"Thanks ya, eh ngomong-ngomong kok kamu bisa kenal sama aku sih?"
Dia hanya menunduk menatap nakas meja, sebenarnya aku juga tak tega untuk bertanya seperti ini padanya, mengingat posisi kami yang menjadi buronan di dunia ini.
Aku kembali menyesap secangkir teh yang ia buat untukku, walau terlalu encer. "Sorry, mungkin pertanyaanku terlalu jauh. Apa kau tinggal disini sendirian?"
Dia masih bergeming, matanya tak fokus memandang sekitaran yang mungkin terasa aneh bagiku. Hiasan lampu dari manekin, tanaman manekin, kursi manekin, hingga lantai semuanya dari manekin. Namun anehnya, gadis ini tak terbuat dari manekin. Dia sama manusianya sepertiku. Karena aku yakin, manekin takkan mampu menyeduh teh panas dari air teko mendidih.
Gadis itu beralih menatapku. Mata yang hitam pekat dengan bibir tipis kemerahan mengingatkanku akan sosok ibu bila tengah bersedih. Ah, lagi-lagi soal masa lalu, pasti ini gara-gara manekin sialan di rumah tadi, jadinya aku kepikiran ibu.
"Aku memang tinggal sendiri disini. M-Maksudku, aku juga tak tahu kenapa aku bisa sampai di dunia aneh seperti ini. Aku hany bermain dengan beberapa boneka kesayanganku, dan boom semua menjadi gelap," ungkapnya sambil berlogat seperti sedang terjadi pengeboman.
Aku hanya bertopang dagu mendengarnya. Gadis kecil ini memang lucu, terlalu lucu untuk menghadapi ketakutan di dunia ini. Perasaanku mulai tak enak, ada sesuatu yang mengganjal.
Apa mungkin anak lain juga bernasib sama sepertiku? Atau mungkin kami berdua hanya kebetulan sial saja?
"Kak Sheryl!"
"Ya?" spontan pandanganku beralih padanya.
Gadis itu mulai mencondongkan tubuhnya maju. "Kakak bisa panggil aku Nana"
Aku hanya mengangguk nyengur saat gadis itu-Nana-tersenyum memastikan. Gadis ini membuatku merinding saja.
Hari mulai gelap. Suara-suara khas burung hantu dan kelelawar menemani malam kali ini. Aku tak habis pikir di dunia ini sangat gelap, kecuali rumah Nana. Untung saja kami saling bertemu, entah aku harus berterima kasih atau malah waspada terhadap orang asing seperti Nana. Karena orang yang baik di depan belum tentu juga baik di belakang. Huh, sejak kapan aku jadi sok bijak seperti ini.
"KAK SHERYL!!"
Aku menoleh menanggapi teriakan cempreng dari dalam rumah yang terdengar hingga ke teras sini.
"YA?!"
"Ada yang mencuri makanan kita di kulkas!" teriak Nana lalu berlari kearahku.
Setahuku manekin tak bisa makan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN DIBACA!!!! ✔ [COMPLETED]
Horror[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW BIAR BISA BACA] Author gk mau kalian kenapa napa BACA??? TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA