Six

33 5 0
                                    

Bara dan Rini semakin dekat. Meskipun Bara masih menganggap Rini sebatas teman dan penggemar misteriusnya. Tapi Rini terlanjur berharap hubungan dengan Bara lebih dari seorang teman.

Terlihat jelas bagaimana cara Rini menatap Bara. Cara Rini tersenyum pada Bara. Dan cara Rini berbicara dengan Bara. Semua tampak jelas. Bahwa Rini menyukai Bara.

"Bara. Pulang ngampus lo sibuk gak?" tanya Rini dengan senyum cerah. Ketika mendapati Bara duduk sendirian di pojokan kantin.

"Emang kenapa?" bukannya menjawab. Bara malah balik bertanya. Sukses membuat Rini mengerucutkan bibirnya. Ya, karna sering menghabiskan waktu bersama. Entah itu menemani Rini mencari buku, atau sekedar minun kopi di kafe. Sekarang Eskpresi Rini tak hanya senyum tipis lagi. Tapi berbagai ekspresi muncul dari wajah putih Rini ketika Bara tak menjawab pertanyaannya.

"Temenin gue nonton. Gimana? Lo mau gak?" raut wajah Rini penuh harap. Bara tahu itu. Rini tak terlalu pandai menyimpan ekspresi wajahnya.

"Emmm ... Gimana ya? Pulang ngampus gue mau ke rumah Reyhan. Kayaknya gak bisa Rin. Kapan-kapan aja ya. Gue nemenin lo nonton."

Sebesit rasa kecewa muncul di kedua mata Rini. Meskipun  cewek itu menyuguhkan senyum lebar. Tapi kekecewaanya tak dapat di sembunyikan.

"Oh. Yaudah deh. Gue nonton sendiri aja." nada kecewa itu membuat Bara sedikit meringis.

"Sori, ya." kata Bara.

Rini tersenyum. "Iya. Gapapa kali. Slow aja."

Bara manggut-manggut.

"Lo gak ada kelas?" Bara melirik jam tangannya. "Udah jam sembilan nih."

"Ada sih Bar... Heheh, cuma males masuk ah! Dosennya ngebosenin." Rini nyengir.

Bara mendecak mendengar pengakuan cewek yang duduk di depannya ini.

"Yaudah lo ke dufan aja sana, gue yakin gak bakal bikin bosen."

"Kalo ke dufannya sama lo. Gue mau deh."

Bara sedikit tertawa.

"Bisa aja lo. Eh, lo masih mau di sini?" tanya Bara. Tangannya sibuk membereskan buku yang ada di atas meja kantin.

"Iya. Gue masih mau duduk di sini. Lo mau kemana? Kok beresin buku?" tanya Rini heran.

Bara menjengitkan alisnya.
"Gue mau ke kelas lah. Bntar lagi masuk. Emang lo kira gue mau kemana?"

Lagi-lagi mata berbinar Rini kembali meredup. "Gue kira lo masih lama disini, nemenin gue bolos gitu."

"Males banget gue nemenin lo bolos. Kalo bikin dosa jangan ngajakin gue." kata Bara sewot.

"Elah, segitunya banget lo Bar. Tapi kalo gue ajak ngopi bareng lagi. Lo gak bakal males kan?"

Rini kembali melancarkan aksinya. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Bara.

"Ngopi? Boleh lah. Yaudah, gue duluan ya. Rin." Bara menyampirkan tas di pundaknya. Menepuk kepala Rini dua kali. Setelah itu pergi menuju pintu kantin.

Rini trus menatap punggung Bara. Seakan dari sudut mana pun tubuh Bara. Sangat di sayangkan jika Rini melewatkannya. Meskipun rasa kecewa karna Bara menolak ajakan menonton bioskop. Namun sedikit harapan Rini gantungkan. Untuk bisa menyesap kopi bersama Bara. Suatu hari nanti.

Rini tersenyum. Berkat surat yang ia kirimkan untuk Bara. Berhasil mengantarkan ia selangkah lebih dekat dengan Bara.

-----------

Tak bosan Reyhan menatap cewek di sampingnya itu. Semakin lama di pandang. Semakin membuat candu bagi Reyhan, seakan matanya hanya terfokus pada cewek dengan tawa indah. Menenangkan.

Secret Fans ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang