Chapter 4

103 19 5
                                    

"Chapter ini terinspirasi dari video klipnya Taylor Swift - Begin Again pas Taylor sama Model cowonya lagi ketawa-ketawa dalam Kafe sambil cerita heboh."

Suara cicit burung terdengar begitu indah dan ramai diantara pepohonan di taman sekolah. Sepi, itu yang terasa karena sepagi ini belum banyak siswa yang datang. Entah mengapa kyran merasakan sesuatu terhadap rizal. Kyran tau dan juga mengerti. Ia hanya ingin sendiri saat ini dan hanya ingin ditemani oleh langit pagi dan burung-burung yang bermain bebas.

Kyran berandqi, jika ia adalah seekor burung, mungkin ia sudah terbang sejauh mungkin yang ia bisa. Meninggalkan semua beban batin yang ia alami saat ini.

Mengapa ia harus kembali merasakan rasa yang sudah lama ia buang? Mengapa rasa itu kembali? Kyran bingung dengan semua ini, tapi ia tidak bisa memungkiri atau menghindari itu semua. Hatinya menuntuk untuk merasakan itu. Tanpa kyran sadari, rasa cinta dan sayangnya terhadap nathan sudah menguap seutuhnya. Mungkin juga tidak seutuhnya. Mana mungkin kyran bisa melupakan peristiwa itu. Kyran tidak dendam tapi ia prihatin terhadap dirinya sendiri karena sudah membiarkan pemuda itu menghancurkan hatinya.

Burung-burung semakin terdengar riang. Sekolah juga sudah ramai. Sepertinya kyran akan membolos pagi ini. Sepertinya membolos akan menjadi kegiatan rutinnya. Kyran tidak tahu mengapa, tapi ia sangat butuh kesendirian.

Kyran menatap lekat buku hitam yang ia pegang. Entah bagaimana carang ia bisa memegang buku ini terus. Tersirat, kerinduan yang sangat besar ketika menatap buku itu. Kyran seperti ingin menumpahkan seluruh keluh kesahnya seperti dahulu kedalam buku ini. Iavrindu dengan kegiatan menulis buku harian itu.

Kyran tersenyum. Sejenak, ia menarik nafas dan membuka buku itu. Lembaran putih bersih dengan banyak garis hitam melintang ia dapati. Kyran merogoh tas dan mengambil pulpen berwarna merah kesukaannya.

Kyran mulai menuliskan isi hatinya didalam buku bersampul merah itu. Tampak sudah lembaran putih yang tadinya bersih tanpa noda, kini penuh dengan coretan tangan kyran yang berwarna merah. Coretan berwarna merah yang mewakili isi hatinya saat ini.

Kyran bertanya pada dirinya sendiri, apakah kyran harus membuka hati untuk orang lain dan membiarkan orang itu menyatukan serpihan hatinya yang sudah tercerai berai atau menutupnya rapat-rapat? Sungguh ia bingung, tapi semuanya pasti akan kyran alami nantinya, seiring berjalannya waktu. Seperti apa yang axel katakan tempo hari.

Kyran kembali menatap lurus kedepan. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya sekarang karena sma alfa mempunyai taman dibeberapa lokasi dan ia berada di taman yang terletak dibelakang gedung.

Kyran menikmati semilir angin pagi yang menerpa wajahnya. Kyran menutup mata untuk menikmatinya. Suara bising para siswa terdengar, tapi dengan menutup mata dan fokus pada satu pikiran, suara bising para murid itu menjadi terdengar sayup. Kyran menikmati kegiatan ini dengan kesedihan dan konflik batin yang sedang ia alami.

Kyran membuka mata dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati rahman sedang duduk disampingnya.

"Sejak kapan kau disini?" Tanya kyran dingin.

Rahman tersenyum memamerkan susunan giginya yang rapi sebelum menanggapi pertanyaan kyran.

"Sejak kau berada ditempat ini." Ucapnya lalu mengalihkan pandangan lurus kedepan.

"Jangan bercanda. Daritadi aku disini sendirian." Ucap kyran.

"Aku melihatmu pagi sekali berjalan kearah taman ini ketika aku baru tiba. Aku juga tadi melihatmu menulis sesuatu didalam buku yang sedang kau pegang itu. Benar kan?" Ucap rahman.

Kyran menatapnya heran. Tapi kyran tersenyum setelahnya. Kyran tidak tau kalau rahman memperhatikannya sedari tadi.

"Aku tidak tahu kalau kau mengikutiku. Lalu apa yang kau lakukan disini?" Tanya kyran.

Begin Again [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang