Two

83 10 3
                                    

a.n : makasih udah mau baca cerita ini :) dan makasih vommentnya :)
See you...

Kita berada di tempat yang sama.

Tapi, menggapaimu hal yang sulit.

Berkali-kali Bara membaca tulisan itu, kado yang Bara temukan sepulang dari kampus tersimpan manis di depan pintu rumahnya.

Kening Bara berkerut, kado ini berbeda dengan kado sebelumnya. Meskipun pengirimnya sama, kali ini penggemar misterius itu seperti memberi clue, padahal Bara sudah tak ingin mengurusi pengirim aneh itu. Tapi setelah membaca deretan kata pada secarik ketas membuat Bara harus mengurusi penggemar misterius yang membuat rasa penasarannya bertambah besar.

"Di tempat yang sama? Tapi sulit di gapai?" Bara mengulang kalimat itu, berpikir keras siapa orang yang kelebihan kerjaan sehingga tak ada kerjaan lain selain menaruh kado di depan pintu rumahnya.

Bara merebahkan tubuh, menatap langit kamar berwarna abu-abu. Membiarkan pikirannya melayang jauh tak tentu arah, Bara sangat penasaran.

Drrtt...

Smartphone milik Bara bergetar, tangannya meraih benda persegi itu di dalam saku celannya.

Satu chat BBM masuk, dari Reyhan.

Reyhan : Bar, besok lo anter Lintang ke sekloh ya. Gue gak bisa anter dia, soalnya ada kelas pagi. Dosennya killer. Gue mau cari aman.

Bara : Sip, sering-sering aja dapet kelas pagi sama Dosen killer. Biar bisa anterin Lintang terus.

Reyhan : Gak usah modus lo. Awas jangan di apa-apain Lintang gue.

Bara : Elah, takutan amat sih? Tenang aja kali Rey. Gue orangnya jaga amanah kok.

Reyhan : Sok islami amat lo. Inget, jangan deket-deket Lintang. Jaga jarak!

Bara : Bawel amat lo Rey. Iya-iya calon Abang ipar.

Reyhan : Gue titip Lintang. Besok dateng pagi-pagi.

Bara : Anjrit. Tenang aja si, rumah deketan juga. Cuma di pisahin blok doang.

Reyhan : Hahahaha ... Iya juga ya.

Bara menyimpan smartphone di atas meja dekat tempat tidurnya, ia tak sabar menunggu besok karena akan bertemu Lintang sang pujaan hatinya. Membuat Bara menginginkan malam ini cepat berlalu.

"Good night Lintang."

Bara memejamkan matanya, menelusuri alam bawah sadar. Dengkuran halus lolos dari bibirnya.

------------------

"Duh, Lintang. Sori ya, aku agak lama datengnya." Bara menghampiri Lintang yang duduk di bangku teras.

Lintang tersenyum membuat Bara mati-matian berusaha mengatur detak jantungnya.
"Gapapa Kak, harusnya aku yang minta maaf. Udah ngerepotin Kak Bara terus."

Kebiasaan Bara memang tak bisa di kontrol jika berdekatan dengan Lintang, kini tangannya sudah mengacak gemas rambut milik cewek itu.
"Aku gak ngerasa di repotin, yaudah berangkat yuk? Tar kamu telat."

Bara meraih tangan Lintang, entah setan apa yang membuat Bara berani untuk mengenggam tangan cewek itu.

Lintang terkesiap, lalu memilih diam dan menunduk semakin dalam.

"Kak ..." Bara menoleh ke belakang, di mana Lintang berada.

"Iya, kenapa Lin?" jawab Bara sebiasa mungkin.

Secret Fans ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang