi stress bahkan bunuh diri. Astaga, cinta itu benar-benar menjijikkan. Sungguh!"

But on a wednesday in a cafe, i watched it begin again.