2 - Austin|The Thought of You is No Fuckin' Fun

59 5 0
                                    

14-03-2016

***

Maju mundur, maju mundur, mempertahankan kecepatan yang sama. Aku duduk dengan gelisah di kursi apartment ku, bergerak maju mundur, membuat lantainya berdecit. Entah kenapa aku merasa suara yang sebenarnya mengganggu itu bisa mengalihkanku dari semua pikiran ku saat ini. Mungkin aku memang suka membuat keributan, atau dalam hal ini merusak telinga orang. Sebenarnya itu bagus, mereka akan mengutuk suara-suara itu dan memarahiku. Lalu aku akan tidak peduli dan mereka akan marah. Baguslah, setidaknya tidak ada yang akan tersenyum.

Maju, mundur, maju lagi. Tidak benar-benar berusaha memacu keributan. Aku melihat-lihat TV, melihat layar warna-warni itu bergerak. Suara sang pembawa acara yang tertawa menggelegar, yang sebenarnya agak berlebihan. Entah kenapa ini semua mengingatkanku pada Longview: duduk di sebuah kursi, melihat TV dan memainkan kedua ibu jari ku. Tapi aku tidak akan melakukan apa yang dilakukan Billy Joe Armstrong dalam lagu ini. Tidak, para tetangga bisa mendengarku dan itu akan sangat memalukan.

Mundur, maju, mundur lagi. Mengubah formasi. Aku melihat sekeliling kamar apartment ku, aku jadi teringat aku belum membayar uang sewa ku bulan ini. Seperti bulan-bulan lainnya. Aku melihat ke sebuah foto di meja sebelah tempat tidurku; Aku dan Ibu ku. Entah kemana Ayah ku, mungkin dia sudah meninggalkan kita waktu itu. Brengsek itu mulai melukai Ibu ku pada saat dia mengetahui Ibu ku sedang hamil, berharap kami mati. Aku menjengit, teringat hal yang aku lakukan untuk melindungi diriku dan Ibu ku. Aku juga ingat bahwa aku tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit sehabis itu.

Aku mendongak ke atas, merasakan tenggorokan ku tertarik. Aku melihat kedua pergelangan tanganku, masih terlihat bekas sayatan. Aku menghela nafas, berusaha menjernihkan pikiranku. Kosong. Lalu pikiran lain datang; Pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara tiba-tiba tapi kau sebenarnya tidak begitu ingin mengetahui jawabannya. Jam berapa di Paris sekarang? Seberapa dalam sungai Amazon? Apa yang akan terjadi jika manusia tidak ada di dunia ini? Apakah yang sedang dilakukan James Hetfield sekarang? Aku tertawa; aku pasti sudah mulai gila.

Pertanyaan ku tentang seorang bayi yang bisa memakan dirinya sendiri -aku tahu, aku gila- terhenti. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. Aku menggeram, lalu merangkak membuka pintunya. Aku selalu melihat wanita kepala lima ini setiap bulan, dengan raut muka yang sama: iba. Aku tidak perlu dikasihani. Itu menjijikan. Bibirnya melengkung ramah, seakan mengatakan: "Kau tahu kenapa aku disini ..." dengan nada ceria. Aku tersenyum kepadanya, berusaha tampak se-sehat mungkin. Tapi ekspresinya yang berubah pasti mengatakan sebaliknya. Dia tersenyum sedih, prihatin. "Kau sudah bisa membayar sewa mu bulan ini?" Dia bertanya, ada sedikit nada tidak enak di caranya berbicara. Mungkin karena dia tahu kehidupan ku dulu. Aku menghela nafas, "Maaf, tapi aku belum bisa, Mrs. Thompson. Aku belum mendapatkan uang. Maaf. Aku benar-benar minta maaf." Aku tersenyum lemah, lalu menutup pintuku lagi setelah dia mengangguk dan mengatakan jika aku perlu bantuan aku bisa meminta tolong kepadanya. Aku tidak perlu belas kasihannya, aku bisa hidup sendiri.

Aku belum bisa membayar sewa. Tapi seharusnya Ibu ku sudah mengirim uang hari ini. Dia meneleponku semalam. Bertanya bagaimana kabarku, apakah aku senang disini, dan dia berjanji akan mengirimkan uang untuk bulan ini. Padahal ini sudah akhir bulan. Mungkin dia tidak memiliki kalender di rumahnya, atau mungkin dia memang mengirimkan uang pada akhir bulan ini. Entahlah, aku akan menanyakan itu nanti.

Aku kembali duduk di kursi. Maju, mundur, maju lagi. Pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih logis muncul; Kenapa manusia hanya menggunakan sebagian kecil otaknya? Kenapa bunuh diri itu dosa? Kenapa banyak orang mengerikan yang suka mengawasi orang lain? Pikiran ku terhenti, aku jadi teringat perempuan yang aku jumpai di café kemarin. Samantha, kalau tidak salah. Dan dia bilang dulu dia satu sekolah denganku. Tidak pernah berkomunikasi sebelumnya, berarti dia tidak tahu kalau aku pindah kesini. Berarti dia tidak tahu masa lalu ku, baguslah.

"Change Me."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang