Ini adalah kisah nyata author sendiri waktu umurnya masih 12 tahun. Dimana sebuah suara aneh muncul saat berlangsungnya sholat tarawih. Karena itu, baca sendiri.
Malam ini adalah malam kelima bulan Ramadhan. Jadi, aku masih sangat rutin mengikuti sholat tarawih di Musholla. 20 rakaat dan 3 sholat witir. Jarak antara musholla dengan rumahku hanya beberapa meter saja, sehingga seruan adzan terdengar jelas di rumahku. Waktu itu aku masih berumur 12 tahun. Dan masih kelas 6 SD. Jujur saja, aku sangat rutin sholat tarawih di musholla bila Ramadhan tiba. Tapi...ada tapinya nih, Rajinnya hanya di awal bulan, kalau sudah akhir bulan. Tiduran di rumah (males maksudnya). Biasanya aku selalu mengikuti tadarus seusai sholat tarawih. Namun....tidak dengan malam ini.
"Rin!! Yuk sholat!" Temanku sudah berteriak dari depan rumah. Btw....namaku Arini. Dan teman-teman yang memanggilku adalah tetangga yang selalu main denganku tiap siang dan malam. Ngomong-ngomong aku ini tipe anak yang nggak suka tidur siang dan selalu main badminton usai sholat Isya'. Aneh kan.
Cepat-cepat aku memakai ruku dan membawa sajadah, "Iya bentar!"
"Lelet banget" ujar temanku kesal.
Kami pun berjalan bebarengan menuju musholla tercinta. Lepas sandal dan wudhu bebarengan. Belum sempat aku membuka pintu musholla, Pak Mujib (nama saya samarkan) menghalangi langkah kami.
Kakek berumur 70 tahunan itu mengatakan pada kami kalau yang di dalam khusus untuk orang-orang lebih tua karena mengingat musholla ini kecil--mungkin hanya bisa menampung kurang lebih 40 orang saja. Namun, karena di kampungku banyak sekali anak-anak kecil, dan mereka rajin sekali sholat jama'ah apalagi bulan Ramadhan tiba, akhirnya beliau menyuruh kami untuk sholat di luar saja. Dengan membentangkan karpet biru, kami pun satu persatu membeberkan sajadah kami sesuai syaf.
Angin malam langsung menyambut kami yang sedang bersenda gurau menunggu khomat tiba. Aku hanya diam menatal sekelilinh yang begitu....Gelap. Rumah kosong dibelakangku, dan sebuah garasi di pojokan dengan pos ronda dan pohon asem disampingnya. Entah kenapa aku merasa sangat tidak enak, walaupun aku ini bukan anak yang seperti itu.
Imam telah khomad dan kami pun bersiap untuk sholat tarawih 2 rakaat-2 rakaat. Begitu khusyu', ditemani dengan deru angin dan sinar rembulan. Sesekali eongan kucing terdengar kala ada cicitan tikus di sampah.
Rakaat pertama, kedua, ketiga, dan keempat telah usai, selepas ini rakaat yang kelima. Kali ini aku merasakan ada hawa yang berbeda. Mungkin karena dua orang teman di belakangku yang tengah beristirahat sejenak dan bersenda gurau pelan. Kami hanya berempat disini. Dan itu pun menurut kami sudah biasa karena setiap tahun kami juga sholat tarawih disini.
KRIIEEET
KRIIEEET
Aku mulai tak khusyu' sholat. Suara dari belakangku itu mulai mengganggu. Seperti suara deritan....tapi entahlah. Teman-temanku juga masih saling berbisik ria. Mungkin aku salah dengar saja.
KRIIEEET
KRIIEEET
Kini aku sudah tak khusyu', aku menoleh ke teman disampingku yang juga menoleh kearahku. Teman disampingku ini sepertinya mendengar juga. Sumpah...aku sekarang merasa merinding. Mengingat rumah kosong itu berada di belakangku, tepat di belakang kami.
Karena kami sudah tidak khusyu' akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk berhenti sejenak pada rakaat ini. Dan melanjutkan pada rakaat berikutnya.
1 rakaat....berjalan seperti biasanya
2 rakaat....masih sepi dan hening
3 rakaat....tak terjadi apa-apa
Kini sudah rakaat ke 9, namun diriku ini sudah merasa tak enak lagi. Merinding gimana gitu.
KRIIEEET
KRIIEEET
BRAAK!!!
"LARI!!"
Kudengar 2 temanku yang dibelakang mencincing ruku-nya dan berlari membawa sandalnya masing-masing. Aku pun juga ikut lari karena teriakan mereka bukan main-main. Aku berlari tanpa sandal dan hanya membawa sajadah. Sandal?
Tamatlah riwayataku. SANDALKU KETINGGALAN. Aku tak sempat mengambilnya karna sandalku berada di barisan ubin belakangku. Tepat pojok samping kiri bagian karpet belakang. Dan...suara itu juga berasal dari belakang. Toh, kalian mungkin juga akan lari ketakutan sepertiku bila mengalaminya.
Aku pun bertanya pada teman di belakangku kenapa mereka lari terbirit-birit dan apa yang terjadi.
Mereka semua mengatakan ada 'sesuatu yang besar, berbulu, dan sedang mencakar tembok rumah kosong itu'. Sejenak aku hanya diam. Menatap rumah kosong itu dari kejauhan. Ternyata suara tadi adalah suara cakaran tembok.
Apa yang kualami ini memang benar adanya. Bukan main-main. Bahkan aku sampai tak sholat tarawih 2 hari di musholla karena takut. Sampai sekarang sepasang sandalku itu juga tak ditemukan. Menghilang entah kemana.
Kalau kalian bilang ini hanya bohongan...silahkan saja. Tapi, ini adalah KISAH NYATA dari saya sendiri. Karena bekas cakaran pada tembok itu ada. Benar-benar ada. Aku sempat memfoto-nya. Tapi, teman-temanku bilang memfoto yang seperti itu bakal mengundang petaka. Aku pun men-delete foto itu. Dan, melupakan kejadian itu.
Setelah kejadian itulah, kami sering bercerita horor tiap malam dan begadang setiap Sabtu malam Minggu. Dan imbasnya, aku selalu takut saat akan pergi ke toilet.
~●~●~●~●~●~●~●~
Hello..Hello ^o^
Maaf kalo ceritanya semrawutan karna Authornya udah gak seberapa inget tentang masa-masa kecilnya.Jangan lupa vote & comment nya 😄😄
Part selanjutnya bakal cerita tentang kisah (nyata) horor Author and friend uji nyali saat lampu mati terjadi.
See you...
!!!!!!!Kalau readers and vote-nya belum banyak...Author gk bakal ngelanjutin cerita lagi. Author males kalo kagak ada yg nge-read dan berapresiasi!!!!! (Author gk bermaksud menyinggung siapapun)
So...salam hangat dari Author yg kece badai ini *plak*
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN DIBACA!!!! ✔ [COMPLETED]
Horror[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] Author gk mau kalian kenapa napa BACA??? TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA