"Jauhi hidupku!"
PRANG!!
**Flashback**
Aku hanya seorang anak perempuan berumur 11 tahun. Masih duduk di bangku kelas 5 SD. Di masa-masaku ini sedang tren-trennya hal berbau mistis. Mulai dari cerita horror hingga Urban Legend. Karena kota kecil kami ini masih kental dengan rumor-rumor dan percaya dengan hal semacam itu.
Suatu hari teman sebangkuku mengajakku untuk beruji nyali di sebuah rumah tua ujung gang kami. Awalnya aku menolak mentah-mentah karena saat itu aku dikenal sangat penakut dan lemah mental. Ditambah lagi aku juga punya jantung lemah. Tapi, rasa penasaranku membuat jiwaku ingin merasakan bagaimana rasanya memasuki 'rumah hantu' sebenarnya. Akhirnya aku meng-iya-kan ajakan dari temanku tersebut tapi dengan syarat melakukannya saat siang hari, bukan malam hari.
Dan, kami akan melakukannya besok sepulang sekolah.
*******
TRENG..
TRENG..
TRENG..Bel sekolah berbunyi dan inilah saatnya bagi kami. Aku tak membawa apapun selain tasku ini dan mental tentu. Kulirik temanku dan dia pun juga kelihatannya sudah sangat siap.
Inilah kami, duo hunter yang akan menguak misteri rumah tua yang konon katanya bekas peninggalan jaman Belanda.
*******
KREEEEK...
Bunyi yang khas ketika kami membuka gerbang hitam berkarat itu. Dari sini saja sudah terasa hawa ngeri dari rumah tersebut, apalagi memasukinya.
Kulihat temanku sama takutnya denganku ketika menapak jalan setapak menuju pintu utama rumah bercatkan putih tak terurus itu.
Dedaunan kering berserakan memenuhi halaman depan rumah itu. Ranting-ranting pohon yang tumbang seakan menjadi saksi bisu badai topan tahun lalu.
Kami sudah sampai tepat di depan pintu besar rumah tersebut. Begitu besar hingga terkesan tak terawat.
KLANG
KRIEEET..
Ternyata selama ini pintu tersebut tak dikunci. Lihat saja, temanku ini ternyata mudah sekali untuk membukanya.
Woeeek...rasanya bukan memasuki rumah. Melainkan memasuki kandang binatang. Bau, kotor, dan jorok. Kotoran-kotoran kelelawar berserakan di lantai ruang tamu. Cat di tembok juga berkelupas dan berlumut.
Kami pun segera menjelajahi setiap ruangan yang ada.
Bagiku ini adalah pengalaman tersendiri. Menjelajahi rumah kosong layaknya acara-acara supranatural di TV. Begitu sepi dan hening walaupun matahari masih tegar bertengger di langit biru.
KLONTANG
KLONTANG
Aku mendengar suara dari arah belakang. Kini bulu kudukku mulai berdiri. Tak ada sesiapapun. Kecuali aku dan ruang keluarga ini. Kami berpencar ketika memasuki ruang tengah tadi. Dan kini, aku tak tahu keberadaan temanku itu.
KLONTANG
KLONTANG
Dengan sedikit gemetar, aku pun mendatangi asal sumber suara.
"El!" Aku berteriak memanggil temanku yang bernama Elli tersebut.
Tak ada respon darinya. Hanya suara kicauan burung di luar.
Walau hati ini masih dag-dig-dug takut, aku pun memberanikan diri mengecek setiap ruangan yang ada.
Dapur. Tak ada seseorang.
Kamar Mandi. Terlalu takut memasukinya.
Gudang. Apalagi ini.
Akhirnya tersisa satu ruangan di depanku. Sebuah kamar. Aku pun memasukinya.
KRIEEET..
Entah kenapa suasana mulai berbeda saat aku memasuki ruangan ini. Menurutku ini ruangan terbesih dari rumah ini. Mungkin karena letaknya yang di ujung rumah kali ya.
Kasur yang empuk dan beberapa lemari besar menghiasi ruangan yang begitu megah ini. Rasanya nggak etis kalau gak lihat-lihat.
Hmm...hanya ada baju-baju usang di lemari. Sisir dan buku-buku tua di meja rias.
Tunggu...
Benda apa ini?
Aku meraih benda di laci meja rias dan mengambilnya. Sebuah kotak musik. Ku lihat secara detail keseluruhan, lumayan bagus. Aku pun penasaran untuk memainkannya.
KREK
KREK
KREK
Tiiing~Tiiing...Tiiing~Tiiing~
Begitu syahdu hingga aku tak sengaja menatap kaca rias di depanku.
Hmm...aku ini kurusan ya...
T-Tunggu...
Siapa di atas kasur itu?
Elli?
Tidak. Dia bukan Elli. Elli memakai seragam bukan dress putih panjang.
D-Dia mendekatiku...
PRANG!!
Semuanya gelap.
*******
2 Bulan setelah kejadian itu aku hidup npal kembali layaknya anak kelas 5 SD.
Dan aku pun telah melupakan kejadian itu.
Tapi yang membuat aku bingung adalah...
KENAPA SEMUA TEMANKU JADI ACUH PADAKU?
Mereka tak mau berbicara denganku. Bahkan mengajakku pulang bareng.
Aku tanya Elli kenapa dan Elli hanya menggeleng dan pergi begitu saja layaknya teman-temanku yang lain.
Seluruh keluargaku juga begitu. Mereka seakan menjauh dariku. Menganggap aku ini tak ada. Aku hanya mengerdipkan mata bingung dengan apa yang terjadi padaku.
Entah kenapa semua ini berubah setelah dua bulan yang lalu. Tepat saat setelah aku keluar dari rumah kosong tersebut dengan keadaan pingsan.
Akhirnya aku pun memberanikan diri bertanya pada Elli dan merayunya 100 kali. Elli pun menghela napas panjang lalu mengangguk sekenannya.
Aku langsung to the point, "Jadi, kenapa kalian menjauhiku seperti itu? Apa karena aku ini jahat ya?"
Elli hanya menggeleng lalu menjawab "Sebenarnya kami menjauhimu bukan karena kamu jahat atau nggak baik. Tapi, kami takut padamu"
Aku menelengkan kepala bingung, "Takut?? Takut apa? Apa aku ini setan?"
Elli mencebikkan mulut sesaat lalu melanjutkan perkatannya lagi. "Bukan! Kami takut padamu karna...."
"Karna apa?!" Aku menyela sambil memegang kedua telapak tangan Elli dengan gemetar.
"Sesuatu di belakangmu"
Deg
"Dan kini dia melirik tajam kearahku"
~●~●~●~●~●~●~
Oke...This Is Last 😊
Author bakal balik lagi bila ada inspirasi-inspirasi yang menjamin.Dan cerita ini terinspirasi dari kisah nyata saya SD dulu pernah uji nyali di rumah kosong sama temen saya😨
See you 😉
BE CAREFUL IN DARKNESS
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN DIBACA!!!! ✔ [COMPLETED]
Horror[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] Author gk mau kalian kenapa napa BACA??? TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA