"Percaya atau tidak.
Miracle itu ada.
Tergantung bagaimana cara
Kita menemukannya."-------------
"Happy Birthday too you... Happy birthday too you..." kue ulangtahun yang di atasnya tertancap angka 19. Gue tersenyum, ngeliat wajah bahagia orang-orang disekitar gue.
Lintang ada di barisan depan dengan kue di tangannya. Orangtua gue di samping kanan dan kiri Lintang, ada Reyhan berdiri di belakang Lintang. Dan gue di depan Lintang, gak bosen-bosennya liatin wajahnya yang trus nunduk.
"Ayo, Bara tiup lilinnya." perintah nyokap bikin gue sedikit kaget dan salah tingkah. Pasti nyokap tau kalo gue merhatiin Lintang mulu.
"Make a Wish dulu brother." kata Reyhan. Gue nyengir, kedua tangan gue satuin dan menangkup di depan dada. Sambil memejamkan mata, gue berdoa. Berdoa yang terbaik buat orang-orang di sekitar gue ini. Semoga bahagia selalu mereka rasakan.
Gue ngebuka mata dan niup lilin itu.
"Potong kue nya, mama mau liat siapa orang spesial yang dapet suapan kue pertama." senyum nyokap penuh arti, gue memotong kue itu.
"Potongan pertama buat seseorang yang udah lahirin Bara dan ngedidik Bara sampe saat ini. Yang selalu pengen ngasih yang terbaik buat Bara, padahal dengan adanya mama. Bara selalu jadi yang terbaik, kue ini buat mama." gue memberikan suapan pertama buat nyokap. Mata nyokap berkaca, abis nyuapin gue meluk nyokap. Wanita hebat yang selalu pengen gue lindungin dan pengen gue bahagiain.
"Semalat ulang tahun anak ganteng mama." nyokap nyium pipi gue, abis itu ngelepasin pelukan gue. Nyokap memberikan senyum andalannya yang bikin gue tenang.
"Suapan ke dua, buat papa. Yang udah bekerja keras buat Bara." gue menyuapi laki-laki gagah yang udah berumur itu, bokap cuma nepuk pundak gue tiga kali. Bokap emang gak banyak omong. Tapi gue sangat menghormati bokap, yang gak pernah ngeluh dan trus bekerja keras buat keluarga.
"Dan, suapan yang sangat spesial. Bara kasih buat cewek yang tersayang." gue mengarahkan sendok itu ke arah Lintang, Lintang tersenyum malu.
"Cieee ..." Reyhan sama ortu gue kompak banget ngeledeknya.
Lintang ngebuka mulutnya, nerima suapan gue. Kalo gak ada Reyhan sama ortu udah gue cium deh pipinya. Gemesin.
"Dan kue terakhir, khusus buat gue." Reyhan ngambil alih kue yang ada di tangan Lintang. Ngebawa kue yang masih banyak itu, ortu gue cuma geleng kepala.
"Udah sono bawa. Makan sekalian sama lilinnya." kata gue sarkasme.
"Wah! Kode tuh, Om. Tante. Kayaknya ada yang pengen berduaan tuh." Reyhan menaik-turunkan alisnya. Apa-apaan itu.
"Yaudah, kita ke ruang TV aja. Kayaknya kita ngeganggu." nyokap nambahin.
"Nggg.... Ngga kok Tante, kalo rame kan lebih seru." Lintang keliatan gak enak, gue melemparkan tatapan tajam ke Reyhan. Biang kerok sialan.
"Udah sana, ke taman aja. Pasti ada yang mau lo omongin sama Lintang." pundak gue di dorong-dorong. Gue mendengus kesal.
"Yaudah, Lin pergi aja yuk. Di sini banyak orang nyebelin." gue meraih tangan Lintang, Lintang terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Fans ( Complete )
Teen FictionAku ... Adalah Fans mu, meski aku tahu kamu bukan seorang selebritis terkenal. Entah kenapa, menjadi Fans mu membuat aku senang. Walaupun... Hanya 'FANS RAHASIA'